Chereads / Phantasy world / Chapter 22 - Bagaimana dengan masa lalu?

Chapter 22 - Bagaimana dengan masa lalu?

"Aku tak salah liat kan?!" Seru Scarlett tak percaya.

Jason dan Stacey diam dengan mulut menganga, mereka benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihat mereka, sedangkan untuk Amanda dan Erissa, mereka benar-benar tak tau dengan apa yang terjadi. Mereka diam seribu bahasa, memperhatikan yang lain dengan tatapan heran.

Stacey diam membeku, berpikir bahwa semua ini hanyalah imajinasi nya saja. Karena tak mungkin ayahnya berada disini, ayahnya dan penduduk desa lainnya serta Stacey tinggal di kerajaan Luterfecia.

"B-bagaimana bisa kau ada disini?" Kata Scarlett seraya berjalan mendekatkan dirinya ke arah ayah nya Stacey, Scarlett terus berjalan pelan dan mendekap di pelukan ayah Stacey. Jason pun menghampiri Scarlett.

"Hey Daminson jawab aku!" Teriak Scarlett dan bercucuran air mata.

Erissa dan Amanda mendekatkan dirinya ke Stacey yang tak bergerak sama sekali, Stacey menundukkan kepalanya,

'itu benar-benar dia?' Pikir Stacey.

"Dia siapa?" Tanya Amanda dan Erissa bergantian sambil menunjuk Daminson.

"Yo Stacey!" Sapa Daminson yang a.k.a adalah ayahnya Stacey. Daminson melepaskan pelukan Scarlett dan memusatkan perhatiannya ke arah Stacey. Daminson berjalan perlahan,

"Kau mengenalnya?" Tanya Erissa.

"Dia ayahku." Jawab Stacey dengan nada dinginnya dan tatapan yang tak bisa diartikan itu. Daminson menghentikan langkahnya,

"Bagaimana dengan secangkir teh hangat?" Amanda berbicara di tengah-tengah keheningan dan kecanggungan ini, tak disangka Amanda membawa beberapa cangkir dan teh siap minum.

✿✿✿

Semuanya sedang menikmati hangatnya secangkir teh di bawah pohon suci. Stacey tak melirik sedikit pun ke arah Daminson, membuat Amanda, Erissa, Jason serta Scarlett terkejut dengan hal itu. Jika Daminson memang ayahnya Stacey tapi mengapa sikap Stacey seperti itu ke ayahnya?

"Bagaimana kabarmu selama ini?" Tanya Daminson ceria, nampak Stacey mengeratkan tangannya.

"Kenapa? Seharusnya kau mati saat itu tapi kenapa ada disini?" Stacey menjawab pertanyaan Daminson dengan pertanyaan dengan nada dingin.

Daminson menurunkan cangkir tehnya, memperhatikan Stacey sejenak lalu menghela nafas panjang.

"Kau tau, apa yang kau lihat ini bukanlah tubuh manusia. Bisa dibilang ini adalah sepenggal arwahku, aku menanamkan sepenggal arwahku di pohon suci ini sebelum pergi dari dunia ini." Daminson memberikan penjelasan, tapi penjelasan itu rupanya kurang memuaskan Stacey.

"Sebelumnya para elf itu tinggal di dunia ini, kami bisa pergi ke kerajaan Luterfecia karena perjanjian lama. Sayangnya pada saat itu mereka tidak menepati janji mereka karena pergantian raja." Daminson melanjutkan penjelasan nya setelah melihat putrinya yang diam tak menanggapi penjelasannya.

"Perjanjian lama? Apakah ay— kau hidup selama itu?" Stacey kembali bertanya.

"Kau lihat saja umur Scarlett, pada dasarnya tak semua elf mampu hidup selama ini."

Stacey termenung, dia tak sanggup melihat wajah ayahnya. Stacey teringat kembali dengan masa itu, masa dimana orang yang disayanginya terbunuh.

Stacey hanya mendengarkan pembicaraan mereka, Amanda dan Erissa disapa baik oleh Daminson.

"Aku sering kesini, tapi mengapa aku tak dapat menemukanku?" Scarlett bertanya ke Daminson.

"Karena ada Stacey disini, sepenggal arwahku akan terlihat jika ada salah satu keluargaku mendatangi pohon suci ini. Nah Stacey, mengapa kau bisa berada disini? Di pohon ini? Dan berada di dunia ini?" Daminson berujar ceria, tak ada satu kesedihan pun terlihat di wajahnya.

"Aku berada di dunia itu tanpa sengaja, aku menemukan liontin dan menuju hutan lebat lalu menemukan sebuah kuil kuno, aku memasukinya dan ketika aku keluar aku sudah berada disini. Aku bisa di pohon suci ini karena Centaurus besar berkapak berkata bahwa aku harus ke sini. Itu saja." Stacey menjelaskan mengapa dirinya bisa berada disini.

Daminson mengangguk paham,

"Mereka mengejar ku, para pemburu kerajaan Luterfecia. Dalam 3 tahun terakhir." Tambah Stacey, dia kemudian meneguk teh nya yang habis. Amanda mengisikan lagi tehnya Stacey.

Stacey menaruh tongkat sihirnya di sampingnya, sebelumnya tongkat sihir itu berada di belakang punggunya. Daminson memperhatikan tongkat sihir milik Stacey.

"Apa kau membenci manusia?" Daminson kembali bertanya, kali ini suaranya serius.

"Itu, sebuah pertanyaan yang tak dapat ku jawab. Ibu menyuruh ku untuk tak membenci para manusia, tapi tindakan mereka itu— Itu saja." Jawab Stacey tanpa mengangkat kan kepalanya.

"Keceriaan mu sirna." Kata Daminson, hal itu berhasil membuat Stacey melihat ke arah Daminson.

"Apa kau ingat tentang kakak mu?" Tambah Daminson.

Stacey menganggukkan kepalanya, Daminson pun menceritakan sedikit tentang kakaknya Stacey dan tentang Centaurus besar yang ternyata memiliki nama lucu, yaitu 'Paw' sungguh lucu bukan? Lalu Daminson bercerita juga mengenai tongkat sihir nya itu.

"Kau tau, aku memiliki skill tak diketahui. Apakah aku kan jadi kuat?????" Stacey bertanya penuh harap, hal ini membuat Stacey terlihat kembali ke masa kanak-kanaknya dulu. Stacey yang ini terlihat lebih manis dan menyenangkan.

Daminson hanya menanggapi nya dengan senyuman tulus dan mengelus pucuk kepala Stacey dengan lembut, perasaan nostalgia kembali hadir.

"Kenapa kalian harus pergi? Aku sudah lelah menghadapi nya sendirian." Keluh Stacey dan tanpa diduga air matanya turun yang segera di usapnya.

"Karena segala sesuatu yang bernyawa kan memiliki akhirnya juga." Daminson menjawab keluh kesahnya Stacey dengan lembut, ia paham betul seperti apa perasaan yang dihapadi putri nya itu. Daminson pun tak ingin melihat putrinya menanggung semua ini, tapi sesuai dengan apa yang dikatakannya kepada Stacey, bahwa semua memiliki akhir.

Mereka melanjutkan pembicaraan mereka, Jason tak menyangka bahwa Stacey adalah anaknya Daminson. Scarlett sudah mengetahui nya tapi tetal saja ia tak menyangka bahwa Stacey benar-benar terlihat mirip sekilas dengan ayahnya. Perbincangan hangat terus dilanjutkan sampai akhirnya Stacey harus kembali ke guild.

"Terima kasih atas waktunya, apa aku bisa kembali menemui mu?" Stacey bertanua dengan antusias tapi tak ditunjukkannya.

"Tak ada yang tau! Tapi coba saja!" Daminson berujar ceria menyemangati putrinya sembari mengelus-elus kepala Stacey.

"Terima kasih sudah menjadi teman Stacey selama ini, tolong jaga Stacey ya! Dia mungkin agak keras kepala tetapi dia akan menurut kok!" Daminson menyampaikan rasa terima kasihnya ke pada Amanda dan Erissa. Amanda dan Erissa berkata bahwa itu sudah menjadi kewajibannya.

Daminson mendatangi Jason dan Scarlett,

"Tolong jadi pengawalnya Stacey ya." Pinta Daminson dengan lembut.

"Sampai bertemu lagi, Scarlett!"

Stacey dan yang lainnya pamit undur diri, entah kapan tapi pasti, Stacey pasti mengunjungi tempat ini lagi.

Daminson melihat putrinya pergi dari kejauhan, tak menyangka yang datang adalah putrinya.

"Tak kusangka kau akan berbohong dengan hal itu Scarlett."