Ehem! Barra pun menoleh, ketika mendengar suara deheman. Hingga suara langkah kedua kaki bergemelatuk.
"Tumben kamu ke kantor kakak?"
"Emangnya nggak boleh?"
"Coba kak Barra tebak! Pasti ada sesuatu yang kamu inginkan. Nggak mungkin seorang Sasi tidak mempunyai maksud terembunyi."
"Haduh, ketebak dech!" Sasi tersipu malu karena ia memang menginginkan sesuatu serta menagih sebuah janji manis dari seorang kakak.
"Kamu mau minta apa?"
"Yang jelas bukan uang, tapi waktu kakak yang teramat sibuk sekali. Sampai lupa sama adeknya!"
"Bukan lupa, cuman lagi banyak sekali tugas kuliah ditambah lagi tugas kantor. Kamu sih nggak mau bantu dikit-dikit."
"Mana ngerti Sasi tugas kantor. Lagian kakak nggak bilang kalau minta dibantuin. Emang Sasi itu dukun yang bisa menerawang kakak? Enggak, kan?" cetus Sasi. "Please, kakak ikut makan siang sama Sasi dong. Di luar dua temen Sasi juga ikut, kak."
"Kenapa nggak kamu sama kedua temenmu saja yang makan siang?" tanya Barra.