Melisa terlihat ingin segera sampai di rumah kediaman Barra. Ia ingin meminta sebuah penjelasan. Ia yakin kalau Barra hanya pura-pura melupakannya. Wajahnya terlihat begitu cemas sekali. Napasnya mulai tersenggal-senggal.
"Terima kasih, Pak!" ucap Melisa memberikan selembar uang lima puluh ribuan ke abang ojek.
"Kembalinya?"
"Ambil saja, Pak!"
Melisa pun langsung menekan bel pagar rumah keluarga Barra.
"Ada apa nona?" tanya satpam rumah Barra.
"Saya ingin bertemu dengan Barra, Pak."
"Maaf, Non. Tuan Barra sedang keluar barusan."
"Ke mana ya, Pak?"
"Dia sedang mengantarkan nona Aksara untuk terapi."
Melisa pun terdiam. Ia seolah tidak mengerti kenapa Barra terlihat semakin dekat dengan perempuan itu. "Bukankah Barra merasa sangat alergi kalau bersama Aksara,"dia mulai menggumam dalam hatinya.
"Kenapa nona?" tanya satpam rumah Barra menatap Melisa.