Chereads / Phantasy world / Chapter 36 - FREENITY kah?

Chapter 36 - FREENITY kah?

Api menyala dan teriakan para warga terdengar nyaring, tak hanya guild Rafoxa saja yang berada disana, guild-guild lain pun ada bahkan aparat keamanan.

Hal itu, kobaran api dan teriakan membuat Stacey teringat akan masa lalunya. Hampir saja ia terjatuh dari sapu terbangnya, untungnya Stacey segera menghilangkan pikiran buruk dari masa lalunya itu.

Stacey dan ketiga temannya segera mendekati rumah-rumah yang terbakar, menolong para korban. Membantu para korban menuju tempat pengungsian sementara.

Beberapa tim lainnya mencari tau penyebab dari ledakan tersebut, Aldero dan bawahannya berterbangan kesana-kemari. Mengedarkan pandangan untuk melihat sesuatu yang janggal.

"Mama!!" Teriakan dari seorang anak kecil membuat Stacey dan teman-temannya pergi ke anak kecil tersebut, menanyakan tentang apa yang terjadi dan menenangkan nya.

"B-b-bayangan hitam membawa mama ke sana!" Kata lelaki kecil setengah manusia tersebut sambil menunjuk ke sebuah gang gelap.

Stacey dan ketiga teman lainnya mengarahkan badannya menuju jalanan kecil yang berada di belakang mereka. Aura kebencian terasa jelas di badan mereka sehingga membuat bulu kuduk keempat makhluk bernyawa itu berdiri.

Stacey mendekati aura jahat tersebut, semakin dekat dirinya dengan aura tersebut semakin berat udara disekitarnya. Jason dalam wujud manusia juga menemani Stacey.

'Brakkk'

Sesuatu menubruk Stacey sehingga membuat gadis elf itu terpental kebelakang, untungnya Jason menahan Stacey agar tak terjatuh.

Satu mayat kering seakan darahnya diambil semua terlihat, itulah yang menubruk badan Stacey. Amanda segera membawa anak lelaki itu segera menjauh dari sini, ini adalah pemandangan yang sangat tidak cocok untuk lelaki kecil sepertinya.

Tawa jahat membahana di gang kecil tersebut, aura hitam pekat itu muncul keluar yang sedikit demi sedikit membentuk tubuh manusia dengan mata merah menyala.

Mata merah menyalanya menatap pekat manik mata Stacey. Gadis elf itu bergerak ke arah makhluk jahat itu dengan sendirinya, dirinya tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri. Kini sampailah Stacey di genggaman makhluk menyeramkan tersebut.

Disaat yang sama, tubuh Jason, Amanda yang sudah kembali serta Erissa terikat oleh rantai hitam kuat yang menyebabkan mereka tak bisa melakukan apa-apa bahkan untuk berteriak saja sulit untuk dilakukan.

"Kau wanita yang sangat manis." Makhluk itu memegang dagu Stacey dengan tatapan menggoda.

"Kau bahkan tak masuk di kriteria lelaki idaman ku." Stacey berujar dengan tegas dan menatap balik makhluk itu dengan tatapan tajam.

Genggaman tangannya semakin kuat, Stacey sudah mulai kehilangan nafasnya. Stacey terbatuk-batuk dan segera mengambil tongkat sihirnya.

Merapalkan sebuah mantra air suci yang tak pernah terpikirkan olehnya. Lengan makhluk yang terkena air suci itu berasap yang artinya air suci adalah kelemahan nya.

Makhluk itu semakin marah. Mata merah menyalanya kini menjadi merah padam, Stacey mencoba menyerang nya dengan air suci namun itu tak berlaku lagi. Makhluk itu kini sudah Kebal terhadap air suci.

"Aldero! Kumohon datanglah." Stacey berujar dalam hati karena dirinya tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun.

Benar saja, Aldero datang dari atas.

"Kalian!!!" Seru Aldero dan segera turun bersama anak buahnya yang lain, Stacey kini berada di genggaman makhluk jahat itu dengan wajah penuh lebam dan sedikit darah di ujung bibirnya.

Aldero turun dari sapu terbangnya, melangkah tegas menuju makhluk tersebut. Jason, Amanda serta Erissa ditolong anak buah Aldero, mereka bertiga sangat lemas rupanya rantai itu menyerap energi mereka.

Rantai itu tak bisa dihancurkan, satu-satunya cara adalah membunuh makhluk beraura jahat tersebut.

"Sudah waktunya ya." Makhluk itu menyeringai setelah mengetahui keberadaan Aldero.

"Percikan api mulai menjalar kemana-mana!" Itulah kalimat terakhir yang diucapkan makhluk tersebut sebelum akhirnya pergi tanpa jejak.

Stacey terjatuh dan terduduk lemas di tanah, memegang lehernya karena kesakitan. Rantai-rantai yang mengikat teman Stacey pun sirna, Jason kembali dalam wujud serigalanya. Jason melangkahkan kakinya dengan berat menuju tempat Stacey dengan lemas karena energi nya sisa sedikit.

"Kalian tak apa? Ceritakan padaku tentang makhluk tadi setelah kita kembali ke guild, untuk saat ini kita akan membantu para korban dan tim yang lainnya segera mencari jejak makhluk tadi." Aldero berujar ke seluruh bawahannya yang kini sedang bersamanya.

"Siap!!" Dengan nada tegas para bawahan Aldero itu berujar serentak dan hilang dalam bayangan kegelapan.

Aldero diam, bergulat dengan pikirannya mengenai apa yang baru saja terjadi. Memahami maksud dari perkataan terakhir makhluk menyeramkan tersebut, percuma saja bertengkar dengan otak di kala pikiran nya membeku. Aldero mendatangi Stacey serta ketiga orang lainnya.

Memberikan sihir pertolongan pertama, setidaknya sihir itu bisa membuat Stacey dan teman-temannya bangkit dan pergi menuju guild.

"Jangan kembali ke guild, terlalu berbahaya untuk saat ini. Kalian, bantulah para korban ada hal yang harus ku lakukan." Perintah Aldero dan segera pergi menggunakan sapu terbangnya lalu diikuti oleh Meidiva.

"FREENITY, pastinya." Gumam Aldero yang sedang melesat cepat ke arah timur dari kota tersebut.