Chereads / Demon Become Hero / Chapter 201 - Chapter 201

Chapter 201 - Chapter 201

Pada pagi hari Kira menjelaskan megenai rencana yang sudah dia siapkan. Begitu Kira selesai menjelaskan, dia langsung berdiri dan melihat Alice. Alice masih tampak sangat lemas, wajah dia juga tampak sangat pucat. Kira menjadi ragu untuk mengajak Alice.

"Apa kau benar-benar sudah bisa berjalan?"

"Aku sudah lebih baik daripada kemarin jadi jangan khawatir." Alice mencoba untuk berdiri.

Ketika Alice mencoba berdiri, dia hampir terjatuh karena tubuhnya masih lemas. Kira dengan sigap langsung menangkap Alice agar tidak terjatuh. Ketika memegang tubuh Alice, Kira menyadari kalau Alice benar-benar sangat lemas. Hanya saja jika dia tidak mengajak Alice, maka Alice akan merasa seperti kemarin.

"Kalau begitu kita turun saja terlebih dahulu."

"Emm." Alice mengangguk-anggukan kepalanya.

Di bawah Chors dan Ema sudah menunggu Kira dan Alice. Begitu melihat Kira dan Alice menuruni tangga, Ema segera bangun dari kursinya. Dia berjalan mendekati Kira dan Alice. Melihat wajah Alice yang pucat membuat Ema menjadi khawatir.

"Alice apa kau baik-baik saja?"

"Tenang saja, aku sudah lebih baik."

"Jadi kapan kalian akan berangkat?"

"Kami menunggu kalian agar kita berangkat bersama-sama."

"Apa kalian akan berangkat sekarang?" Chors berjalan ke arah mereka.

"Aku akan berangkat sekarang, karena semakin cepat maka Alice bisa beristirahat lebih cepat."

"Semoga kalian beruntung, Kami akan berangkat sekarang." Chors berjalan keluar dari penginapan.

"Hei, tunggu aku!" Ema berteriak mengejar Chors.

Kira dan Alice kemudian berjalan keluar dari penginapan. Ketika hendak Alice berjalan ke arah istana. Kira langsung mengangkat Alice dan menggendongnya. Kira kemudian terbang ke udara sambil menggendong Alice.

"Lebih baik jika kau seperti ini saja."

Kira kemudian membawa Alice ke istana, hanya dalam beberapa saat mereka sudah dapat sampai di istana. Begitu mereka melewati gerbang, Kira menjadi bingung karena penjaga gerbang tidak mencoba menghentikan mereka. Kira sangat yakin kalau penjaga gerbang melihat ke arahnya. {Kenapa mereka tidak peduli denganku?}

Kirapun mendaratkan dirinya tepat di tengah-tengah halaman istana. Tetap saja tidak ada yang nampak peduli dengannya. Pintu istana kemudian terbuka dan seorang pelayan menghampiri Kira.

"Perdana menteri sudah menunggu anda di ruangannya, mari ikuti saya."

Kira dan Alice terkejut karena perdana menteri menunggu mereka. {Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dia mengetahui kami akan kemari?} Kira hanya bisa berjalan mengikuti pelayan ke ruangan perdana menteri. Pelayan itu membawa mereka ke ruangan perdana menteri dan disana perdana menteri sudah menunggu Kira.

"Aku sudah menunggu kalian, aku kira kalian akan datang bersama dengan yang lain."

"Mereka mempunyai pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Apa maksudnya dengan menunggu kami? Bagaimana bisa kau tahu kami akan kemari?"

"Tentu saja aku akan tahu, racun manticore sebenarnya jauh lebih rumit. Saat aku mengobati Alice, racun dari manticore tidak sepenuhnya keluar dari tubuhnya. Melainkan sebagian kecil racun mengendap dalam tubuh Alice. Obat-obatan yang aku berikan padamu hanya berfungsi untuk menahan racun agar tidak mengendap lebih jauh." Kira terkejut mendengar penjelasan perdana menteri.

"Lalu apakah kau bisa menyembuhkan Alice?!"

"Tentu aku bisa, sekarang baringkan Alice terlebih dahulu."

Kira kemudian menurunkan Alice ke sofa. Perdana menteri kemudian mengambil beberapa peralatannya. Perdana menteri mengeluarkan sebuah suntikan dan memasukan sebuah cairan kuning ke dalam suntikan.

"Seperti yang aku katakan obatku hanya menahan agar racun tidak mengendap lebih jauh, tapi jika obatku bertemu dengan kandungan obat lainnya akan menimbulkan efek lain. Aku harap agar kau tidak bereaksi berlebihan." Perdana menteri melihat ke arah Kira.

Kira tidak mengerti kenapa perdana menteri melihat ke arahnya. Perdana menteri kemudian menyuntik Alice. Begitu cairan masuk ke dalam tubuh Alice, wajah Alice menjadi berubah. Wajah Alice menjadi berwarna ungu.

"AKHHHH!!!" Alice berteriak kesakitan.

"Kau!" Kira menarik kerah perdana menteri. "Apa yang kau lakukan pada Alice?!"

"Aku hanya membantunya."

"Membantunya? Bagaimana kau mengatakan membantunya jika Alice berteriak seperti itu."

"Tenanglah, itu hanya efek gabungan dari kedua obatku. Cairan yang aku suntikan pada Alice berfungsi untuk mengeluarkan racun yang sudah mengendap di dalam tubuh Alice. Hal itu membuat Alice kesakitan karena racun-racun yang sebelumnya berdiam di tubuhnya dipaksa untuk keluar. Sekarang tolong lepaskanlah kerahku, aku perlu mengurus pasienku."

"Maafkan aku." Kira melepaskan kerah perdana menteri. "Sepertinya aku hanya akan terlalu emosional jika terlalu lama disini. Aku akan menunggu diluar saja agar tidak menganggumu."

"Baiklah."

Kira kemudain berjalan keluar dari ruangan perdana menteri. Perdana menteri melanjutkan pengobatan Alice, dia membuat sayatan kecil pada tangan Alice. Perdana menteri memasukan selang seperti sebelumnya, selang itu kemudian mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh Alice.

"Sekarang kita hanya perlu menunggu." Perdana menteri duduk sambil melihat selang racun Alice.

Racun dari dalam tubuh Alice kemudian keluar dengan perlahan. Berbeda dari racun kemarin sekarang racun yang keluar dari tubuh Alice berwarna hitam. Dalam beberapa saat racun warna hitam berhenti mengalir dan kembali racun warna ungu yang keluar. Perdana menteri menghela nafas dengan lega karena melihat racun berwarna hitam hanya keluar sesaat saja.

Kira sedang berjalan mengelilingi istana, dia mencoba mencari sesuatu yang aneh di istana. Dia mencoba untuk berjalan setenang mungkin agar nampak tidak mencurigakan bagi orang lain. Kira merasa dia sudah hampir mengelilingi seluruh istana, akan tetapi dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Kira memutuskan untuk berhenti berjalan dan mencoba untuk berpikir.

"Sebenarnya dimana? Kenapa aku tidak menemukan sesuatu yang aneh di dalam istana ini. Selain itu kenapa aku tidak bisa menemukan seseorang yang nampak kuat hingga dapat menekanku. Jenderal kerajaan ini memanglah kuat akan tetapi seharusnya dia tidak lebih kuat dariku. Perdana menteripun sepertinya bukan seseorang yang dapat bertarung. Kalau begitu siapa?! Tidak mungkin seseorang seperti itu dapat bersembunyi."

Kira mencoba menenangkan dirinya, dia mencoba mengingat semua yang dia pelajari. Kira mengingat apa yang masternya katakan.

"Mempelajari mana alam tidak hanya membuatmu menjadi semakin kuat. Tapi juga membuat instingmu menjadi semakin tajam." Master kemudian bersembunyi ke dalam kabut.

Master kemudian menyerang Kira dengan sihir api. Dengan adanya kabut yang tebal Kira tidak dapat melihat serangan masternya.

"Apa yang kau lakukan Kira cobalah rasakan sekitarmu dengan mana alam."

Kira kemudian memejamkan kedua matanya. Dia mencoba untuk merasakan sekelilingnya dengan mana alam. Karena Kira begitu berkonsentrasi, Kira dapat merasakan yang ada di sekelilingnya. Dia dapat merasakan sesuatu yang aneh disekitarnya, Kira kemudian menunjuknya dan membuka matanya.

"Taman?!"

Kira merasakan aneh dengan taman istaan. Karena itu dia langsung berlari ke taman untuk memeriksanya sendiri. Di ruangan perdana menteri, racun dalam tubuh Alice sudah berhasil keluar semuanya. Wadah yang digunakan untuk menampung racun terisi penuh.

"Sekarang aku perlu mencari Kira." Perdana menteri bangun dari sofanya dan berjalan ke arah pintu.

"Tunggu!" Dengan tubuh yang begitu lemas Alice mencoba menghentikan perdana menteri.

"Ada apa? Apakah tubuh kau merasa kesakitan?"

"Tidak, aku hanya lemas saja. Aku akan baik-baik saja bukan?" Alice memegang lengan baju perdana menteri.

"Tenang saja kau pasti akan segera pulih."

"Kenapa kau mau menolongku?"

"Pertanyaan macam apa itu?" Perdana menteri melepaskan genggaman Alice dari bajunya. "Aku adalah seorang dokter dan kau adalah orang yang sakit tentu aku akan mengobatimu. Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya tapi aku mempunyai seorang adik."

"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya?"

"Itu karena dia sudah mati, dia mati karena terkena racun. Dulu kerajaan Azure tidak sebaik sekarang, tidak banyak fasilitas yang tersedia. Karena itu biaya dokter sangatlah mahal, biaya yang begitu mahal membuatku tidak bisa mengobati adikku hingga dia mati. Kejadian ini membuatku bertekad untuk menjadi dokter dan mengobati orang-orang. Aku tidak ingin kejadian yang aku alami terjadi pada orang lain."

Alice terkejut dengan cerita perdana menteri. Dia juga merasa tersentuh dengan cerita tersebut. Hal ini juga membuat Alice semakin yakin kalau perdana menteri memanglah orang yang baik.

"Sekarang istirahatlah, aku akan mencari Kira." Perdana menteri berjalan keluar dari ruangan.

"Maaf Kira aku tidak bisa menahannya lebih alam, aku sangat lema-." Alice pingsan karena dia begitu lemas.

Kira yang sudah mengelilingi taman menjadi semakin bingung. Dia tidak menemukan sesuatu yang aneh dari taman. Dia menjadi ragu dengan apa yang dia rasakan sebelumnya. Hanya saja dia juga sangat yakin kalau itu berasal dari taman.

"Mungkinkah?" Kira melihat ke bawah.

"Oh disana kau rupanya." Perdana menteri menghampiri Kira. "Apakah kau menyukai taman istana?"

"Benar, aku bahkan sampai tidak sadar sudah berapa kali aku mengelilinginya."

"Aku juga sangat menyukainya, taman ini di didesain sendiri oleh yang mulia."

"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak pernah beliau sejak aku datang kemari."

"Karena beberapa kejadian di masa lalu membuat yang mulia tidak berani keluar dari ruangannya. Hanya aku dan jenderal saja yang bisa menemuinya beliau tidak ingin bertemu dengan orang yang tidak dia percaya."

"Kejadian apa yang terjadi hingga membuat beliau seperti itu."

"Sayangnya aku tidak bisa memberitahunya." Kira kesal karena tidak bisa mendapatkan informasi lebih jauh. "Aku dengar petualang dengan peringkat A mempunyai uang yang banyak. Kenapa kau tidak membuat taman seperti ini di rumahmu nanti?"

"Sepertinya itu ide yang bagus, hanya saja sebagai petualang kami hampir tidak mungkin bisa menetap di rumah dengan begitu lama. Jadi sepertinya tidak ada gunanya untuk membuatnya."

"Kau mungkin dapat membuatnya saat kau sudah pensiun nanti."

"Mungkin aku bisa memikirkannya nanti. Bagaimana dengan Alice? Apakah dia baik-baik saja?"

"Seharusnya aku sudah berhasil mengeluarkan semua racun dari tubuhnya. Hanya saja kita perlu memastikannya dengan melihat dia dalam beberapa hari ke depan. Aku akan menyiapkan obat untuknya, aku juga akan menyiapkan anti racun untuk antisipasi. Sekarang sepertinya dia sedang tidak sadarkan diri."

"Apa?!" Kira nampak begitu terkejut.

"Tenang saja, itu normal obat yang aku berikan membuatnya menjadi lemas. Aku melakukannya agar dia tidak melawan dan juga merasakan kesakitan ketika racun keluar dari tubuhnya."

"Begitukah, aku berterima kasih karena kau sudah menolongku. Begitu Alice sadar aku akan membawanya kembali."

"Datanglah kepadaku jika ada sesuatu yang terjadi pada Alice."

"Baik." Kira meninggalkan perdana menteri.