Axelia menunggu Gin muncul. Tapi sudah lama dia menunggu, dan sosok Gin belum juga menampakkan dirinya bersama anak-anak. Axelia jadi gelisah sendiri di sini.
Kegelisahannya membuat ia ingin pergi menyusul Gin ke dalam rumah vampir itu. Haruskah melanggar perintah Gin dan masuk mencari lelaki itu? Sementara keadaan di sekeliling tampak sepi dan hening. Hanya ada embusan yang bertiup menggesek dedaunan.
Axelia menarik napas dalam. Sudah ia putuskan, apapun resikonya akan ia terima dengan lapang dada.
Di saat yang sama, juga Gin sedang berhadapan dengan seorang vampir. Dia bukan vampir bangsawan, tetapi auranya membuat Gin mewaspadainya. Sementara kedua anak itu bersembunyi dibalik tubuh Gin.
Gin berancang-ancang. Vampir itu menyeringai, ia melihat Gin seperti melihat kelinci yang terpojokkan.