Hujan melanda kota Surabaya hingga menghentikan langkah Aci yang terpaksa berteduh di sebuah kios. Jumlah rintiknya semakin tidak beraturan. Bajunya sedikit basah kuyup. "Astaga, kenapa hujan datang di saat tidak tepat?" gerutunya berulang kali. Ia menadahkan telapak tangan kanannya ke arah rintik hujan.
Sebuah payung sudah ada di kepalanya, "Sebaiknya kamu pulang denganku, daripada kamu menunggu terlalu lama."
"Nggak usah!" ketus Aci menatap Allan.
"Ci.... aku niat nolong kamu loh," kata Allan seraya memayungi Aci.
Kedua mata Aci hanya membola dengan gerakan lambat. Ia sudah malas berhubungan dengan Allan. Ia memasang wajah jutek. "Kamu bisa bahasa manusia enggak sich! Aku itu udah nggak hubungan dengan kamu Allan! Udahlah kamu cari aja cewek lain! Pergi dari hidupku!"
Mendadak Allan menekuk kedua lututnya di tengah hujan yang begitu sangat lebat sekali. Ia menatap Aci begitu penuh dengan sebuah harapan.
