Sasi merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya. Dia menatap langit-langit kamarnya. "Sepertinya aku butuh piknik," gumam dia dalam hatinya setelah mengalami hari yang cukup berat. Masalah hati dan pekerjaan cukup mengusik hidupnya. Dia menatap dunianya sudah tidak ada sebuah ruang. Dia bernapas begitu sangat berat sekali. Dia merasa dunianya cukup mengelap.
Hari menjelang petang sekali. Sasi bingung dengan hatinya. Dia benar-benar tidak bisa sama sekali menata dunianya. "Seharusnya aku tak pakai hati, karena ini sangat menyakitkan sekali. Cinta yang tak bisa memiliki," dia memejamkan kedua matanya.