"Sialan Barra! Udah ninggalin aku di tengah jalan!" dumel Aksara sepanjang perjalanan. Ia memiliki dendam kesumat dengan seorang pria yang memiliki nama Barra. "Kenapa kok masih ada pria model begitu?"
Aksara terlihat dengan wajah masamnya. Ia terpaksa harus naik angkutan umum karena uangnya di saku hanya tinggal dua puluh ribu rupiah. "Mana dompet ketinggalan pula! Sial!" dengus Aksara dengan sangat kesal sekali.
Sepanjang perjalanan Aksara bibirnya mengerucut. Hatinya begitu panas. Apalagi baterai ponselnya habis. "Shitt! Lengkap sudah penderitaanku!"
Bibir Aksara mengumam dengan tidak jelas. "Kenapa hari seperti ini harus ada ya Allah?!" Desisnya dalam hati kecil.
*
"Bar, buruan ke rumah sakit!" Lara begitu panik memerintah anak sulungnya. Ia merasa sangat cemas dengan kondisi putri bungsunya yang harus rawat inap di rumah sakit.
"Sabar, Bun," ucap Barra menjeda sejenak. "Barra masih ganti pakaian dulu."