Dalam perjalanan di gunung menuju wilayah Claes, rombongan mereka ditembak puluhan anak panah dari kegelapan hutan.
Ketika satu anak panah menancap di kursi kusir, ketiga orang di dalam kereta itu melihat bentuk panahnya.
"Hanah, seperti apa panahnya?" tanya Axelia.
"Panah itu terlihat biasa saja. Memiliki ujung yang berbulu biru. Apakah itu bulu burung?" ucap Hanah mengamati panah itu dari dalam kereta.
"Bulu biru?" Axelia mengulang kata-kata itu dengan merasa heran.
Lalu Axelia memanggil Aiden melalui telepati. 'Aiden, panah itu adalah panah bulu biru.' Hanya satu kalimat saja yang Axelia ucapkan pada Aiden. Seperti sebuah kode yang tidak memerlukan penjelasan detail.
'Bulu biru?' Aiden menyapukan pandangan. Dia mengamati panah-panah yang berseliweran di udara dengan lebih jeli lagi. Lalu, seperti yang dikatakan Axelia barusan. Panah-panah itu memiliki ujung bulu berwarna biru.
"Aku mengenali pemilik panah itu," gumam Aiden yakin.