Angel Pov
Hai kenalin nama gue Angela Franda Nathania Leoryna, panggil saja Angel. Untuk mengetahui lebih lanjut sudah ada diperkenalan.
Gw tinggal di London bersama dengan kembaran gw Daddy gue.
Ketika gue sedang asyik-asyiknya tidur, didepan kamar gue terdengar keributan.
Gue pun bangun dan keluar dari kamar, dan menemukan kedua adik lucknut gue yang sedang berdebat.
"Kalian menganggu tidur gue," ucap gue dingin menjewer telinga keduanya.
"Kakak ampun, ampun Kak," ucap keduanya bersamaan.
Memang Dady meminta kita untuk memanggil kakak kepada orang yang lebih tua meskipun kita kembar.
Gw langsung melepaskan tangan gw dari telinga mereka.
"Apa yang kalian debatkan?" tanya gw dingin.
"Kita ingin membangunkan kakak," ucap keduanya bersamaan.
"Kakak sudah bangun kan. Berbaikan sekarang," ucap gw.
"Maafkan gw," ucap mereka bersamaan lalu saling berpelukan.
Gw tersenyum tipis melihat itu, dengan jahil gw mencubit pipi chubby mereka.
"KAK NIA," teriak mereka kesal.
Gw hanya tertawa puas melihat mereka kesal. Mereka paling benci kalau pipi bakpao mereka dicubit.
Skip
Dady meminta gw dan para kembaran gw ke ruang keluarga.
"Ada apa Dad?" tanya Elvan.
"Daddy meminta kalian untuk mengungkapkan korupsi di MR'AHS yang ada di Indonesia, karena disana ada yang korupsi disekolah," ucap Daddy.
"NO," ucap gw dan Faro bersamaan.
Bukan kita gak mau membantu Dady, tapi gw sedang menyelesaikan kasus di gangster. Dan rencananya hari ini gw dan Faro akan pergi ke Los angeles.
"Kenapa? Apa kamu tidak mau membantu Daddy?" tanya Daddy.
"Bukan gitu Dad, kami ada urusan ke Amerika. Oke kita akan pergi ke Indonesia," ucap Gw melihat Daddy memelas.
Kalian tanya dimana keberadaan Mommy Raisa, Mommy meninggal pada saat melahirkan kita.
"Kak," ucap Dika.
"Jam berapa kita berangkat?" tanya gw dingin
"Nanti malam," ucap Daddy.
"Dad apa ada yang tahu tentang kepulangan kita," tanya Dika.
"Nggak ada, tenang saja. Kita bisa liburan selama satu Minggu disana, satu Minggu lagi kalian akan sekolah," ucap Daddy.
"Dad bolehkah aku ijin sebentar bersama dengan Dika, aku ada urusan" ucap gw meminta ijin.
"Packing dulu Princess, nanti kamu heboh sendiri ketika melupakan sesuatu," ucap Bang Al gw hanya nyengir.
Ketika waktu gw berusia 10 tahun, dengan kepintaran yang kita semua miliki, kita memutuskan untuk kuliah
Gw di Amerika, Bang Al di London, Gino di Belanda, dan Dika di Los angeles.
Gw lulus S3 pada saat usia 15 tahun, begitu juga dengan Dika.
Kenapa tidak dengan Bang Al dan Gino, mereka terlalu santai. Toh umur mereka masih muda.
Bang Frans sudah lulus S2 tahun kemarin di Jepang, Kak Fany di Korea, dan Kak Risca di Indonesia.
Empat tahun yang lalu, ketika kita (gw dan Dika) sedang melakukan magang disini, kita memutuskan untuk mendirikan perusahaan, gangster dan mulai ikut dalam balapan.
Menurut cerita dari Dady, gw dan Dika adalah copy paste dari Mommy.
Diusia gw yang ke 13 tahun, gw dan Dika mulai terjun ke dunia entertainment.
Dika itu bisa dikatakan polos, bisa dikatakan kejam. Dia sangat tidak bisa ditebak.
Dan menurut Daddy Dika sangat mirip dengan Oma Rain.
Yang diketahui oleh keluarga gw adalah kita pemilik pemilik perusahaan dan juga seorang aktris dan aktor.
Tidak dengan gangster ataupun dunia balapan.
Dan satu hal lagi yang tidak mereka ketahui kalau gw dan Dika sebenernya bisa membaca pikiran.
Skip
Kini gw dan Dika sedang berada didalam mobil, dengan Dika yang mengendarai mobil. Kita sedang pergi ke F'H company.
Tiba-tiba iPhone gw berdering, ternyata Kakak-kakak.
"Assalamualaikum dek," ucap Bang Frans.
"Waalaikumsalam," ucap gw dan saudara-saudara gw.
Gw melihat Dika tersenyum, selalu ia tunjukkan dari kecil.
"Katanya kalian mau pergi ke Indonesia," tanya Kak Risca.
"Iya Kak, Dady sih memaksa kita untuk ke Indonesia" ucap Bang Al
"Kamu lagi kemana Nia?" tanya Kak Fany.
"Ada urusan di perusahaan, aku dan Dika perlu memindahkan semua rapat-rapat ke Indonesia," jawab gw menunjukkan kamera kearah Dika.
Dika tersenyum menyapa kakak-kakaknya.
Gw menetapkan iPhone gw didekat tisu mobil.
"Bagaimana dengan jadwal pemotretan kamu?" tanya Bang Ravael
Tiba-tiba Dika menginjak rem mendadak, untung disisi.
"Ada apa?" tanya gw heran.
"Gw belum membatalkan syuting yang ada di Amerika," ucap Dika menjambak rambutnya sendiri.
"STT sudah dong," ucap gw melepaskan tangan Dika dari rambutnya.
"Emang urusan kalian yang ada di Amerika itu berbeda?" tanya Gino.
"Kita ada masalah perusahaan disana, aku yakin Dady meminta Bang Frans yang menanganinya. Al diminta managernya untuk ke Amerika selama satu Minggu ini," ucap gw.
Terlihat Al menghubungi managernya, dia berdebat sepertinya.
Nada dingin selalu terlontar dari mulutnya.
"Gw akan memecat Lo. Lo gak berhak mengatur gw," ucap Dika dingin.
"Gak masalah. Gw gak akan terlibat lagi dalam dunia entertainment lagi," ucapnya langsung menutup telepon.
"Dika jangan begitu. Kasihan Kak Sasa dia yang memperjuangkan kamu sampai sesukses ini," ucap Bang Al.
Dika menarik nafas, ia sangat susah mengendalikan emosinya.
"Tugas dari Dady lebih penting," ucap Dika.
"Kita bisa membujuk Dady, agar membiarkan Lo ke Amerika. Lagi pula tugas itu baru dijalankan seminggu lagi. Kak Al sedang membujuk Daddy," ucap Gino.
"Aku bilang tidak usah. Lagi pula aku tidak ingin lagi didunia entertainment," ucap Dika keras kepala.
"Daddy ijinkan kamu pergi ke Amerika. Disana kamu bisa tinggal dengan Frans," ucap Dady tiba-tiba.
"Dad," ucap Dika.
"Nia antarkan adik kamu ke Bandara, jika kamu memecat Sasa. Dady akan sita semua mobil kamu," ucap Dady final.
"Aku yang mengendarai mobil bukan Kak Nia," ucap Dika keras kepala.
Gw langsung keluar mobil, dan memaksa Dika untuk pergi.
Gw langsung memajukan mobil menuju bandara.
"Tapi biarkan aku tinggal di apartemen," ucap Dika.
"NO," ucap gw dan yang lain kecuali Bang Frans dan Kak Fany.
"Gak ada negosiasi. Frans awas saja kamu buat adik kamu tidak merasa nyaman disisi kamu. Dan kamu jemput Sasa juga Dika di bandara," ucap Dady tegas.
Bang Frans hanya berdeham untuk menjawabnya.
Seperti biasa Dika selalu menunjukkan senyuman manis nya.
"3 hari lagi ulang tahun kalian bertiga. Apa yang kalian inginkan?" tanya Daddy
"Terserah saja, kita bukan anak kecil lagi Dad," ucap Kak Fany.
Gw menghentikan mobil gw ketika tiba di bandara.
Sepertinya Al tidak menyadarinya, ia dari tadi melamun.
"Dek ini sudah sampai," ucap gw membuyarkan lamunannya.
"Eh sudah tiba ya," ucapnya.
Kita pun keluar dari mobil, dan mencari keberadaan Sasa.
Ketika sudah menemukan keberadaan Sasa kita menghampirinya.
"Ingat minta maaf kepada Sasa," ucap Dady kita masih melakukan video call.
"Kak Sasa," ucap kita menepuk bahunya.
"Gw minta maaf," ucap Dika dingin, ikhlas gak sih.
"Gak apa-apa kok," ucap Kak Sasa
"Sasa tolong jaga anak Om yang bandel itu," ucap Daddy.
"Baik Om, Faro sudah aku anggap sebagai adikku sendiri," ucap Sasa.
"Dek maaf ya kita tidak bisa mengantarkan Kamu," ucap Bang Al dan Gino.
"Tidak apa-apa Bang, Abang di Indonesia baik-baik ya. Bang Gino jangan jahilin Bang Al, Bang Gino nanti jahilin lagi Faro pada saat Faro pulang ke Indonesia," ucap Dika begitu polos nya.
"Kamu jaga kesehatan, jangan ngamuk, kali ini kita liburan tanpa kamu. Jangan merasa sendiri, dan satu lagi jangan melakukan yang aneh-aneh," ucap Gino.
"Oke Abang bawel, ingat jangan jahilin Bang Al. Ketika di Indonesia, kalian bertemu mereka jangan membenci mereka. Faro gak mau kalian kehilangan orang-orang yang menyayangi kalian. Sampaikan salam Faro kepada mereka," ucap Dika yang membuat kita semua heran.
"Apaan sih kamu jangan ngomong yang aneh-aneh, kamu juga nanti kesana," marah Bang Al.
"Faro merasakan kalau akan terjadi sesuatu pada Faro, entah kenapa," ucap Dika.
"Jangan berpikir negatif, Dika pasti baik-baik saja. Kan disana ada Bang Frans," ucap Daddy.
Tak lama ada pengumuman, membuat gw langsung memeluk Dika.
"Dika jaga diri baik-baik ya. Cepat pulang, Kakak akan merindukanmu," ucap gw.
"Iya Kak, Kakak jaga diri baik-baik ya," ucap Dika.
"Dadahh Faro sayang kalian," ucap Faro kedalam iPhone.
Kemudian ia berlalu menuju pesawat, diikuti oleh Sasa.
"Semoga kali ini firasat Dika salah," ucap Gw karena gw juga merasakan firasat yang sama.
"Frans jaga adik kamu. Jangan bersikap dingin kepadanya," ucap Daddy
"Lihat saja nanti," ucap Bang Frans.
"Sebenci-bencinya kamu terhadap Dika, dia tidak salah apa-apa. Sampai kapan kalian membenci adik kalian sendiri," ucap Dady langsung beranjak.
1327