Chereads / Demon Become Hero / Chapter 206 - Chapter 206

Chapter 206 - Chapter 206

Begitu Fritz selesai bercerita semua menjadi diam. Mereka semua berpikir apakah ini sungguhan atau hanya khayalan saja. Mereka berpikir dengan keras untuk mencoba memastikannya.

"Jadi kau mengatakan kalau perdana menteri adalah dalang dari ini semua?" Kira bertanya pada Fritz.

"Benar."

"Kenapa kau mengatakan seperti itu? Bukankah kau sendiri juga melihat kalau dia ditusuk."

"Karena dia tidak langsung diserang oleh orang-orang berjubah itu. Lalu dia adalah orang yang mengucapkan selamat tinggal padaku. Bukankah itu nampak seperti dia sudah mengetahui bahwa aku akan mati?"

"Aku mengerti tapi bukankah itu juga bisa menjadi ucapan selamat tinggal karena dia juga akan segera mati?"

"Jika begitu seharusnya dia sudah mati."

"Hei saat kau datang apakah perdana menteri masih ada disana?"

"Tidak, dia sudah tidak ada."

"Kau dengar bukan? Bukankah itu sudah bisa menjadi bukti nyata."

"Perdana menteri yang kutahu adalah seorang dokter, mungkin saja dia membawa obat-obatan. Jika kau ingin mengatakan kenapa tidak menanyakanmu tentu saja itu demi kerajaan."

"Apa maksudmu?" Fritz nampak kesal.

"Jika mendengar ceritamu kau pingsan karena kehabisan darah bukankah itu sudah menjadi alasan yang jelas meninggalkanmu. Dengan kondisi yang dia miliki tentu saja dia juga dalam masalah. Karena itu lebih baik salah satu orang yang selamat kembali dan memberitahu apa yang terjadi untuk bersiap jika ada serangan yang akan datang lagi. Dibandingkan menyelamatkan orang yang sudah kehilangan banyak darah dan tewas karena menyelamatkannya. Maka kerajaan akan kehilangan dua orang penting."

Kata-kata Kira memang sangatlah masuk akal dan juga sangat memungkinkan terjadi. Fritz hanya bisa diam dengan kesal. Semua orangpun menjadi berpikir kalau Fritz menjadi orang yang mencurigakan.

"Sebenarnya aku tidak peduli apa yang terjadi pada kalian berdua, tapi beritahu aku kenapa kau memintaku kemari?"

"Jika sudah seperti ini aku hanya bisa berbicara langsung ke intinya saja. Aku ingin kau membantu untuk menjatuhkan perdana menteri."

"Jadi singkatnya kau ingin melakukan kudeta?"

"Jika kau mengatakan seperti itu bukankah aku tampak seperti penjahat."

"Bukankah memang begitu? Memang kenapa kau ingin melakukan kudeta?"

"Pertama sejak dua tahun lalu aku mencoba mencari kabar tentang adikku akan tetapi aku tidak pernah bisa mendengarnya sedikitpun. Kedua rencana yang aku buat tampak mulai berubah. Wilayah Utara ini tampak seperti mulai menutup diri mereka dengan perlahan-lahan. Aku juga mendengar para petualang sulit mendapatkan pekerjaan, jika seperti ini rakyat akan kembali mengalami krisis seperti dulu."

"Kenapa kau memilih kami? Bukankah masih banyak petualang lain yang bisa kau mintai bantuan?"

"Sebelumnya aku sudah mengetahui bahwa kalian berdua adalah petualang peringkat A" Fritz melihat ke arah Kira dan Chors. "Ditambah cerita kalian membuat Lya merasa tertekan itu sudah membuktikan kalau kalian sangat kuat. Setidaknya kalian berdua pasti bisa melawan jenderal. Aku yakin kekuatan kalian melebihi petualang peringkat A biasa setidaknya kalian pasti hampir mendekati petualang peringkat S."

"Baiklah itu adalah alasan yang cukup bagus, tapi kenapa kami harus membantu kalian?"

"Jika aku berhasil menjadi Raja aku berjanji akan memberikan banyak keuntungan pada kalian semua. Aku tidak akan pernah melupakan jasa kalian, karena itu tolong bantulah aku."

"Bagaimana jika kau melanggar janjimu sendiri?"

"Aku tahu kalian pasti akan menanyakan hal itu." Lya kemudian berjalan mendekati mereka sambil membawa gulungan kertas. "Kertas ini adalah kertas berisi perjanjian kalian bisa memberi syarat untuk membantuku. Jika sampai aku melanggarnya ini akan menjadi bukti untuk menghancurkanku."

Kira kemudian berdiri dari kursinya. Karena Kira berdiri semua juga ikut berdiri. Fritz merasa kalau Kira akan segera menandatangani suratnya. Akan tetapi Kira malah berjalan menuju pintu keluar.

"Tawaranmu sangatlah menarik, karena itu beri kami waktu untuk memikirkannya. Kau tahu bukan berurusan dengan kerajaan bukanlah hal yang kecil."

"Baiklah..." Fritz tampak kecewa. "Sebaiknya kalian tidak terlalu lama memikirkannya."

"Kami akan kembali besok atau mungkin beberapa hari lagi."

"Sebaiknya kalian cepat sebelum Tiaz menyiapkan rencana lainnya."

Mereka semua langsung kembali menuju penginapan. Sepanjang perjalanan mereka tidak bicara sedikitpun. Di kepala mereka begitu banyak hal yang ingin mereka bahas. Begitu sampai di penginapan, mereka langsung berkumpul di kamar Kira.

"Bagaimana menurutmu Kira? Apakah kau akan mengambil tawarannya?"

"Aku tidak tahu bagaimana dengan kalian hanya saja bagiku mereka tampak mencurigakan." Ema tampak tidak menyukai Fritz dan Lya.

"Aku juga tidak suka dengan mereka, perdana menteri adalah orang yang baik."

"Aku juga tidak yakin apa yang harus kita lakukan."

"Bagaimana jika kita menolak saja? Sejak awal aku melihat mereka seperti orang yang mencurigakan." Ema mempertegas pernyataan sebelumnya.

"Aku tidak tahu bagaimana denganmu hanya saja ini bukanlah tawaran yang buruk. Jika kita dapat membuat mereka mengambil alih maka bisa dikatakan wilayah Utara akan berada sepenuhnya di pihak kita." Chors membuat Kira menjadi semakin bingung.

Sedangkan Alice hanya diam dan tidak berbicara sedikitpun. Hanya saja dengan melihat wajah Alice, Kira sadar kalau dia tidak menyukai rencana ini. Kira merasa kalau beban pada rencana ini begitu berat. Dia yakin, jika hanya mereka saja yang memikirkannya maka ada kemungkinan mereka membuat keputusan yang salah. Karena itu Kira memutuskan untuk mencari bantuan.

"Tawaran yang kita dapatkan lagi-lagi bukan tawaran yang sederhana. Rasanya aku tidak bisa membicarakannya hanya dengan kita saja. Sepertinya aku perlu bertemu dengan Lucifer."

"Kapan kau akan membicarakan dengan Lucifer bukankah mereka meminta untuk memberikan jawabannya secepatnya."

"Aku akan membicarakannya sekarang." Kira berjalan menuju jendela kamarnya. "Aku tahu bagi kalian mereka pasti orang yang mencurigakan dan juga Alice aku mengerti rasanya aneh pasti jika mencurigai orang yang menolong kita. Hanya saja apapun keputusan yang aku buat tolong terimalah keputusanku."

"Apa yang kau bicarakan Kira, kaulah yang memimpin kami semua. Apapun keputusanmu kami pasti akan mengikutinya."

"Sejak awal kami semua mengikutimu."

"Perdana menteri memang baik tapi Kira jauh lebih baik."

"Terima kasih." Jawaban teman-temannya membuat Kira merasa lega. "Aku pergi sekarang."

Kira langsung melompat ke bawah dan terbang menuju Iblis Barat. Setelah mengingat apa yang terjadi sebelumnya, Kira merasa masalah yang akan dia hadapi merupakan masalah yang mempunyai skala yang sangat besar. Karena itu dia mencoba untuk berdiskusi dengan Lucifer.

Dengan terbang kecepatan penuh Kira dapat mencapai wilayah Barat kurang dari tiga jam. Kira masih tidak menyangka sebuah wilayah yang sangat berdekatan mempunyai iklim yang sangat berbeda. Karena heran Kira beberapa kali melihat ke belakang. Begitu melihat istana Iblis Barat, Kira langsung mendarat tepat di depan ruangan Lucifer. Dia mengetuk-ngetuk jendela Lucifer, Lucifer yang melihat Kira langsung membuka jendelanya.

"Apa yang kau lakukan disini, bukankah kau masih punya urusan di Utara?"

"Ada sesuatu yang penting yang aku perlu bahas denganmu." Kira melompat ke bawah

"Sepertinya itu cukup penting hingga membuatmu kembali kemari."

"Aku akan mencoba menjelaskannya padamu." Kira duduk di sofa yang ada di ruangan Lucifer.

Lucifer kemudian duduk dan mendengarkan Kira dengan seksama. Begitu Lucifer selesai mendengarkan dia diam sejenak. Lucifer tampak memikirkan apa yang mungkin terjadi dari rencana ini. Setelah berpikir cukup lama, Lucifer mengeluarkan senyumnya. Kira menjadi sedikit bingung kenapa Lucifer tersenyum.

"Jadi apa yang harus aku lakukan?"

"Lakukan sesukamu."

"Apa? Kau tidak ada memberikan perintah apapun?"

"Itulah perintahku, lakukan sesukamu."

"Bagaimana jika tindakanku malah akan membuat Iblis Barat mengalami kerugian?"

"Tidak, kau tidak perlu mengkhawatirkan itu. Sebenarnya pilihan mana saja yang kau buat akan membuat Iblis Barat dalam kondisi yang menguntungkan. Hanya saja dengan satu kondisi tertentu."

"Kondisi tertentu?"

"Benar, jika kau ingin menandatangani surat itu isilah namamu bukan sebagai jenderal Iblis Barat hanya sebagai Kira saja."

"Sepertinya aku mulai mengerti bagaimana jalan pikiranmu. Dengan menggunakan namaku maka Iblis Barat sama saja tidak ikut campur dalam masalah ini bukan?"

"Benar dengan begitu tidak akan ada masalah. Pertama jika memang rencana yang mereka buat dapat mengambil alih maka lakukan saja sesuai yang mereka perintahkan. Lalu jika rencana tidak berjalan dengan baik maka kau cukup untuk mengubah posisimu dan mengkhianati mereka. Dengan begitu siapapun yang menang kita bisa dapat meminta batu mana dan mendapatkan keuntungan. Bisa kita katakan kita sekarang berada di posisi yang menguntungkan."

"Sebelum itu ada yang ingin aku tanyakan apakah memang ada Raja bernama Fritz."

"Ya dia memang ada dia adalah Raja yang baik."

"Jadi yang baru saja dia katakan bukanlah kebohongan."

"Mungkin bukan sepenuhnya kebohongan, kita tidak tahu siapa dalang dibalik ini semua entah Raja saat ini atau Perdana menteri mereka. Lalu apa kau sudah menemukan sesuatu dengan Perdana menteri?"

"Aku sudah mencoba memeriksanya hanya saja tidak ada yang tampak aneh darinya. Dibandingkan dia aku lebih mencurigai istana."

"Istana?"

"Benar, di dalam istana itu tampak ada sesuatu yang mencurigakan."

"Memangnya kau menemukan apa?"

"Ketika, aku mencoba untuk menyelidiki istana rasanya selalu ada yang mengawasiku. Beberapa hari yang lalu aku menyadari bahwa itu berasal dari bawah istana."

"Apa kau yakin itu bukan berasal dari orang-orang yang ada di istana?"

"Aku sangat yakin."

"Kita pasti akan segera menemukan apa yang ada di dalam istana itu. Aku rasa itu cukup untuk pembahasan kita ini."

"Kau benar, aku perlu segera kembali." Kira berjalan ke arah jendela.

"Kira, ingatlah untuk membuat keuntungan sebanyak mungkin dari perjanjian ini."

"Tanpa kau beritahupun aku pasti akan melakukannya." Kira terbang kembali menuju Wilayah Utara.

Lucifer bangun dan berjalan untuk menutup jendela. Sebelum dia menutup jendela dia melihat keluar dan memikirkan mengenai apa yang Kira rasakan di istana. Lucifer nampak mengetahui sesuatu dengan apa yang ada di istana.

"Sebenarnya aku mencurigai sesuatu dari ceritanya. Hanya saja jika aku memberi tahunya hal ini tidak akan menjadi menarik. Lebih baik dia berhadapan dengan kemampuannya sendiri. Karena dia harus menjadi orang yang kuat."