Chereads / Demon Become Hero / Chapter 214 - Chapter 214

Chapter 214 - Chapter 214

Di sisi lain wilayah Utara Ema dan Alice baru sampai di tempat mereka. Begitu mereka turun dari kereta kuda, mereka sudah banyak melihat tenda-tenda didirikan. Banyak orang yang menjaga tenda lari kesana kemari ke dalam tenda dengan wajah panik. Begitu perdana menteri turun, dia langsung berlari ke dalam tenda.

Dengan tugas untuk mengawal perdana menteri mereka juga berlari mengikuti perdana menteri masuk ke dalam tenda. Di dalam tenda mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat. Banyak orang terbaring dengan luka yang mulai dari ringan hingga parah. Perdana menteri segera menghampiri orang dengan luka terparah, salah satu orang tersebut putus dan pendarahan tidak berhenti.

"Kenapa kalian hanya diam saja?! Cepat ambilkan aku peralatan! Kalian pikir dengan hanya berdiri saja nyawa orang akan selamat?!" Perdana menteri berteriak pada petugas medis yang berdiri di belakangnya.

"B-baik."

Mereka segera berlari untuk membawakan peralatan perdana menteri. Salah satu tenaga medis mempunyai sihir penyembuh, dengan sihirnya dia menghentikan pendarahan yang ada di tangan pasien. Perdana menteri membersihkan luka-luka yang ada di lengannya. Kemudian dia menjahitnya agar darah berhenti mengalir. Memang nampak mudah, namun yang perdana menteri lakukan sangatlah cepat dan juga akurat. Karena itu tenaga medis yang berada di dalam tenda sangat terkejut melihat kemampuan perdana menteri secara langsung.

"Dimana pasien yang dalam keadaan darurat?" Perdana menteri bertanya pada penyihir penyembuh.

"Ikuti saya." Penyihir penyembuh berjalan menuju pasien. "Di sebelah sini."

Mereka kemudian berjalan melihat kondisi pasien tersebut. Ketika melihat pasien yang berada di depan mereka, mereka lebih terkejut lagi.Pasien itu mempunyai lubang pada perutnya. Melihat kondisi seperti itu, tentu mengetahui dengan jelas bahwa tidak mungkin pasien itu akan selamat. Hanya saja perdana menteri segera menghampiri dan melihat kondisi perut pasien.

"Kita masih bisa menyelamatkannya!"

Mendengar perdana menteri semua menjadi terkejut. Bagaimana mungkin perut dengan berlubang itu bisa diselamatkan?

"Ema, tolong kembali ke kereta kuda dan ambilkan alat-alatku. Aku menaruh tas di dalam kereta kuda, cepatlah!"

"Baik." Ema berlari keluar dari tenda.

"Cepat tahan agar darah ini berhenti mengalir!"

Ema segera berlari mencari peralatan perdana menteri. Karena di dalam kereta kuda hanya ada satu tas, dia dapat menemukannya dengan cepat. Ema segera mengambil tas tersebut dan kembali ke arah tenda. Saat sedang berjalan dia merasa penasaran dengan isi tas yang dia pegang.

"Bagaimana bisa perdana menteri menyelamatkan nyawa orang itu? Tidak mungkin mengatasi perut dengan lubang sebesar itu." Ema yang merasa tidak ada gunannya untuk memikirkannya segera berlari.

Di dalam tenda perdana menteri begitu berkeringat saat sedang mencoba membersihkan luka. Ema datang dan menaruh tas perdana menteri disampingnya. Melihat tas miliknya tiba, perdana menteri menghela nafas dengan lega.

"Terima kasih Ema, berkatmu nyawa orang ini bisa selamat."

"Memangnya apa isi tas itu?" Ema bertanya pada perdana menteri.

"Ini adalah alat sihir."

Perdana menteri mengambil barang-barang yang ada di dalam tasnya. Dia mengeluarkan sebuah pisau bedah dan juga sebuah pena. Mereka yang baru pertama kali melihat menjadi bingung, kenapa perdana menteri mengeluarkan pena? Tanpa menjelaskan perdana menteri segera memotong bagian yang nampak sudah tidak bisa diselamatkan dengan pisau bedah tersebut.

Begitu luka-luka sudah nampak dibersihkan, dia kemudian memasukan pena yang dia pegang ke dalam lubang pada tubuh pasien. Pena yang dia pegang kemudian mengeluarkan sinar berwarna hijau layaknya cahaya pada sihir penyembuhan. Saat sinar itu muncul keringat pada perdana menteri bercucur dengan deras. Dibandingkan keringat yang perdana menteri keluarkan, semua lebih terkejut dengan kemampuan pena.

Setelah sinar hijau itu muncul, perlahan-lahan otot-otot dan juga saraf-saraf yang sudah hancur nampak menyatu. Hanya saja penyatuan itu berproses dengan sangat lambat. Walau lambat hasil yang ditunjukkan nampak semakin jelas. Melihat sebuah lubang pada tubuh manusia dapat kembali pulih seperti semula, merupakan sebuah keajaiban. Perdana menteri langsung duduk di tanah karena merasa kelelahan.

"Bagaimana kau melakukannya?!" Ema bertanya dengan terkejut.

"Haah..Haah.." Perdana menteri menghela nafasnya dengan berat. "Ini adalah prototipe alat sihir yang aku buat, hanya penggunaan mana pada alat ini sangatlah banyak, namun sepeertinya ini cukup efektif untuk menyembuhkan."

"Kalau begitu bukankah tuan bisa menyembuhkan tangan pasien sebelumnya?" Penyihir penyembuh itu bertanya pada perdana menteri.

"Sayangnya, itu tidak akan berhasil. Seperti yang kalian lihat aku memang berhasil mengembalikan tubuh berlubang itu. Hanya saja itu bukan berarti sembuh sepenuhnya. Aku hanya membuat replika dari saraf dan juga otot, kemampuan dari saraf dan otot buatanku bahkan tidak bisa sampai 10% pada seperti tubuh umumnya. Karena itu aku sebenarnya aku tidak lebih hanya menutupi lukanya. Pasien tersebut bisa selamat karena luka yang dia terima tidak mengenai organ dalam." Perdana menteri kemudian kembali berdiri. "Aku tidak punya waktu untuk beristirahat, sekarang bawa aku ke pasien lainnya."

Penyihir penyembuh kemudian membawa perdana menteri ke pasien lainnya. Tanpa pikir panjang perdana menteri langsung menggunakan alat sihirnya. Memang penggunaan mana pada alat ini sangatlah banyak. Hanya saja cara ini adalah yang tercepat dan juga efektif dalam penyembuhan. Saat perdana menteri sedang fokus pada penyembuhan, seorang kesatria berlari masuk ke dalam tenda.

"Perdana menteri cepat lari! Kawanan monster berlari kemari!"

"Aku tidak mungkin melakukan itu! Masih banyak orang yang perlu aku selamatkan."

Ema dan Alice langsung melihat ke arah satu sama lain. Mereka meanggukan satu sama lain, kemudian berjalan ke arah kesatria.

"Serahkan monster-monster itu pada kami."

"A-apa."

"Jangan hanya berdiri tunjukan jalannya!" Ema berteriak pada kesatria.

"B-Baik."

"Sembuhkanlah semua orang disini kami akan menahan monster-monster itu."

"Terima kasih." Perdana menteri berbalik untuk berterima kasih.

Ema dan Alice berjalan keluar dari tenda. Diluar tenda mereka sudah melihat ada beberapa prajurit dan juga petualang yang berdiri di garis depan. Kesatria nampak terkejut, karena kesatria yang berlari ke dalam tenda tidak membawa perdana menteri. Dia malah membawa dua orang demi human perempuan.

"Tunggu, dimana perdana menteri?"

"Beliau masih menyembuhkan orang-orang yang berada di tenda."

"Apa?! Kenapa kau tidak membawa beliau keluar?!"

"Jangan khawatir kami akan menahan monster-monster itu." Ema berjalan ke tengah-tengah prajurit.

"Siapa kau?"

"Aku adalah petualang yang disewa perdana menteri. Sebaiknya kita biarkan dia menyembuhkan semua orang di dalam sana."

"Tunggu kalau perdana menteri yang menyewa kalian peringkat apa kalian?"

"Peringkatku B." Kesatria kemudian melihat ke arah Alice.

"C."

Wajah putus asa mereka kemudian semakin terlihat. Hanya dua orang petualang yang bahkan bukan peringkat A bagaimana mungkin dapat membantu mereka? Monster-monster kemudian mulai terlihat berlari ke arah pengungsian. Monster tersebut merupakan anjing-anjing berwarna cokelat dengan ukuran raksasa. Mereka berlari seperti anjing gila karena itulah mereka disebut mad dog.

"Alice aku serahkan bagian depan padamu."

"Baik." Alice berjalan ke depan.

Alice berjalan dan mengeluarkan sebuah pedang besar. Pedang itu begitu besar hingga dia harus membawanya sambil di seret di tanah. Semua yang melihat Alice membawa pedang tentu menjadi meragukannya. Bagaimana bisa seseorang bertarung dengan pedang yang bahkan dia harus membawanya sambil diseret.

Alice tampak tidak peduli apa yang dibicarakan di belakangnya. Dia hanya melihat ke depan dengan fokus. Begitu, mad dog masuk ke dalam jangkauan penglihatan Alice. Alice langsung berlari ke depan, semua yang melihat gerakan Alice tentu tidak percaya apa yang mereka lihat. Gadis yang sebelumnya berjalan sambil menyeret pedangnya kini berlari dengan sangat kencang sambil membawa pedang besar.

Alice melompat ke tengah-tengah mad dog sambil mengayunkan pedangnya. Dengan satu tebasan mad dog terbelah menjadi dua. Alice tidak melanjutkan serangannya dengan mengangkat pedangnya. Dia memunculkan banyak pedang di udara dan menggerakannya untuk menyerang mad dog. Pedang Alice bergerak dengan sangat cepat dalam menghabisi mad dog.

Semua orang yang sebelumnya meragukan Alice kini malah menjadi terkesima dengan kekuatannya. Mereka bahkan tidak menyadari kalau beberapa kawanan mad dog berhasil lari dari serangan Alice dan menuju ke arah pengungsian.

"Apa yang kalian tunggu?! Cepat lindungi tenda pengungsian!" Ema berteriak dengan kesal.

"Ah baik!"

"Dasar orang-orang bodoh, [Tornado]!"

Ema membuat angin topan yang begitu kuat dan membuat mad dog tidak dapat mendekat. Kawanan mad dong menjadi terangkat masuk ke dalam angin topan yang Ema buat. Sekujur tubuh mad dong yang masuk ke dalam topan Ema dipenuhi dengan luka. Melihat luka yang sangat banyak, Ema memutuskan untuk menghentikan topannya, dia juga tidak ingin pengungsian terseret karena topannya.

Saat mad dog tergeletak di tanah, dengan tubuh yang dipenuhi luka mereka masih mencoba untuk bergerak. Para petualang dan juga kesatria berlari ke arah mad dog dan menghabisi mereka dengan memenggal kepala mad dog. Ema kemudian berlari mendekati mereka semua.

"Kenapa anjing-anjing itu masih bergerak bahkan saat mereka sudah sekarat?"

"Mereka adalah mad dog, selama mereka masih bisa bergerak mereka akan terus mencoba menyerang musuhnya. Karena hal inilah mereka disebut mad dog. Dibandingkan menggunakan sihir seperti tadi cobalah gunakan sesuatu yang dapat memenggal kepala mereka."

"Jadi begitu, aku pikir nama mereka hanyalah hiasan saja."

Saat mereka sedang berbicara, seekor mad dog muncul di belakang mereka dan bersiap untuk menggigit mereka semua. Mad dog itu sudah membuka mulut mereka dengan lebar. Saat mad dog akan menutup mulutnya, sebuah pedang menembus keluar dari mulut mad dog. Begitu pedang itu keluar mad dog terbelah menjadi dua.

"Ema berhati-hatilah!" Alice melindungi Ema sambil menahan serangan mad dog.

Melihat Alice yang kerepotan masih dapat melindungi mereka semua, membuat mereka merasa bersalah. Ema mengeluarkan pisaunya dan mengalirkan mana pada pisaunya. Dia berlari ke arah Alice untuk membantunya. Dua orang gadis berlari ke medan tempur untuk melindungi orang-orang.

Hal ini membuat hati para kesatria dan juga petualang tergerak. Mereka yang seharusnya melindungi orang-orang malah dilindungi. Mereka berlari ke depan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka.