Sebuah liang lahar telah mengubur jenazah wanita paruh baya itu. Nissan telah tertancap di ujung gundukkan tanah. Derai air mata keluarga mulai menetes tiada henti-hentinya di sana. Suasana berselimut awan gelap. Aroma mawar hitam tercium tajam hingga durinya benar-benar merasuk ke dalam hati. Tertampar berulang kali atas sebuah garis tangan yang telah Allah berikan selama ini.
"Sabarlah, Nak. Mama sudah berpulang," bisik Wijaya ke Haslan. Dia memang masih belum sempat mengucapkan kata maaf untuk ibunya. Dia benar-benar ingin sekali melakukannya. Dia tidak menginginkan semua itu. Satu kali tarikan napas dalam jiwanya yang terkurung dalam belenggu duka mendalam. Kematian itu begitu merobek hatinya.
Sabar dan ikhlas adalah sebuah jalan yang terbaik. Dua hal yang sangat sulit untuk siapa saja. Keluarga Wijaya memang masih dalam suasana duka yang mendalam kemarin. Dia benar-benar dalam sebuah masalah yang ada.