Suara petir menyambar, lalu sebuah rintik hujan pun jatuh. Aroma hujan yang membuat sebuah kerinduan itu datang dalam hidup Aksara. Rindu akan pelukan ayahnya. Rasanya rindu itu beradu dalam benaknya.
TOK! TOK! TOK! Suara ketukan pintu apartemen di kala malam yang begitu sangat sunyi sekali. Ia pun berjalan melangkahkan kedua kakinya. Ia mulai membuka pintunya perlahan-lahan. CKLEK! Aksara membuka pintu lalu kedua matanya terbelalak seketika.
"Ayah?" Aksara merasa begitu terkejut, ia tidak menyangka kalau Allah dengan segera mengabulkan doanya. Ia langsung mengucek-kucek kedua matanya, ia merasakan kalau jantungnya berdebar-debar seketika. Ia tidak menyangka kalau semua itu bukan mimpi namun semua itu adalah kenyataan. "Apa kau adalah ayahku?" tanyanya sekali lagi untuk memastikan, karena wajah ayahnya sama sekali hanya berubah sedikit.