Kesunyian malam yang sangat panjang. Gesekan dedaunan yang mengering seketika. Rasa itu hampa hingga hambar seketika. Tatapan penuh dengan aroma keironisan. Tersayat-sayat dalam sebuah duka. "Kamu bahagia, aku..." Ave menepi di sebuah jalan dengan sejuta rasa sakit mendalam. Semua benar-benar mati rasa.
Rasa tidak akan pernah bisa dibunuh sewaktu-waktu. Karena hati yang berbicara dalam sebuah luka kenyataan pahit. "Ini nggak adil!" Ave mengeram dalam hatinya. Tak dapat mengikhlaskan dengan sangat cepat sekali.
Remuk sudah semua harapan yang telah Ave bangun. Semua tampak sia-sia. Terbunuh dalam keadaan. Dia merasa benar-benar terhimpit akan sebuah suasana. Semua hanya kehampaan hingga kekosongan dalam hatinya. Terkunci sudah. Satu hentakan dalam napas panjang. Mati dalam aroma tertusuk-tusuk. Tidak ada hari paling menyakitkan selain melihat seorang kekasih dimiliki yang lain. Semua cukup hancur berantakan.