Cinta adalah hal terindah yang diberikan Tuhan kepada setiap umatnya. Tapi, tidak dengan cinta yang menembus aturan-Nya. Cinta diantara Hans & Dimas bukan hanya menabrak aturan Tuhan tetapi juga melawan sistem sosial. Cinta yang tak mengenal jenis kelamin, akan selalu dinyatakan haram, sekalipun kau bergeming. Kini, ia telah pergi. Pergi menjauh untuk menyendiri. Seperti bayangan yang tak ingin bersama raganya.
Mungkin ini lebih baik daripada terus berkelut dan membuat sakit hati seorang wanita. Dimas tahu betul bahwa sakit hati seorang wanita tak akan ada obatnya. Sekalipun ia mungkin telah memaafkan, hanya saja pasti akan tersimpan goresan yang tak akan terurai oleh waktu.
…
Hari – harinya kini sudah tak lagi sama. Tak ada canda, tawa atau pun sekedar berbagi kasih. Hidupnya hampa. Seperti halnya rumah tangga tanpa cinta. Bahkan kini Hans semakin irit bicara. Meski rumahnya tampak megah namun para penghuninya seakan bisu dan diam seribu bahasa.
Keluarga yang dulu tampak harmonis kini diambang keretakan. Cinta yang dulu selalu mewarnai kini mulai luntur oleh waktu. Diterjang badai dan bayangan masa lalu. Kau dan dirinya kini hanya sebatas bayangan dan angan – angan. Tak akan pernah lagi sama.
….
Meski tak mungkin lagi bertemu dengan sang kekasihnya, namun Hans tak pernah menyerah. Setiap hari setelah pulang kerja ia selalu menyempatkan waktu berkunjung ke Apartemen yang pernah ditempati oleh Dimas. Ia memandangi foto – fotonya. Kenangan manis yang penah terurai melewati pikirannya. Namun itu semua kini ditelan waktu dan kejamnya sistem sosial.
Hans masih berharap bahwa ia dapat bertemu dengan sang kekasihnya tersebut. Tapi sang waktu seolah tak mengijinkannya. Mungkinkah cinta yang dulu pernah di pupuk bersama, kini akan hilang selamanya. Ataukah sang waktu akan mempertemukannya kembali.
….
Inikah rasanya ditinggal pergi oleh sang kekasih
Dunia terasa hampa
Arah & tujuan seakan sirna
Karena hati tak lagi bersamanya
….
9 BULAN KEMUDIAN…
Suara tangis seorang bayi laki – laki terdengar sangat manis. Hans menatap anak keduanya tersebut dengan penuh cinta dan kasih sayang.
"Mengapa kau menangis mas?" Tanya Vera yang sedang terbaring.
"Aku rasa kita tak bisa lagi bersama Ver"
"Apa maksudnya Mas?"
" Kau tahu, sejak kepergian Dimas aku merasa hidup ku tak lagi sama. Meski kita berada dalam satu bahtera rumah tangga, aku merasa cinta ini telah tak ada". Matanya mulai berlinang. Hans lalu memegang tangan istrinya tersebut.
"Maafkan aku, jika selama ini aku tidak bisa menjadi suami yang baik untuk mu."
Derai air mata ibu dua orang anak itu semakin tak terbendung. Tangisan pada hari itu menjadi perpisahan. Rumah tangga yang telah dibangun lebih dari sepuluh tahun kini sudah benar – benar telah musnah.
…
PERCERAIAN ITU MENYAKITKAN
Setelah melewati beberapa kali persidangan, akhirnya hari yang dinanti pun telah tiba. Hari dimana dua insan yang telah lama bersatu akan berpisah untuk selamanya. Dibelakang Chris tak bisa menutupi kesedihannya. Air matanya terus mengalir. Sederas air hujan yang turun dari langit.
Hakim lalu membacakan putusan persidangan. Kini, keduanya telah resmi bercerai sebagai pasangan suami istri.
Hans lalu mendekati Vera. Ia memeluk mantan sang istrinya tersebut untuk terakhir kalinya.
" Kau tahu apa yang lebih menyakitkan selain ditinggal pergi oleh orang yang kita cintai?" Tanya Hans sembari mengusap air mata Vera dengan tangan kanannya.
" Berpura – pura mencintai seseorang. Itulah yang aku lakukan selama puluhan tahun ini. Aku sadar bahwa cinta ku kepada mu memang sudah pudar, dan salah ku memaksakannya kembali utuh. Tapi sekarang aku merasa sudah tak ada lagi beban, karena kita sudah berpisah".
Hans terdiam sejenak, ia menahan air matanya yang hampir jatuh.
"Aku berharap kau akan menemukan pria yang lebih baik dibandingkan diriku. Maaf jika selama ini aku belum bisa menjadi pendamping yang terbaik bagi mu"
Ia lalu memangil chris yang sedang duduk. Pelukan itu menjadi akhir dari keluarga yang dulu harmonis. Meja hijau telah menjadi saksi betapa kejamnya cinta yang tak direstui.
Pelukan itu seakan menjadi tanda bahwa hangatnya orang tua tak akan pernah tergantikan. Meski kini Vera & Hans telah berpisah, namun tak ada istilah mantan Ibu atau Ayah. Mereka tetaplah orang tua bagi Chris.
…
Mengapa sang waktu seakan mengambil segalanya
Cinta dan kasih sayang yang telah dipupuk bersama
Semua seolah sirna hanya karena hubungan kita
Dianggap berbeda
….
Setelah perceraiannya, Ia memutuskan memberikan rumah yang pernah ditinggali bersama bagi sang mantan istri dan anaknya. Ia memilih untuk tinggal di apartemen yang dulu ditempati oleh Dimas. Ia juga tak luput memberikan nafkah bagi anak dan mantan istrinya tersebut. Bahkan sesekali ia berkunjung untuk bertemu dengan buah hatinya.
…
Perpisahan memang terkadang menyakitkan, terlebih lagi jika itu diuraikan dalam sebuah perceraian. Tapi, lihatlah keluarga ini. Mereka nampak jauh lebih ketika tak lagi menyandang status sebagai suami – istri. Keduanya seolah telah lepas dari sebuah borgol besi yang selama ini mengikat mereka.
Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Ia harus muncul dari hati yang paling dalam. Mencintai & memiliki adalah dua hal yang terkadang dianggap sama. Padahal disaat kita memiliki seseorang bukan berarti cinta juga ada. Semua bisa bersandiwara, termasuk soal cinta.
Apa yang terjadi pada kehidupan keluarga Hans & Vera seolah mengajarkan kita, bahwa rumah tangga harus dibangun atas dasar kepercayaan. Jangan pernah mengkhianati cinta yang telah dibangun. Karena jika itu sudah terjadi, sekalipun kata terucap tetap saja luka itu tak akan penah bisa diobati.
…
HARI YANG TAK LAGI SAMA.
Meski Hans selalu menampakan rawut wajah yang gembira, sejatinya hati kecilnya sedang menangis. Setelah percerainnya ia memang begitu lega. Namun, ditingal pergi oleh sang kekasih tanpa alasan yang jelas benar – benar memukul batinnya.
Rindu. Itulah kata yang selalu terucap dari bibirnya takala melihat foto sang kekasihnya tersebut. Setiap malam ia hanya bisa memandangi wajahnya, senyumannya dari sebuah foto yang terpanjang di ruang tengah apartemen.
Meski kini, Ia mencoba menerima kenyataan dan menjalani hidup tanpa dirinya. Namun, tetap saja kerapuhan tidak dapat disembuyikan. Hans seolah telah jatuh dalam dekapan cinta laki – laki bernama Dimas. Laki – laki yang telah merenggut cintanya dan membawanya ke dalam sebuah alunan cinta yang tak berujung. Mungkinkah.
Mungkinkah cinta itu akan dapat disatukan kembali, meski raga tak lagi bersama. Bagaimana mungkin merajut cinta tanpa raga. Ini sebuah khayalan atau hanya harapan yang tak akan pernah menjadi kenyataan.
Cinta memang terkadang membingungkan. Ia tak ubahnya sebuah pertanyaan yang tak ada jawaban. Kini, pria itu menunggu sang kekasihnya datang kembali.
....
Bersambung.....