Kira dan Chors berjalan menuju dungeon, sepanjang mereka berjalan mereka hanya melihat puing-puing rumah saja. Dengan kondisi yang mereka lihat, mereka yakin tidak akan ada yang bisa selamat. Jika dungeon tidak dihentikan maka korban yang berjatuhan tidak akan berkurang.
"Apakah kau mempunyai pikiran yang sama denganku?" Kira bertanya pada Chors.
"Tentang apa? Tentang menghentikan dungeon?"
"Yah itu hanya salah satunya saja, aku merasa semua ini bisa terjadi karena kerajaan yang menutup diri mereka. Karena menutup diri mereka tidak mempunyai pilihan selain mengandalkan dungeon saja."
"Kau benar, jika mereka tidak mengandalkan dungeon saja dan membiarkan orang-orang dapat masuk dengan bebas maka jumlah dungeon tidak akan sebanyak ini."
"Jadi kau juga memikirkan hal yang sama." Kira berhenti melangkah. "Melihat semua ini aku menjadi berpikir sepertinya menjatuhkan perdana menteri bukanlah hal yang buruk." Kira melihat ke atas langit. "Apalagi setelah melihat anak-anak itu berlari, bisa saja sekarang mereka sudah tidak mempunyai orang tua. Hanya karena sebuah perubahan kebijakan orang-orang menjadi menerima konsekuensi yang bahkan belum tentu seharusnya mereka terima."
"Berbicara mengenai korban sepertinya kita tidak ada melihat satupun korban sejak tadi." Kira langsung melihat ke sekelilingnya.
"Kau benar."
Setelah melihat sekeliling Kira menyadari dia tidak melihat ada satupun mayat. Yang dia lihat hanyalah puing-puing bangunan yang sudah hancur. Hal ini sangatlah aneh untuk terjadi kelebihan kapasitas pada sebuah dungeon. Jika seperti ini akan terlihat kalau orang-orang desa berhasil kabur. Hanya saja para petualang yang bahkan sudah disewa kerajaan saja sudah tampak kelawahan. Bagaimana penduduk desa biasa bisa selamat?
"Sejak tadi bahkan aku tidak mencium bau darah sedikitpun."
"Saat aku kembali membawa anak-anak itu di dalam pengungsian aku hanya melihat anak-anak saja. Aku tidak melihat orang dewasa sedikitpun." Mereka kemudian melihat satu sama lain. "Apapun yang sebenarnya terjadi, pasti semuanya karena dungeon."
"Kita harus bergegas, mungkin saja ada orang yang masih bisa kita selamatkan."
Kira dan Chors berlari ke arah dungeon. Saat mereka tiba di depan dungeon, mereka terkejut dengan apa yang ada di depan mereka. Dungeon yang sebelumnya berbentuk seperti sebuah gua, kini berbentuk seperti sarang lebah raksasa. Kira dapat merasakan mana alam memutari dungeon tersebut.
Di sekeliling sarang lebah rasksasa itu, armored bee berterbangan di sekelilingnya. Melihat Kira dan Chors datang, armored bee yang melayang di sekitar sarang langsung terbang ke arah mereka. Chors kemudian menarik pedangnya dan melangkah ke depan Kira.
"Kira persiapkan sihirmu, aku akan mencoba menahan mereka semua."
"Tidak perlu!" Kira berlari ke depan dan melompat ke arah armored bee.
*buk*
Kira mengayunkan tangannya dan meninju armored bee. Dengan satu tinjunya armored bee langsung tersungkur ke tanah. {Aku lupa kalau sekarang dia mempunyai fisik yang seperti monster.} Chors kemudian menghabisi armored bee yang sudah tersungkur.
Karena melompat terlalu tinggi Kira mencoba untuk melayang di udara. Hanya saja dengan mana alam yang kacau membuatnya kesulitan untuk terbang. {Aku sudah mengira kalau akan sangat sulit untuk terbang. Tapi aku tidak menyangka akan sesulit ini.} Kira yang tidak bisa mempertahankan mana alampun terjatuh.
"Chors! Berikan aku sebuah pijakan!" Kira berteriak dengan sangat kencang.
Karena mendengar itu Chors langsung membuat sebuah es yang dapat diinjak Kira. Begitu Kira menginjak es dia langsung melompat menuju armored bee lainnya. Melihat Kira yang bergerak seperti itu, Chors langsung menyadarinya. Begitu Kira akan terjatuh ke tanah, maka Chors akan membuat sebuah es untuk pijakan Kira. Dengan mengulang-ngulang seperti itu mereka dapat menghabisi semau armored bee yang berada di luar dungeon.
Ketika Chors yang sudah menghabisi semua armored bee yang tersungkur, dia langsung mendekati Kira. Dia terkejut karena Kira tampak tidak lelah sedikitpun.
"Kenapa kau tidak terbang seperti biasanya?"
"Mana alam di tempat ini tidaklah bagus. Aku tidak dapat bergerak dengan leluasa jika seperti biasanya disini."
"Jadi kau tidak bisa menggunakan sihir sekuat sebelumnya?"
"Benar, karena itu aku lebih memilih menggunakan tanganku. Aku tidak menyangka akan seefektif ini. Sepertinya daya tahan sihir monster-monster ini memang sangatlah tinggi karena itu lebih baik menggunakan serangan fisik."
"Yah memang benar daya tahan fisik mereka tidak seberapa tapi tetap saja kekuatanmu adalah monster."
"Daripada membicarakan fisikku lebih baik kita segera masuk ke dalam." Kira berjalan ke dalam dungeon.
Begitu mereka masuk ke dalam mereka hanya melihat lorong-lorong yang letak tidak beraturan, Tanpa masuk lebih dalam mereka sudah menyadari kalau di dalam dungeon ini adalah sebuah labirin. Jika berjalan dan mencoba memecahkan labirin ini mereka pasti akan menghabiskan banyak waktu.
"Aku sangat ingin membakar seluruh tempat ini, hanya saja dengan menggunakan sihir yang aku punya sekarang pasti tidak mungkin. Jika kita berjalan seperti biasa kita hanya akan menghabiskan waktu di tempat ini."
"Jangan khawatir jika tidak bisa dibakar maka perlu menghancurkannya saja." Chors berjalan ke depan dinding. Dia kemudian mencoba untuk menggunakan [Power Up] {50x? Tidak sepertinya 20x saja sudah cukup.} Chors kemudian melayangkan tinjunya dan membuat dinding menjadi hancur.
"Jika seperti ini maka kita perlu berjalan terus ke depan saja. Kita hanya perlu terus berjalan hingga menemukan bos dungeon."
"Aku serahkan padamu."
Dengan menggunakan cara Chors mereka hanya perlu terus berjalan. Begitu armored bee muncul untuk menyerang maka Kira akan melindungi Chors. Kira bermaksud agar menghemat semua mananya hingga menemukan boss dungeon. Hanya saja itu tidak semudah yang mereka kira. Bukannya menemukan bos dungeon mereka malah menjadi keluar dari dungeon.
"Sial aku pikir kita bisa menyelesaikan dengan cepat dengan ini. Jika melakukan seperti ini berulang-ulang bisa-bisa aku pingsan sebelum bertemu dengan bos dungeon." Chors berbicara dengan terengah-engah.
Suara lebah kemudian terdengar dari belakang mereka. Kira kemudian langsung berjalan ke depan Chors. Dia bersiap menghadapi armored bee yang akan keluar dari sarang. {Tidak, aku tidak bisa membiarkan mereka keluar dari sarang. Jika mereka keluar aku akan sulit melindungi Chors.} Kira berlari ke dalam sarang. {Baiklah dengan begini aku hanya perlu menghadapi satu persatu saja.}
Begitu armored bee datang, Kira langsung meninjunya dengan sekuat tenaga. Dia langsung bersiap untuk menyerang armored bee berikutnya. Akan tetapi karena dinding dungeon sudah hancur membuat jalan menjadi semakin lebar. Jalan yang sebelumnya hanya bisa dilewati satu armored bee kini dapat dilewati hingga lima armored bee. Ketika Kira menghadapi satu armored bee, keempat armored bee lainnya terbang melewatinya.
"Sial!" Kira langsung berbalik dan berlari.
Begitu Kira berlari kawanan armored bee berdatangan. Chors yang sedang menghadapi armored bee menjadi kesulitan. Selain dia menghemat mananya, dia juga sedang kelelahan. Karena itu dia tidak dapat bergerak leluasa seperti biasanya.
"Jika sudah seperti ini tidak ada yang perlu menghemat mana lagi."
Kira membuat bola api yang sama seperti sebelumnya. Hanya saja dengan menggunakan mananya sendiri membutuhkan jumlah mana yang cukup banyak. Begitu bola api dia tembakan bola api itu langsung menyebar ke arah armored bee. Chors segera melindungi dirinya dengan membuat dinding es di sekitarnya.
Kira menjadi terengah-engah karena menggunakan mananya sendiri. {Aku tahu kalau menggunakan sihir ini akan menghabiskan mana tapi aku tidak menyangka akan sebanyak ini. Jika dipergunakan tanpa berpikir bisa-bisa aku kehabisan mana.} Kira menjadi menyadari betapa berperan pentingnya mana alam pada setiap pertarungannya. Begitu Kira melihat dinding es Chors, dia langsung menghampirinya.
"Chors apa kau tidak apa-apa?"
"Aku baik-baik saja." Chors melangkah keluar dari dinding es. "Sepertinya menggunakan caraku bukanlah cara yang efektif."
"Kau benar, jika kita mengalami kejadian yang sama lagi maka kita tidak akan mempunyai sisa tenaga untuk bertarung dengan bos dungeon."
Mereka kemudian mencoba memikirkan cara lain untuk dapat menemukan ruangan bos. Kira yang sedang berpikir kemudian melihat ke atas langit. Begitu melihat ke atas Kira mendapatkan sebuah ide.
"Bagaimana jika kita masuk lewat atas saja dan turun di tengah sarang."
"Hanya dengan berada di tengah sarang tidak akan membuat kita bertemu dengan bos dungeon."
"Aku tahu itu tidak akan banyak membantu tapi pasti ada kemungkinan bos dungeon berada disana. Jikapun tidak setidaknya kita memulai dari tengah dengan begitu bila kita salah jalan kita dapat memulai dari tengah bukan dari sisi lainnya."
"Kau benar itu bukanlah pilihan yang buruk, lalu bagaimana cara kita untuk naik ke atas?"
"Karena aku tidak dapat terbang seperti biasanya maka kita hanya bisa mengandalkan es milikmu. Kita tidak perlu menggunakan es yang sama tinggi dengannya dengan sarang ini. Setidaknya seprempat atau bahkan setengah lalu kita akan melanjutkannya dengan memanjat. Bagaimanapun menghemat mana masih menjadi prioritas kita."
"Baiklah."
Chors kemudian berdiri di samping Kira, dia kemudian membuat sebuah pilar es yang cukup tinggi untuk mereka berdua. Mereka berdua kemudian melompat ke sarang lebah dan mencoba memanjatnya. Memanjat rupanya lebih sulit dari yang mereka kira. Tepat pada sarang lebah terdapat madu yang membuatnya menjadi licin. Karena begitu licin Kira menjadi tergelincir dan terjatuh.
Melihat Kira terjatuh Chors mencoba untuk menyelamatkannya, hanya saja dia mengingat dia hanya mempunyai satu tangan saja. Dengan satu tangan saja, Chors tidak dapat menolong Kira. Kira yang terjatuh tidak mempunyai pilihan lain selain terbang.
Dia menggunakan mananya sendiri dan segera terbang ke puncak sarang. Melihat Kira dapat sampai puncak sarang, Chors mencoba memanjat perlahan-lahan. Begitu Chors mencapai puncak, dia melihat Kira yang kelelahan.
"Apa kau tidak apa-apa?"
"Hosh,hosh.... Aku baik-baik saja, aku hanya sedikit kelelahan. Bisakah kau memukul sarang ini sekencang mungkin?"
"Serahkan padaku."
Chors kemudian meninju sarang dan membuat lubang yang cukup besar. Dari lubang yang Chors buat mereka kemudian melompat ke dalam sarang. Di dalam sarang itu sangatlah gelap, namun karena lubang yang Chors buat cahaya dapat masuk. Begitu mereka melihat apa yang ada di dalam sarang membuat mereka berdua terkejut.