Faro Pov
gw tiba di Amerika, begitu gw turun.
Gw langsung dikerubungi oleh para penggemar alias Vicanatic.
"Mana sih bodyguard Lo. Gw sudah lelah Kak," ucap Gw.
"Gw juga heran, dimana kakak Lo. Gw belum bisa pulang sebelum Kakak Lo datang," ucap Sasa.
Gw mencoba menerebos mereka, dan akhirnya berhasil.
Gw pun menuju parkiran, ketika melihat wajah kakak gw.
Gw merasa ada yang memantau gw, Yap dugaan gw benar ketika mendengar.
"Victor menunduk," ucap Sasa membuat gw menunduk.
Ada peluru tepat setelah itu, dan menuju mobil kakak gw.
"Bang Frans tutup kaca mobil," ucap gw ketika peluru itu malah meleset kearah kakak gw.
Dengan segera Bang Frans menutup kaca mobilnya.
Gw langsung berlari ke arah orang yang menembak gw.
"Siapa Lo hah?" Ucap gw emosi sebisa mungkin gw mengendalikan emosi gw.
"Lo gak berhak tahu," ucap orang itu.
"Alvino Lescott. Seorang pengusaha sekaligus pengedar senjata-senjata terlarang," ucap gw dengan dingin
Membuat ia menegang, gw melepaskan nya.
"SASA CEPAT BAWA DIA KE MARKAS, NANTI GW TANGANI" teriak gw langsung berjalan menuju mobil Bang Frans.
"Satu jam," ucapnya dingin ketika gw masuk kedalam mobilnya.
"Bang tadi aku," ucap gw terpotong.
"Banyak bacot," ucapnya langsung mengemudikan mobilnya.
Gw langsung menelpon seseorang .
"Hancurkan perusahaan Lescott grup dalam waktu 10 menit gw tunggu balasannya," ucap gw langsung memutuskan telepon sepihak.
Gw merasa ngantuk karena melakukan perjalanan jauh.
Ravael Pov
Gw melihat Faro sedang tertidur ketika kita tiba di mansion.
Wajah polos nya yang sangat mirip dengan Mommy, membuat gw membenci Faro.
Mommy meninggal karena dia terlahir, padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan.
Tapi dibalik rasa benci itu, gw kagum karena dia bisa mengelola perusahaan diusia yang sangat muda.
Selama 15 tahun lebih dia tidak pernah menuntut untuk merayakan ulang tahun yang bertepatan dengan Mommy meninggal.
Faro lahir pukul 00.04 jadi hanya Faro yang beda tanggal lahirnya dengan Kakak-kakaknya.
Kita selalu merayakan ulang tahun dari Al, Nia begitu juga dengan Gino, tapi tidak dengan Faro.
Hanya ada duka, tidak ada yang mengucapkan atau memberinya kado.
Kita bertujuh hampir mempunyai salah satu kemiripan dengan Mommy. Hanya saja Faro yang mendominasi.
Hanya rambut saja yang sama dengan Dady.
Nia juga sama mirip dengan Mommy, tapi pipinya tirus itu dari Dady.
Yang gw rindukan pipi chubby milik Mommy, yang setiap hari gw selalu cium atau cubit.
Padahal Gw juga sangat mirip dengan Faro hanya rambut yang beda.
Seumur hidup baru sekali gw menggendong Faro yaitu ketika bayi.
Gw masih ingat waktu itu ada perampokan di mansion, gw mendengar suara tangisan dan keributan dari kamar adik-adik gw.
Waktu itu gw langsung bangun dan masuk ke kamar adik-adik.
Tubuh kecil Faro melayang, dan akan jatuh tepat dihadapan gw. Naluri seorang kakak gw langsung menangkapnya.
Gw merasakan tubuhnya sama seperti Mommy ketika memeluk nya hangat
Faro lah yang pertama kali gw gendong waktu gw masih membenci adik-adik gw
Faro mengeliat dari tidurnya, gw langsung masuk kedalam
Faro Pov
Gw terbangun dari tidur, dan melihat ini sudah ada di mansion
Mana mungkin gw berharap kalau Abang menunggu gw untuk bangun
Gw pun masuk kedalam, disana ada 4 orang cowok yang gw gak kenal
"Rav siapa dia?" Tanya salah seorang cowok
"Dia Faro_" ucap Bang Frans langsung gw potong
"Temannya" ucap gw cepat
"Kak kamar gw dimana?" Tanya gw gak mau diinterogasi
"Di lantai 3 dengan pintu warna abu" ucapnya dingin
Gw pun segera pergi keatas untuk berganti pakaian
Sebentar lagi gw harus ke lokasi syuting, dan langsung ke markas
Gw memakai hodie berwarna hitam dan celana Levis berwarna biru
Gw langsung turun kebawah sebelumnya memakai kacamata dan membawa kunci mobil
"Kak gw harus ke lokasi syuting dulu, nanti pulang larut malam" ucap gw berpamitan
"Pulang jam 5 sore atau gw hukum" ucap Bang Frans dingin
Jam 5, sepertinya dia tahu kalau gw beres jam lima juga
"Tapi Kak gw selesai syuting jam 7" ucap gw berbohong
"Lo sudah berani berbohong" ucapnya dingin
"Tapi Kak" ucap gw
"Kembali ke kamar" ucap Bang Frans penuh penekanan
"Tapi aku harus syuting" ucap gw kekeh
"Sekarang. Alfaro. Gw tahu syuting dimulai besok" ucapnya dingin dan penuh penekanan
Padahal gw besok ingin merayakan ulang tahun Lo bang, maka nya gw majuin
Satu hal keputusan yang gw ambil, gw akan membatalkan syuting
Gw menelpon Kak Sasa, untuk mengurus semuanya
"Batalkan kontrak itu sekarang juga, kirimkan uang seratus juta untuk menangani kerugian nya" ucap gw dingin yang membuat mereka kaget
"Kenapa Lo berubah pikiran lagi Vic, bukankah Lo kesini untuk itu" ucap Sasa
"Batalkan. Disini gw atasan Lo, kalau Lo mau pulang, silahkan. Gw akan mengirimkan jet pribadi gw" ucap gw
"Apa yang terjadi kepada Lo VICTOR, KENAPA SEKARANG LO ASAL MEMBATALKAN KERJA SAMA INI. Mereka sudah mengharapkan semua ini" ucap Kak Sasa
"Berani Lo teriak ke gw bangsat. Gw yang menjalankan kenapa Lo yang ngatur" ucap gw dingin
"Terserah Lo. Cari pengganti gw, gw mengundurkan diri" ucapnya langsung mematikan telepon
"An***g" umpat gw pakai bahasa Indonesia
Sedangkan dari tadi gw pakai bahasa Inggris, anggap saja ya
"Berani Lo berbicara kasar" ucap Bang Frans
Tiba-tiba iPhone gw berdering lagi
"Apa lagi Hah?" Ucap gw tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelepon
"Berani berkata kasar pada gw" ucap seseorang yang gw kenal
"Bang Revo. Hehehe gw gak bermaksud, tadi ada hama" ucap gw
Bang Revo adalah tangan kanan gw sejak 3 tahun yang lalu
"Cepat ke markas yang ada di Amerika. Mangsa Lo kabur dan Blue Sky menyerang" ucap Bang Revo
"Gw gak bisa Bang, Lo tangani sementara. Gw akan mencari Mangsa gw" ucap gw
"Sejak kapan Lo tidak mementingkan markas hah" ucap Bang Revo
"KELUARGA GW LEBIH PENTING DARI APAPUN" ucap gw emosi
"A***** Lo kenapa berteriak" ucap Bang Revo
"Gw akan menyuruh bodyguard gw untuk kesana. Tapi hari ini gw gak bisa kemana-mana Bang, mengertilah. Gw berada di Amerika, Lo tahukan" ucap gw menetralkan nafas gw
"Oke gw minta maaf. Lo jangan emosi, tenangkan diri Lo. Gw akan berusaha untuk memenangkan ini" ucap Bang Revo
"Makasih maaf gw bentak Lo" ucap gw langsung mematikan telepon
Tarik nafas huh, kalau gw tersulut emosi gw akan begini, gw punya riwayat asma
"Maaf gw tadi marah-marah didepan kalian. Tadi ada sedikit masalah" ucap gw kebiasaan gw dari kecil selalu minta maaf meskipun kesalahan kecil
"Kak ijinkan gw untuk mencari Alvino" ucap gw meminta ijin
"Gw sudah suruh anak buah gw untuk mencarinya" ucap bang Frans
Membuat senyuman gw berkembang, gw pun mengangguk
"Vael, Faro kita pamit dulu" ucap salah satu teman Bang Frans
Setelah itu menyisakan gw dan Bang Frans
Kita fokus dengan acara nonton tv, gabut banget
"Bang pinjam laptop" ucap gw melihat laptop yang ada didekat meja
Dia hanya ngangguk, lalu gw membuka laptop
Gw rasanya sesak ketika melihat photo kakak-kakak gw yang jadi wallpaper didalam laptop
Kakak-kakak gw tanpa adanya gw, gw pun membuang nafas pelan
Meremas dada gw ketika merasakan sesak
Gw pun menancapkan flash disk dilaptop
Sebaiknya gw menyelesaikan beberapa masalah perusahaan yang belum gw selesaikan
Hanya pekerjaan yang membuat gw sedikit melupakan masalah gw