Stacey merasakan hawa keberadaan makhluk hidup lainnya, uniknya tempat ini adalah terdapat penerangan buatan di langit-langit.
Jumlahnya tak hanya satu, namun banyak orang. Tapi keberadaan mereka berada di luar ruang perpustakaan. Stacey dan Jason berdiam diri dalam waktu yang lama, menunggu para makhluk bernyawa yang tak dikenali itu pergi.
Stacey berjalan perlahan menuju pintu luar perpustakaan, mengintip dari balik celah-celah dinding yang rusak. Terdapat seseorang berjubah polos membelakangi Stacey, Stacey tak paham apa yang mereka lakukan dan bicarakan disini.
Orang berjubah yang membelakangi Stacey berpindah tempat, Stacey sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ada tanduk hitam di kepalanya dengan mata merah terang. Tak ada simbol apapun yang berada di wajah orang bertanduk tersebut.
Orang-orang yang mengelilingi makhluk bertanduk itu merapalkan sebuah mantra dalam bahasa kuno, lantai mulai bercahaya merah redup dan getaran terasa hebat di kaki Stacey. Stacey masih diam tanpa suara walau rasa khawatir mulai menggerogoti tubuhnya.
Jason tak bisa bergerak karena rasa khawatir yang amat dalam. Makhluk bertanduk itu melirik ke arah Stacey, sontak Stacey langsung beralih.
Makhluk itu menghiraukan dan melanjutkan ritualnya. Dirasa aman Stacey mengintip lagi, satu persatu orang berjubah mulai berjatuhan dan aura jahat dari makhluk bertanduk semakin terasa.
Tiba-tiba ledakan dari pintu masuk terdengar, rombongan orang dengan jubah bersimbol FREENITY terlihat.
Mereka mengepung para orang-orang yang melakukan ritual.
"Ini tempatku. Tung—" Orang yang bersuara ini memiliki suara berat yang dingin.
"Tak kusangka ternyata ras mu belum punah. Sebuah pertemuan yang tak terduga." Lanjutnya.
Orang-orang dari FREENITY menangkap para orang berjubah yang hendak melarikan diri.
"Huh? Bahkan orang dari masa lalu seperti kalian juga masih ada? Aku tak membutuhkan kalian." Makhluk bertanduk itu mencoba melarikan diri dengan menumbuhkan sayap hitam di punggungnya.
Tak disangka, anggota FREENITY itu loncat ke atas hingga menyamai tingginya makhluk bertanduk tersebut.
Mereka berkelahi di udara, makhluk bertanduk itu unggul karena dirinya memiliki kekuatan yang besar.
Anggota FREENITY yang masih belum diketahui namanya melirik ke bawah lebih tepatnya dimana Stacey berada. Dirinya menebas udara ke arah Stacey, hampir saja Stacey terluka atau mungkin terbunuh jika dirinya tak menghindari.
Anggota FREENITY itu menyerang dimana Stacey bersembunyi dan mendatangi perpustakaan reruntuhan. Karena Stacey memiliki firasat bahwa hal buruk akan terjadi padanya maka dari itu dirinya bersama Jason cepat-cepat pergi keluar dari dungeon kuno ini.
Hawa keberadaan Stacey memang terasa di anggota FREENITY itu, Stacey tak tau apa-apa mengenai selanjutnya dan tujuan mereka. Satu yang pasti mereka masih berkelahi di dalam dungeon kuno itu.
Stacey dengan cepat mengambil sapu terbangnya dan pergi meninggalkan tempat itu, dirinya langsung saja pergi melapor pada Aldero.
"Maaf, mari lanjutkan perkelahian kita, sebelum itu aku ada tawaran yang sangat menarik." Anggota FREENITY dengan suara berat berkata dan tersenyum licik.
"Roh kuno mu tak pantas bekerja sama dengan ras ku." Makhluk bertanduk itu menolak mentah-mentah tawaran anggota FREENITY dengan tegas.
"Abaddon, kau ingin ku segel kembali?" Anggota FREENITY tersebut mengancam makhluk bertanduk yang bernama Abaddon itu.
"Zeith, kau bahkan tak sanggup melukaiku." Abaddon meremehkan Zeith dengan lancang.
Kedua makhluk yang masih misteri keberadaan nya ini kembali berkelahi sengit. Entah siapa yang memenangkan perkelahian kali ini tapi itu yang akan menentukan apa yang terjadi selanjutnya.