Kepolisian Seoul
20 April 2016
13.00 KST
Hari ini, rapat investigasi kembali dilanjutkan untuk membahas hasil autopsi korban oleh Laboratorium Forensik Itaewon. Mark, Doyoung, Jaehyun, dan Taeyong sudah siap dengan laporan di tangan masing-masing.
"Dokter Lee, bagaimana hasil autopsi korban?" tanya Doyoung yang bertugas sebagai moderator atau lebih tepatnya pengarah agenda rapat siang itu.
"Baik—" Taeyong mengela nafas panjang
"Kami melakukan autopsi masing-masing empat jenazah di tempat berbeda, yaitu kelas, dapur, kafetaria, ruang guru, toilet, perpustakaan, aula, dan tempat parkir."
"Berdasarkan waktu kematian, jenazah di kafetaria, yang teridentifikasi sebagai juru masak, tewas terlebih dahulu, diperkirakan pukul 13.30."
"Dan sesuai hipotesis yang saya sampaikan, kematian disebabkan oleh kerusakan CNS, dimulai dari lobus optik otak, dan saraf motorik."
"Kejanggalan yang kami temukan, ada substansi asing yang mengendap di serum, eritrosit, dan sel liver jenazah, dan laboratorium kami tidak bisa mengidentifikasi senyawa tersebut saat ini. Substansi tersebut kami curigai, karena bukan komponen biologis, namun bukan juga komponen artifisial atau sintetik."
"Apakah itu toksin yang Anda maksud?" tanya Mark.
"Bisa jadi[FAJ2] ." Taeyong menjawab dengan tatapan cukup meyakinkan.
"Jaehyun, hubungi Profesor Eric Sohn dari departemen toksikologi KAIST. Beliau adalah profesor yang mengusut kasus food fraud lima tahun silam di Busan, bersama saya. Kebetulan, ini mirip bisajadi." titah Mark yakin.
"Baik Kak!"
"Lalu apalagi yang Anda temukan, dokter Lee?" tanya Doyoung yang sedari tadi sibuk menyusun puzzle dikepalanya.
"Kami berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi karakteristik fisik dari senyawa tersebut, dan ternyata substansi tersebut merupakan liquid-plasma berukuran nano dengan enkapsulasi bilayer "
"So, it's inhaled and dissolved? What the hell!" umpat Doyoung setelah merasa memecahkan teka-teki yang rumit.
"Untuk jenis substansi tersebut, kami benar-benar tidak menemukan identitas apapun dalam database forensik ataupun biomedis" ujar Taeyong. Semua orang menghela nafas panjang.
"Bagaimana dengan sampel makanan?"
"Ah! Senyawa yang sama ditemukan di seluruh jenis makanan hari itu. Saya bekerjasama dengan Profesor Lee Ji Eun dari departemen Analisis Pangan SNU untuk analisis PCR dan GC-MS. Tapi lagi-lagi, kami hanya bisa mengidentifikasi karakteristik fisiknya. Substansi tersebut bersifat volatil dan—" Taeyong menggantung ucapannya, membuat semua orang di ruangan itu menatap tajam penasaran.
"Terdeteksi senyawa benzyl alcohol, senyawa itu penyusun utama flavor sintetik ceri."
"Che-cherry[FAJ6] ?" tanya Jaehyun memastikan, Ia tampak belum bisa mencerna arah penjelasan dari Taeyong itu.
"Ya, kemungkinan untuk menyamarkan identitasnya sebagai toksin. Profesor Lee mengatakan, pembuat toksin ini sangat cerdas dan out of the box."
Penuturan Taeyong membuat dua detektif di ruangan itu mengerutkan dahi. Suasana hening sejenak, hanya deru nafas yang terdengar.
TING!!
Handphone Jaehyun berbunyi tanda notifikasi.
"Profesor toksikologi Eric Sohn dari KAIST bersedia bekerjasama dalam kasus ini."