Hoam! Barra menahan rasa kantuknya. Ia bahkan sudah menghabiskan tiga cangkir kopi americano double shoot espresso, tapi kantuknya masih belum bisa ditahankan. Ia merasa tidak bisa menahannya. Hingga ia meminta OB untuk segera membelikan kopi di sebrang kantornya. Katanya terkenal begitu strong kafeinnya.
"Selamat siang, Pak!"
"Iya, Tina. Ada apa?"
"Pak, ini ada pengajuan dana dari pihak divisi marketing untuk pameran minggu depan."
"Kamu letakkan di atas meja saja," kata Barra seraya memijit-mijit keningnya. Ia begitu sibuk dengan beberapa pekerjaan, bahkan tugas deadline kampus yang harus segera dikumpulkan. Ia pun memberikan sebuah kode Tina agar dia segera keluar dari ruang kerjanya dengan mengibaskan tangan kanannya. Lalu Tina pun mengerti.
Tina pun keluar dari ruang kerja Barra. "Pria yang menarik, tapi angkuh dan arogant," gumamnya, lalu segera melangkahkan kedua kakinya pergi begitu saja. Ia mulai meraih gangang pintu.
"Tina."
"Hmmm."