Suasana rumah kediaman keluarga Wijaya cukup mencekam sekali.
"CUKUP DENGAN DRAMAMU!" Pekik Haslan melemparkam seluruh koper-koper pakaian milik Tiara. Semua rahasia Tiara terbongkar seketika.
Tiara pun memegang kaki kanan Haslan. "Mas, aku bisa menjelaskannya."
"Menjelaskan?" ulang Haslan dengan melotot, ia menatap pekat Tiara. Ia tidak segan-segan untuk melepaskan tangan Tiara dari kaki kanannya. "Aku akan segera mengurus perceraian kita! Aku nggak sudi tinggal bersama wanita titisan ular seperti kamu!" ujarnya.
"Mas, aku bisa menjelaskannya," kata Tiara dengan menatap Haslan.
"Minggir! Jangan pernah kau muncul di hadapanku! Kita akan bertemu di Pengadilan."
Di luar sana kedua mata mengawasi pertikaian mereka. "Akhirnya kamu mendapatkannya! Aku nggak akan biarkan kamu menghianatiku, Tiara! Karena kamu itu cuman butiran debu!" dia menyeringai menatap Tiara yang terusir.
"Mas, aku bisa jelasin!"
