Namaku adalah Erika Fredella, aku di kenal sebagai perempuan tercantik dan terpintar di sekolah, lalu aku juga di beri julukan dengan sebutan "Jenius". Diberi julukan Jenius karena aku bisa melakukan apapun dengan hasil yang sempurna. Tapi, karena aku diberi julukan Jenius, mulai banyak orang yang iri dengan ku, kemudian menindasku. Sekalipun aku bisa melakukan apapun dengan sempurna, tetapi aku sedikit lemah dengan fisik. Setiap aku melakukan apapun dengan sempurna, tubuh dengan sendirinya akan tumbang. Mungkin itu bayaran untuk melakukan sesuatu dengan sempurna.
Dengan ketahuannya tentang fisikku yang lemah, mereka mulai menyerangku setelah aku melakukan sesuatu dengan sempurna, termasuk adikku. Serina Fredella, adikku yang hanya berbeda satu tahun, dia orang yang paling iri denganku, dia akan melakukan apapun untuk menghancurkanku. Tetapi yang tidak kusangka dia rela untuk melenyapkanku dari dunia ini.
Kejadian itu terjadi saat malam hari ketika aku pulang dari kerja lemburku. Saat itu aku pulang naik mobilku, waktu dijalan arah kerumah, aku melewati jalan turunan yang sedikit curam, karena jalan yang biasa aku lewati sedang terjadi perbaikan jalan. Saat diturunan, di depanku terdapat truk besar, aku mencoba menge-rem mobilku, tapi mobilku tidak berhenti juga. Aku baru nyadar rem mobilku putus saat sudah mendekati truk besar itu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku merasa ajalku sudah dekat. Lalu, kecelakaan itu terjadi dalam sesaat. Mobilku menabrak sebuah truk, dan hancur parah. Aku yang berada di dalam mobil penuh luka parah. Saat itu aku berpikir, "Kalau saja rem mobilku tidak putus, aku pasti bisa menghindari kecelakaan ini. Tapi, bagaimana rem mobilku bisa putus? Jelas-jelas mobilku baru saja di service, tiba-tiba rem mobilku putus. Siapa lagi kalau ini emang sudah di rencanakan untuk aku mati? Aku masih belum mau mati, aku mau hidup. Jika saja aku di beri kehidupan untuk kedua kalinya, aku ingin balas dendam kepada orang yang sudah membuatku mati". Tidak lama kemudian, kesadaranku mulai menghilang.
Tiba-tiba terdengar suara asing dibawah alam sadarku, "Kehidupanmu sungguh malang, dikhianati oleh adikmu sendiri dan dibunuh olehnya," aku tidak tahu suara itu berasal.
"Siapa kamu?" tanyaku.
"Tidak peduli siapa aku. Tapi jika kamu ingin balas dendam, aku bisa saja memberimu kehidupan sekali lagi. Apa kamu mau?" tanya balik suara asing itu.
Tanpa aku berpikir, aku langsung menjawabnya, "Ya, aku mau".
"Baiklah, tetapi sebagai gantinya aku ingin kamu membunuh adikmu sendiri sebagai bayaran menghidupkanmu kembali. Apa kamu bisa?" tanya lagi suara itu. Membunuh adikku sendiri?, batinku.
"Dia yang sudah membunuhmu, maka dikehidupanmu selanjutnya kamu yang harus membunuhnya. Lagian dia lah yang harus kamu balas dendam, bukan? Bagaimana?" lanjutnya. Aku mulai berpikir, jika aku membunuh adikku, bukankah aku dan adikku sama-sama jahat? Tapi kenapa aku harus berbelas kasihan kepada adikku, dia sudah membunuhku. Maka, dia harus mati untukku.
Aku pun tersenyum, "Baiklah, aku akan menerima persyaratanmu. Aku akan membunuh adikku sendiri,"
"Bagus, sekarang tutuplah matamu. Lalu, kamu akan terbangun, sebelum kematianmu terjadi," serunya.
Aku menutup mataku, aku merasa kehangatan yang menempel di dahiku. Saat itu, aku juga mulai mendengar suara bel-ku berbunyi. Aku mematikan bel-ku dan terbangun.
"Aku dimana?" gumamku. Aku melihat kalender di samping kasurku. Di situ tertera tanggal 3 Juli 2023, aku terkejut. Ternyata "orang itu" menghidupkanku enam tahun sebelum kematianku. Yang berarti, aku masih kelas dua SMA. Dimana penindasanku dimulai, yang artinya dimana pembalasanku dimulai.
Bersambung...