Brak! Yasmin membanting pintu kamarnya. Dia mulai termenung memikirkan apa yang terjadi di masa lalu keluarganya. "Ini nggak bisa berlarut-larut!" Dia mulai mondar-mandir di kamarnya sambil mengumam dalam hati. "Aku harus cari tahu!"
Yasmin yakin dengan dekat keluarga Wijaya dia bisa mencari tahu masa lalu keluarganya. Perempuan itu sangat keras kepala, bahkan tidak mempercayai ucapan ibunya mengenai keluarga Wijaya. "Ya, aku harus ambil hatinya Cavero. Karena dia adalah kunci kebenaran. Apa mungkin keluarga Wijaya sekejam itu?" Dia menghentikan langkahnya, lalu dia mematung sambil mengusap usap dagunya sendiri. "Aku ingin sebuah kebenaran bukan sebuah kesalahan yang memperkeruh masalah. Jika memang pelakunya keluarga Wijaya, maka aku akan menuntut pembalasannya."