Aksara.
Debaran jantungku semakin kuat sekali. Hingga aku tidak sanggup berkata apapun. Semua tertahan begitu saja. Apa mungkin dia bagian dari kisah hidupku, pikirku.
Sungguh, rasa ini bagaikan permen kapas. Begitu manis dan lembut perasaan itu seakan aku tidak ingin bangun, jika semua ini hanya sebatas sebuah mimpi. Tatapan kedua matanya seakan membekukan jiwa-jiwa ku yang tak bertuan kala itu. Sebuah kalimat yang terucap terdengar begitu merasuk dalam hati. Mungkinkah, ini yang dinamakan cinta, pikirku.
Cincin ruby biru telah tersematkan di jari manisku. Hingga aku terbuai akan rasa yang tak sempat aku jelaskan kepada malam yang begitu indah. Senyumannya benar-benar membuatku terombang-ambing dalam sebuah lautan cinta. "Semoga saja kamu adalah jodoh yang sengaja Allah kirimkan," pikirku sambil menatap senyuman terindah di wajahnya.