Saat Kira sedang mencoba mengalihkan perhatian, Chors sedang berlari untuk mencari dimana tempat para sandera dikumpulkan. Chors hanya bisa mengandalkan penciumannya. Walau penciumannya teralihkan dengan bau madu di sekitar. Chors dapat mencium sedikit bau amis darah. Dia juga melihat ketika para sandera dibawa, dia melihat luka pada tubuh mereka.
"Bau darah memang sangatlah tipis." Chors berlari sambil mencium aroma setiap lorong. "Hanya saja setipis apapun bau darah, tidak akan dapat ditutupi dengan mudah!" Chors berlari ke salah satu lorong dengan yakin.
Begitu dia sampai di ujung di ruangan lorong. Dia melihat sebuah lubang besar tempat para sandera dikumpulkan. Disekitar lubang tersebut dilindungi oleh kawanan monster kelabang. Chors terkejut karena para kelabanglah yang melindungi para sandera bukan armored bee. {Aku tahu para serangga ini mempunyai ratu yang mereka lindungi. Hanya saja apakah kelabang-kelabang ini juga termasuk bagian dari koloni ratu?} Chors bertanya-tanya di dalam benaknya.
"Tidak ada waktu untuk memikirkan yang tidak berguna." Chors menarik pedangnya dan berjalan ke arah kelabang.
Begitu para kelabang melihat ke arah Chos, mereka segera masuk ke tanah. Chors yang tahu kalau dia akan segera diserang bersiap untuk menebas mereka, Dia melihat ke arah sekitarnya dan juga mendengarkan suara yang ada di ruangan.
*crak."
Chors dapat mendengar dan juga melihat tanah yang ada di depannya menjadi retak. Normalnya dia akan berlari menjauhi retakan tersebut. Karena bagaimanapun retakan itu akan menjadi tempat serangan para kelabang. Hanya saja Chors tidak mempunyai banyak waktu untuk menghindar. Dia hanya dapat menyerang dan menyelesaikan ini semua dengan cepat.
Chors berlari dengan cepat mendekati retakan. Dia juga sudah bersiap untuk mengayunkan pedangnya dengan lebih awal. Dengan niat membunuh yang kuat Chors mengayunkan pedangnya. Tepat saat pedang Chors diayunkan monster kelabang keluar dari retakan tersebut. Karena Chors mengayunkan dengan lebih awal, monster itu segera terbelah begitu keluar dari tanah.
*blar,blar*
Dari kedua arah tempat Chors berdiri, monster kelabang lainnya muncul secara bersamaan. Chors tidak mempunyai pilihan selain melompat ke atas untuk menghindari serangan kedua kelabang tersebut. Karena Chors menghindar, kedua kelabang itu menabrak satu sama lain. Chors yang melihat mereka tepat dibawahnya, segera mengangkat pedangnya,
Dia menggunakan sisi lebar dari pedangnya dan menggunakan [Power Up] pada lengannya. Chors mengayunkan pedangnya seperti sebuah palu untuk menghantam kedua kelabang tersebut. Berkat serangan Chors yang cukup lebar, kedua kelabang tersebut menjadi hancur dalam satu serangan.
"Bagus jika seperti ini terus, seharusnya aku dapat segera membawa mereka keluar dari sini."
Kelabang lainnya muncul dari sisi lain, Chors terkejut karena kelabang itu muncul jauh darinya. Ditambah kelabang yang muncul bukanlah kelabang biasa, melainkan kelabang merah. {Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?} Kelabang merah itu kemudian menembakkan racunnya ke arah para sandera.
"Sial!" Chors menggunakan [Freeze] dan mencoba membuat sebuah dinding untuk melindungi para sandera. "Kumohon sempatlah!"
*splash*
Racun tersebut mengenai dinding es yang Chors buat. Dia merasa lega karena masih dapat menyelamatkan para peserta. Hanya saja racun yang ditembakan membuat dinding es langsung mencair. Chors yang mencoba untuk menyelesaikannya dengan cepat, segera berlari ke arah kelabang merah. Kelabang merah yang melihat kedatangan Chors tidak hanya diam.
Dia mencoba untuk kabur dengan masuk ke dalam. Tentu saja Chors tidak mungkin membiarkan kelabang itu untuk kembali masuk ke dalam.
"Jangan pikir bisa lari dari sini!" Chors membekukan setengah badan kelabang dan membuatnya tidak bisa bergerak.
Chors kemudian membelah kelabang tersebut, pada saat yang sama banyak retaakn muncul di sekitar area sandera. Kelabang merah muncul dari berbagai sisi.
"Sial aku tidak punya waktu!"
Mereka bersiap untuk menembakkan racunnya. Hanya saja sebelum menembakkan racun Chors segera membekukan mereka dalam sekejap. Tentu saja itu sudah sangat cukup untuk menghentikan mereka semua. Dia kemudian meninju dinding es dan membuat para kelabang menjadi serpihan kecil.
Membuat mereka memang bukanlah hal yang sulit bagi Chors. Hanya saja membekukannya dengan cepat membuatnya mengeluarkan banyak mana, Chors menjadi lelah karena menggunakan cukup banyak mana.
"Aku tidak punya waktu untuk beristirahat." Chors segera berjalan mendekati para sandera. "Semuanya tenanglah aku adalah petualang yang dikirim istana untuk menyelamatkan kalian semua. Anggukan kepala kalian jika kalian percaya padaku." Mereka yang sudah tidak dapat melakukan apapun hanya dapat menganggukan kepalanya. "Bagus, sekarang menjauhlah dari ini."
Para sandera berkumpul ke tengah untuk menjauhi tempat Chors berdiri. Chors kemudian menginjak tanah yang dia pijak dengan sekuat tenaganya. Chors menginjak dengan sangat kuat hingga tanah yang dia injak menjadi hancur. Karena Chors, dia seperti membuat sebuah longsor kecil. Dengan tanah yang menumpuk tersebut membuat para sandera dapat berjalan naik ke atas.
"Sekarang naiklah ke atas!" Satu persatu para sandera berhasil naik dan bebas dari lubang tersebut. Hanya keluar dari lubang tersebut membuat mereka semua menjadi senang. "Aku tahu kalian sedang senang, hanya saja tunda kesenangan kalian hingga kita semua keluar dari sini. Sekarang ikutilah aku."
Chors membawa mereka semua ke depan dinding. Tentu para sandera menjadi bingung karena Chors tidak membawa mereka ke arah lorong. Chors kemudian langsung meninju dinding dan membuat lubang besar. Dia kemudian berjalan masuk ke dalam lubang.
"Kita tidak punya cukup waktu untuk berjalan melewati lorong, karena itu kita akan menerobos dinding hingga kita dapat keluar."
Sementara Chors yang sedang membawa para sandera keluar dari dungeon. Kira sedang kewalahan untuk menahan armored bee. Dia sedang menghindar serangan armored bee. Begitu menghindar Kira menggunakan armored bee yang melompat ke arahnya sebagai pijakan untuk melompat lebih jauh dan lebih tinggi.
Dia mencoba untuk kembali mendekatkan queen armored bee. Begitu Chors berada di dekat armored bee dia langsung mencoba untuk meninju dengan sekuat tenaga. Hanya saja sama seperti sebelumnya, queen armored bee tidak bergeming sedikitpun. Kira tidak membiarkan dirinya untuk berhenti bergerak. Dia segera menggunakan armored bee lainnya untuk menjauh dari queen armored bee.
"Sudah lima kali aku mencoba menyerang monster itu. Tetap saja monster itu tidak dapat bergeming sedikitpun. Menggunakan sihirpun pasti percuma." Chors kemudian melihat ke arah lorong secara acak. "Chors aku tidak tahu kau dimana, hanya aku berharap kau bisa segera keluar dari sini."
Tiba-tiba saja Kira mengingat apa yang Chors katakan padanya. Untuk menyelesaikan dungeon dia tidak perlu mengalahkan boss monster. Kira kemudian menunjukan tawa kecil. {Aku beruntung karena melihat ke arah lorong. Jika sudah seperti ini.} Kira langsung berlari ke arah samping.
Sejak masuk ke ruangan ini, mata Kira langsung tertuju pada queen armored bee. Dia tidak pernah melihat ke arah ruangan dengan seksama. Karena itu Kira berlair ke samping untuk melihat ke ruangan dengan seksama. Tentu saja dengan banyaknya armored bee dan juga serangan yang mengarah padanya. Kira tidak dapat melihat semua dengan seksama hanya dengan sekali lihat saja.
Kira membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk memeriksa seluruh ruangan. Untuk menghemat tenaganya, dia hanya mencoba untuk menghindar saja. Kira yang sudah melihat ruangan dengan seksama dia masih tidak dapat menemukan dimana inti dungeon. {Sebenarnya dimana inti itu?!} Kira merasa sangat kesal karena tidak dapat menemukannya.
Kira yang merasa frustasi merasa inti dungeon tidak berada di tempatnya sekarang. Yang dapat dia lakukan sekarang hanyalah mengalahkan queen armored bee. Dia kemudian kembali melihat ke arah queen armored bee. Tepat pada saat itu Kira melihat sebuah cahaya kuning di balik queen armored bee. Kira memang tidak dapat melihat dengan jelas.
Hanya saja dia sangat yakin itu pasti adalah inti dungeon. Dengan berada tepat di balik inti dungeon tentu saja merupakan sebuah hal yang sulit untuk menghancurkannya. Hanya saja dia tidak punya pilihan lain dan hanya bisa mencoba untuk mengincarnya. Kira langsung bergerak ke arah queen armored bee lagi.
Dia mencoba untuk bergerak dengan sehati-hati mungkin agar dapat melangkah ke belakang queen armored bee. Begitu mendapatkan sebuah selah untuk ke belakang armored bee. Kira segera melompat dan mencoba untuk menyerangnya. Hanya saja queen armored bee menyadari Kira. Dia tidak punya pilihan lain selain meninju queen armored bee.
Kira terkejut ketika melihat tinjunya mengenai queen armored bee. Tinju Kira membuat sebuah retakan pada tubuhnya. Dia merasa senang karena dia dapat melihat sebuah harapan untuk mengalahkannya.
Di sisi lain dungeon Chors sedang membawa keluar para sandera. Mengingat berapa banyak lapisan dungeon. Chors yakin kalau ini adalah ujung dari dungeon. Dengan kata lain begitu ini dihancurkan mereka semua akan keluar dari dungeon ini. {Aku yakin ini adalah yang terakhir, karena itu aku akan membuat lubang yang lebih besar!} Chors meninju dinding dengan sekuat tenaga.
*brak*
Tinju Chors membuat sebuah lubang yang sangat besar. Para sandera dapat keluar dari dungeon secara bersamaan melalui lubang itu. Para sandera berlari keluar dengan wajah bahagia meraka. Wajah pucat dan putus asa berubah menjadi senyuman lebar dalam sekejap.
"Sekarang kalian semua dapat pergi dari tempat ini. Pergilah kesana." Chors menunjuk arah dimana para petualang membuat tenda pengungsian. "Disana akan ada para petualang yang menunggu kalian. Larilah sekencang yang kalian bisa. Saat ini tidak akan ada monster yang dapat menangkap kalian."
"Terima kasih." Semua menunjukan senyumnya pada Chors.
Begitu mereka semua pergi meninggalkan Chors, Chors berbalik dan melihat ke lubang-lubang yang sudah dia buat. Dia kemudian menarik nafasnya dengan sangat dalam.
"KIRA MENGAMUKLAH! SEKARANG SUDAH AMAN!" Chros berteriak degan semua tenaga yang dia miliki. Dengan semua yang sudah dia lakukan, membuat Chors merasa lelah. "Sekarang semuanya aku serahkan padamu Kira." Chors duduk di atas tanah dengan tubuh lemasnya. "Aku tidak dapat membantumu dengan tenaga yang aku miliki."
Dengan teriakan kencang Chors, membuat seisi dungeon dapat mendengarnya. Begitu Kira mendengar teriakan Chors, Kira menatap ke arah queen armored bee dengan tatapan yang berbeda.