"Ya! Harusnya dia terekam di sini!" seru Hoseok.
"Kau sedang berhalusinasi akibat suasana di sini yang begitu mencekam," ujar Yoongi.
"Tidak, dia mengatakan yang sebenarnya," sahut Taehyung. "Gadis itu ... benar-benar ada di sini,"
Hoseok seketika memeluk tubuh Yoongi. Namun, Yoongi memberontak.
"Ya! Ya! Jangan memelukku!" seru Yoongi.
"Aku takut, Hyung," gumam Hoseok. Sementara Jungkook tak begitu memahami apa yang dikatakan oleh teman-temannya itu.
"Aku ingin tahu, bagaimana kalian bisa melihat hantu? Aku bahkan tidak bisa merasakan kehadiran mereka," gumamnya.
"Oh, Jungkookie! Aku ingin sekali bertukar posisi denganmu. Lebih baik, aku tidak bisa melihat mereka sama sekali!" seru Jimin. Sedangkan Taehyung, ia baru saja selesai menjahit tubuh mayat itu.
"Kalau kau ingin tahu, caranya mudah sekali. Jika kau sedang berada di sebuah tempat, perhatikan barang-barang elektronik di sekitarmu. Jika tiba-tiba barang itu mengalami masalah, bisa dipastikan bahwa di sekitarmu ada hantu," ujar Taehyung sembari melepaskan masker yang sedaritadi ia kenakan. Jungkook terdiam sejenak. Lalu, ia bertanya lagi.
"Contohnya seperti apa?" tanyanya kepada Taehyung.
"Ponsel! Jika ponselmu yang tidak bermasalah itu tiba-tiba mengalami gangguan seperti hilang sinyal, ataupun ponsel yang mati dan menyala dengan sendirinya, maka bisa dipastikan bahwa disekitarmu ada hantu," sahut Taehyung. Jungkook pun memeriksa ponselnya yang tiba-tiba menyala dengan sendirinya. Padahal, sebelumnya layarnya redup. Ia sedikit terkejut melihat ponselnya sendiri.
"Oh, ini benar-benar aneh. Ponselku menyala dengan sendirinya. Padahal, aku tidak menyentuhnya sama sekali," ujar Jungkook. Yoongi, Hoseok, dan Jimin pun semakin takut.
"Ya, Jungkook-ah! Kau jangan menakut-nakuti kami!" seru Yoongi yang berusaha sekuat tenaga untuk tetap terlihat tenang.
"Siapa yang bercanda? Aku serius. Ponselku tiba-tiba menyala dengan sendirinya," sahut Jungkook.
"Oh, Ya Tuhan, tampaknya aku salah pilih sekolah," keluh Jimin sembari mengusap bulu kuduknya yang tiba-tiba berdiri.
"Ya! Kalian ini pria macam apa? Pria sejati itu tidak boleh takut dengan hantu!" seru Namjoon. Ia heran sekali melihat teman-temannya yang penakut itu.
Beberapa saat kemudian, Seokjin membuka matanya. Matanya terbelalak, dan napasnya juga tak karuan. Semua orang pun berdatangan menghampirinya.
"Ada apa, Hyung? Apa yang kau lihat?" tanya Namjoon. Jin menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada waktu untuk menceritakannya. Sekarang, kita harus mengembalikannya!" seru Seokjin.
*****
Ketujuh orang itu bergotongan membawa mayat itu dengan susah payah. Lalu, tiba-tiba Namjoon menghentikan langkahnya.
"Berhenti!" Namjoon berseru dengan lirih. Ia merasa seperti mendengar suara langkah kaki dari kejauhan.
"Apa kalian mendengar suara langkah kaki?" tanya Namjoon. Semua orang mencoba mendengarkan suara itu.
"Oh, pasti itu Chan gyeongbi-nim. Kita harus bersembunyi!" perintah Seokjin.
"Tapi, kita harus sembunyi di mana?" tanya Hoseok. Seokjin pun terdiam sembari berpikir, serta menengok sekitarnya.
Sementara itu, sosok security di asrama itu terlihat sedang kebingungan mencari kuncinya yang hilang.
"Aku yakin telah membawanya. Tapi, kuletakkan di mana?" gumam sang security sembari berjalan melewati toilet pria. Ia tidak menyadari bahwa di dalam sana, ada tujuh orang pria yang tengah bersembunyi.
"Oh, tampaknya dia sudah pergi," ujar Namjoon. Sementara itu, Yoongi, Hoseok, dan Jimin terlihat menangis ketakutan karena harus memegangi tubuh mayat itu. Taehyung terlihat menahan tawanya melihat tingkah mereka.
"Bagaimana? Ini menyenangkan bukan?" tanya Namjoon.
"Apanya yang menyenangkan?! Jelas-jelas menakutkan!" seru Yoongi. Jungkook terlihat sangat antusias.
"Aku merasa hidupku begitu datar. Tapi, baru kali ini aku merasa adrenalinku begitu terpacu," sahut Jungkook.
"Nah, bagaimana kalau kita membentuk sebuah kelompok yang bertugas menyelesaikan misteri? Kita beri nama kelompok ini Bangtan. Anggap saja ini adalah tugas pertama kita. Bagaimana menurut kalian?" tanya Namjoon. Yang lain pun terdiam sejenak.
"Jujur saja, aku orang yang penakut. Tapi, aku juga suka tantangan," sahut Jimin. Begitu juga dengan Hoseok. Yang lain pun menyetujui saran itu, termasuk Yoongi.
"Ya sudah, aku hanya ikut saja. Jadi, aku juga setuju," ujar Yoongi.
*****
Pada saat jam istirahat, Jungkook tengah membaca-baca buku di perpustakaan. Lalu, tiba-tiba Taehyung menghampirinya.
"Katakan padaku. Kemarin, kelompokmu yang membedah tubuh mayat itu bukan?" tanya Taehyung. Jungkook pun menganggukkan kepala.
"Lalu, apa saja yang kau lakukan selama kelompok kalian bertugas?" tanyanya lagi. Jungkook pun mengembuskan napas panjang.
"Sejujurnya, aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya diam sambil memerhatikan mereka," sahut Jungkook dengan wajahnya yang terlihat sedih. "Mereka melarangku ikut campur. Mereka tak suka denganku. Maka dari itu, aku tidak tahu bahwa dia masih hidup pada saat itu,"
Taehyung terdiam. Beberapa saat kemudian, ia pun tersenyum tipis.
"Kalau begitu, kau beruntung," ujar Taehyung. Jungkook pun mengerutkan alisnya. Ia tidak mengerti dengan maksud Taehyung.
"Aku bisa merasakan kemarahan gadis itu. Ia sangat marah dengan orang-orang yang telah membuatnya seperti ini. Termasuk orang-orang yang ada di dalam kelompokmu," gumam Taehyung. "Dia ... Ingin membalas dendam pada semua orang yang telah membunuhnya,"
***** TBC *****