Chereads / Phantasy world / Chapter 39 - Kemanakah Perginya Erissa dan Amanda?

Chapter 39 - Kemanakah Perginya Erissa dan Amanda?

Stacey terbangun dari tidurnya ketika sang mentari menyinari matanya melalui sela-sela gorden tipisnya. Stacey segera pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri lalu kembali ke kamar untuk melanjutkan bacaannya kemarin.

Banyak yang bilang buku itu hanyalah fiksi semata tapi menurut Stacey itu tak benar, karena tiap kejadian yang di ceritakan di buku tersebut nampak sangat nyata dan detail sekali.

Buku yang saat ini dibacanya mengenai raja Phalentus dan Zhoe serta sebuah kelompok yang bernama Panavela. Diceritakan bahwa merekalah yang membawa kesejahteraan sekaligus kehancuran bagi dunia ini.

Raja Phalentus di khianati rakyatnya sendiri, Zhoe dibunuh karena tuduhan dan yang terakhir, kelompok Panavela menghilang tanpa jejak bahkan berkas mengenai mereka tak dapat ditemukan hingga saat ini.

Stacey memutuskan untuk membaca di sebuah ruangan dekat pintu utama sembari menunggu kedua temannya yang tak kunjung datang dari kemarin malam.

Ini sudah siang, matahari tepat di atas kepala. Tapi, kedua orang yang ditunggu masih tak hadir juga membuat kecemasan Stacey bertambah.

Akhirnya Aldero memutuskan untuk mencari kedua anak buahnya yang menghilang ini, beberapa tim dikerahkan untuk pergi ke beberapa tempat yang berbeda.

Stacey akhirnya memberitahu apa yang dia lihat di kota sebelah barat.

"Apa kau sudah pergi ke kota Barat?"

Aldero menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas yang diberikan oleh Stacey,

"Kau harus segera melihatnya, ada sihir penghalang yang menghalangi jalan kami." Lanjut Stacey, Aldero terlihat tidak yakin dengan apa yang didengarnya. Bisa saja anak ini membual tapi itu tidak seperti Stacey.

Akhirnya Aldero memutuskan untuk melihat keadaan kota barat bersama Stacey dan Jason. Membuktikan apakah yang dikatakan oleh Stacey benar adanya.

Namun setelah sampai, tak ada yang namanya sihir penghalang, tak ada yang namanya kota ini sepi malah sebaliknya. Aldero menatap heran pada Stacey yang nampak terkejut melihat keadaan kota barat ini.

"Ini tidak seperti kemarin, kau mendengar nya kan? Ledakan itu mengarah pada kota ini." Stacey mencoba menjelaskan hal tersebut pada Aldero.

"Apa maksudmu? Sihir penghalang? Jadi ini alasan kenapa kau kemarin tak memasuki tempat ini dan memanggil-manggil nama Aldero?" Jason berujar.

Ucapan Jason membuat Aldero dan Stacey tak bisa berpikir jernih, ini terlalu aneh.

"Apa ada yang salah dari ucapanku?" Jason membuka suara untuk bertanya.

"Tapi benar, waktu itu aku juga mendengar ledakan itu mengarah kesini namun setelah aku dan Stacey sudah sampai malah tak ada kejadian apa-apa." Lanjut Jason.

Aldero berdiam diri dan akhirnya memutuskan untuk singgah ke kota tersebut sembari mencari sesuatu hal yang dianggap ganjal.

Stacey pergi ke perpustakaan, kali ini tak sendiri melainkan bersama Jason dan Aldero. Akan sangat berbahaya jika kau pergi sendirian ke kota yang penuh misteri ini.

Aldero juga menanyakan keberadaan Erissa dan Amanda pada warga sekitar namun tak ada yang pernah melihat mereka.

Stacey mengambil buku usang dengan gambar yang sama seperti buku-buku sebelumnya namun dengan judul yang berbeda. Judulnya ialah sebuah akhir perjalanan, Stacey tak sempat membaca walau hanya sedikit karena desakan waktu oleh Aldero.

Aldero, Jason dan Stacey tak berlama-lama di kota tersebut karena tak ada yang bisa mereka lakukan. Jason sudah bertanya mengenai ledakan besar kemarin malam namun Jason malah dianggap sebagai orang gila.

Dengan sapu terbangnya, Stacey mengucapkan selamat tinggal pada kota yang sebenarnya sangat indah ini dari atas. Selagi mengedarkan pandangan, bola mata Stacey tak sengaja menangkap sebuah bangunan kuil.

Stacey pergi ke kuil tersebut tanpa pikir panjang, Aldero mengikuti kemana perginya Stacey demi menjaga Stacey dari ancaman bahaya.

Kuil tersebut persis sama seperti saat Stacey berpindah dunia, Stacey memasuki kuil tua tersebut dan melihat ke arah dinding kuil.

Pemujaan api, sebuah kelompok yang dari kejauhan melihat orang dibakar hidup-hidup dan sorakan masyarakat, serta ras bertanduk yang tak pernah Stacey temukan di dunia ini.

Stacey menangkap simbol yang pernah ia temui sebelumnya, Stacey mengambil buku yang tadi ia ambil dari perpustakaan. Mengusapkan tangannya pada simbol di dinding tersebut.

"Panavela." Gumam Stacey pelan, Aldero pun melihat ke sekeliling. Baru tau dirinya kalau ada kuil ini di sini.

"Ayo kita kembali ke guild." Ajak Stacey dan segera pergi meninggalkan kuil tersebut.

Cerita bergambar pada dinding tersebut sangat mirip pada cerita di buku usang yang Stacey baca. Hilangnya Erissa dan Amanda membuat orang-orang di guild sangat cemas.

Tak ada yang tau kemana mereka berdua pergi. Daripada membuang waktu, Stacey memutuskan untuk mencari seseorang lebih tepatnya mencari penulis dari buku ini. Stacey sangat yakin bahwa penulis nya masih hidup.

Untungnya ada biodata mengenai penulis buku tersebut, tak banyak informasi yang bisa Stacey dapatkan dari penulis yang bernama Helta itu. Tempat tinggalnya berada di kota hutan penyihir, kota tersebut tak jauh dari guild Rafoxa.

Stacey memutuskan untuk pergi ke kota tersebut saat malam tiba sembari mencari informasi mengenai kedua temannya yang masih hilang ini. Poster pencarian sudah tersebar di seluruh wilayah kerajaan Phantasy.

Para anggota guild Rafoxa tak berhenti untuk melakukan pencarian. Aldero pergi untuk ke makam Parish sedangkan Stacey masih memikirkan buku tersebut.

Alasan kenapa Stacey memilih malam hari untuk pergi ke kota penyihir tersebut, tak lain karena keaktifan mereka di malam hari. Para penduduk kota penyihir lebih aktif di malam hari daripada siang hari.

Banyak orang berlalu lalang dengan sapu terbangnya, topi runcing besar juga selalu terlibat di kepala mereka. Stacey segera mencari tau tentang keberadaan Helta.

Setelah menanyakan tentang tempat tinggal Helta dari beberapa orang, Stacey dan Jason langsung pergi ke tempat Helta berada. Sebuah tempat di wilayah pinggiran yang keasrian nya masih sangat terjaga.

Stacey mengetuk pintu rumah Helta dengan perlahan, tak lama kemudian seseorang membukakan pintu.

"Ada apa?" Tanya seorang nenek tua dari balik pintu ketika melihat kehadiran Stacey.

"Apa kau Helta? Jika benar aku membutuhkan penjelasan mu." Stacey membuka suara,

"Tak ada penjelasan yang harus dijelaskan."

"Tentang buku ini." Stacey mengeluarkan buku usang tebal karya Helta tersebut.

Tanpa basa-basi, nenek bernama Helta ini mempersilahkan Stacey dan Jason untuk memasuki rumahnya. Nenek Helta menyiapkan teh hangat serta biskuit hangat untuk kedua tamunya yang asing ini.

Stacey dan Jason memperkenalkan diri sebelum melanjutkan bahasan utama mereka. Yaitu sebuah petunjuk dan maksud dari cerita ini.

Nenek Helta menjelaskan semua yang ia tau dan yang ia ingat. Bisa dikatakan bahwa cerita dari buku tersebut adalah nyata, termasuk Panavela. Dan fakta bahwa petualang yang diceritakan itu jahat ternyata itu benar adanya, sang petualang itu jahat bagi sebagian orang yang salah memahami dari tindakan Zhoe.

Stacey menanyakan suatu hal yang sangat penting lagi, yaitu keberadaan Panavela.

"Tak ada yang mengetahui keberadaan Panavela, berkas-berkas menyangkut Panavela juga menghilang tanpa jejak." Nenek Helta berujar.

Stacey berniat pulang namun di cegah oleh nenek Helta,

"perjalanan pulang menuju guildmu terlalu bahaya jika kau pergi sekarang, lebih baik menunggu hingga fajar tiba. Tidurlah dulu."

Stacey dan Jason mengikuti saran dari nenek Helta, Stacey mengambil sebuah benda sihir dari tas nya untuk mengabari Aldero bahwa dirinya tak bisa pulang selarut ini.

Nenek Helta menyudahi pembicaraan mereka kali ini karena sudah sangat larut. Stacey tak bisa memaksanya dan pergi tidur.

"Panavela, akan kutanyakan pada ayah."