Kemarau cukup panjang, seperti itulah suasana hati bagi Anya selama dua puluh tahun lalu. Dia harus bisa hidup berdiri sendiri dengan kedua kakinya. Bahkan dia merasakan kalau sebagian hatinya mati terbunuh oleh sebuah rasa yang tidak bisa diungkapkan. "Mungkin, aku tidak bisa menyelamatkan hubunganku dengan dia, namun aku akan bahagia demi melanjutkan kehidupan dua putri kesayanganku. Kini dalam benak pikiranku hanya ada mereka saja."
Perasaan yang sudah jatuh bahkan tertimpa pagar beton. Rasanya mau mati tapi masih terselamatkan raganya. Itulah yang dirasakan oleh Anya selama ini. Dia harus berusaha sekuat tenaga. Ia harus menjadi seorang ibu maupun ayah bagi anaknya selama dua puluh tahun. Dia memang sangat sulit mengontrol emosinya hingga hatinya memuai. Rasa panas hingga dalam hatinya terdalam siapa meledak seketika.