Pov Syahid.
Sebuah malam tanpa berbintang. Ketika kamu berjuang kembali dengan kondisimu yang begitu lemah. Bagaimana aku bisa hidup bila tanpamu? Kamu adalah bagian dari pelengkap imanku. Memilihmu adalah sebuah hal tersulit. Seharusnya aku yang mengantikan dirimu agar kamu tidak perlu menahan rasa sakit.
Sebuah tangan menepuk bahuku, lalu aku tersentak dalam lamunan. Aku melihat sepasang mata yang ku rindukan. Dia adalah ibuku yang datang ketika dukaku kembali tersayat. Menarik napas hingga memeluknya dalam sebuah kehangatan.
"Tenanglah, istrimu akan baik-baik saja, Nak," ucap ibuku dengan nada begitu lirih. Bagiku dua orang perempuan hebat yang sangat aku cintai adalah ibuku dan istriku yang kini sedang berjuang melawan hidup. Bagaimana bisa aku kehilangan salah satunya? pikirku dalam sebuah keheningan suasana. Rasanya sebagian hatiku mati seketika.