"West August..... Apakah dia....."
Betapa mengerikannya pemandangan yang aku lihat ini. Adik yang aku sayangi kini bertarung menjadi musuh Para Pemegang Kartu Tarot. Dia bahkan telah berubah menjadi sebuah makhluk yang dia janji untuk kalahkan.
Aku berusaha bangkit namun tubuhku menolak. Rasanya tulang-tulangku ini tidak memiliki kekuatan untuk menopang tubuhku. Duduk saja rasanya sulit sekali, apalagi kalau aku coba untuk berdiri dan mendekatinya.
"Kau tenang dulu, Pan. Semua ini permintaan adikmu." ujar August.
"Dia memang selalu mencemaskanku..... Namun aku selalu bersabar dan pergi untuk menolongnya."
"Kau adalah kakak yang baik, Pan."
"...." aku tidak membalasnya.
Untuk sejenak, aku dapat menutup mataku. Menyerahkan semuanya kepada Para Pemegang Kartu Tarot ini. Mungkin ini memang sudah saatnya kami untuk pensiun. Pensiun dari pekerjaan yang kami geluti di dunia yang gelap.