Guru itu melapor pada pemimpin klan Rexiana. "Tuan, nona Axelia memiliki perkembangan yang lebih lambat dalam melakukan kegiatan fisik." Dia mengamatinya selama menjadi guru latihan dasar mereka.
"Aku tahu. Tidak seharusnya anak itu memaksakan diri. Tapi aku tidak peduli. Semuanya terserah anak itu. Pergilah," ujar pria baya tersebut dengan ketus. Bahkan dia tidak menyebut nama puterinya.
Semua itu dapat terdengar oleh pendengaran Axelia. Gadis kecil ini terlihat duduk menekuk lututnya di tanah. Dia diam-diam mendengarkan percakapan mereka. Hatinya menjadi sakit.
Namun Axelia hanya diam tanpa ekspresi. Kemudian dia pergi dari tempat itu untuk menyendiri. Dia menyendiri di tempat yang sepi dan jauh dari perhatian orang lewat.