Chereads / Demon Become Hero / Chapter 199 - Chapter 199

Chapter 199 - Chapter 199

Setelah kondisi mulai membaik Alice akhirnya dapat membuka kedua matanya. Ketika dia melihat sekelilingnya dia menjadi bingung. Dia tidak tahu dia berada dimana, dia juga tidak mengerti bagaimana dia bisa berada di sebuah kamar yang begitu bagus. Alice mencoba untuk bangun dari kasur, tapi saat dia mencoba mengangkat tubuhnya dia merasa kesakitan.

Sebagian tubuhnya masih dipenuhi dengan bintik-bintik merah, namun bintik merah itu sudah tidak sebesar seperti yang dia ingat sebelumnya. Dia juga melihat tangan kanannya dipasangi sebuah selang. Begitu Alice melihat ke kiri, Alice menunjukan senyumnya. Dia melihat Kira yang tertidur lelap menunggunya, Alice mengangkat tangannya dan menaruhnya di atas kepala Kira. Begitu Alice menaruh tangan di atas kepala Kira, Kira langsung terbangun dari tidurnya.

"Maaf, aku membuatmu terbangun."

Wajah senang Kira tidak dapat dia sembunyikan. Kira langsung menggenggam tangan kiri Alice dengan kedua tangannya. Dia kemudian menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan ekspresi Kira.

"Syukurlah, aku bersyukur karena kau selamat." Kira tidak bisa menyembunyikan kalau dia sedang menangis.

"Tidak, hiks, hiks, aku membuat mereka semua mati. Aku bisa selamat karena mereka membantuku."

Alice menangis karena mengingat apa yang terjadi di dungeon. Dia mengingat dengan jelas kalau dia berhasil selamat karena mengorbankan semua orang yang ada di kelompoknya. Melihat Alice menangis Kira hanya bisa diam dan tidak melakukan apapun. Dapat selamat karena pengorbanan seseorang adalah sesuatu yang sangat berat. Kira sangat mengerti apa yang Alice rasakan karena itu menurut Kira lebih baik membiarkan Alice menangis terlebih dahulu. Setelah Alice selesai menangis, Kira baru berbicara dengan Alice.

"Apa kau sudah tenang?" Alice hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Aku melihat apa yang terjadi di dalam dungeonmu. Ini semua adalah kecelakaan dan kita tidak pernah tahu kapan kecelakaan ini terjadi. Yang ingin aku katakan adalah kau harus tetap bersemangat seperti biasanya."

"Bagaimana bisa aku hidup seperti biasanya sedangkan banyak orang yang mati karenaku. Jika saja aku sekuat dirimu, mereka pasti tidak akan bernasib seperti itu. Ini semua karena aku terlalu lemah."

"Kalau begitu jadilah kuat, kau harus menjadi lebih kuat dariku agar orang-orang yang sudah berkorban demi dirimu bisa beristirahat dengan tenang. Buktinkan pada mereka semua kalau pengorbanan mereka tidaklah sia-sia."

Hati Alice menjadi terketuk karena kata-kata Kira. Sejak awal Alice sudah tahu kalau dia memang harus menjadi lebih kuat. Hanya saja dia masih membutuhkan tempat untuk bersandar dan menangis. Dia juga memerlukan orang yang dapat memberikan semangat pada dirinya. Alice sangat bersyukur dan juga senang karena Kira ada disampingnya.

"Terima kasih." Alice melihat Kira dengan senyum yang lebar.

Chors dan Ema masuk ke dalam kamar Alice dan berjalan mendekatinya. Karena kedatangan mereka berdua, Alice baru menyadari kalau tangannya dipegang Kira. Seketika wajah Alice menjadi merah dan malu tidak karuan. Dia menarik tangannya dan menutupi wajahnya.

"Kalian sepertinya sudah baik-baik saja."

"Kami sudah bilang kami hanya perlu istirahat saja, bagaimana dengan Alice?" Ema memutar-mutar tangannya untuk menunjukan kalau dia baik-baik saja.

"Alice sudah membaik, tapi sepertinya aku perlu bertanya pada perdana menteri nanti untuk kondisi Alice."

"Kebetulan sekali saat kami hendak kesini jenderal meminta kita semua untuk ke ruang menteri."

"Benarkah? Kalau begitu Ema bisakah kau menjaga Alice dulu? Aku dan Chors akan pergi ke ruangan perdana menteri."

"Serahkan saja padaku."

"Terima kasih." Kira bangun dari kursinya dan berjalan keluar dari kamar Alice bersama dengan Chors.

Saat mereka sedang berjalan menuju ruangan perdana menteri. Chors mengajak Kira berbicara menegani dungeon.

"Kira apa saja yang kau hadapi di dungeonmu?"

"Aku hanya menghadapi beberapa kelabang saja."

"Hanya kelabang? Apa kau tidak menemukan monster lain?" Chors bertanya dengan kebingungan.

"Tidak, aku hanya melawan kelabang saja."

"Aneh."

"Apa maksudmu aneh?"

"Aku menghadapi minotaur di dungeonku. Tidak hanya itu minotaur di dungeonku sangatlah aneh."

"Minotaur? Kenapa di dungeonku tidak ada minotaur."

"Itulah yang membuat aneh. Kau seharusnya melihat minotaur yang aku lawan. Itu adalah kali pertama aku melihat minotaur seperti itu."

"Apa maksudmu? Bukankah kita melawan minotaur saat perang."

"Minotaur ini berbeda dengan yang kita lawan sebelumnya. Dia mempunyai kekuatan yang jauh lebih kuat dari minotaur biasanya. Selain itu dia mempunyai bola kristal aneh di dadanya."

"Bola kristal?" Enatah kenapa Kira merasa tidak asing dengan cerita Chors.

"Benar, bola kristal itu berwarna hijau. Sepertinya bola kristal ini mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan minotaur. Karena saat aku memotong tubuhnya, tubuh minotaur itu kembali beregenerasi."

Kira masih ingin membicarakan apa yang terjadi pada Chors, tapi mereka sudah tiba di depan ruangan perdana menteri. Mereka akhirnya mengakhiri obrolan mereka dan masuk ke dalam ruangan perdana menteri. Begitu Kira dan Chors masuk, perdana menteri menaruh pena miliknya dan berhenti bekerja. Di dalam ruangan itu juga ada jenderal yang sudah menunggu mereka.

"Duduklah kalian harus duduk karena kita akan berbicara panjang lebar."

"Apakah Alice sudah bisa pergi dari sini?"

"Itu tergantung bagaimana kondisinya, jika selang yang aku pasangkan sudah tidak mengeluarkan cairan ungu dan hanya mengluarkan darah saja itu artinya dia sudah aman. Aku akan segera menyiapkan obat untuknya juga."

"Aku tahu ini sudah telat tapi." Kira berdiri dari sofa. "Aku minta maaf padamu karena sudah membuat kekacauan di istana. Aku juga berterima kasih karena kau menyelamatkan Alice." Kira membungkuk untuk menunjukan rasa hormatnya.

"Tidak perlu membungkuk seperti itu sejak awal aku adalah seorang dokter. Sudah menjadi tugasku untuk mengobati seseorang. Tapi bukankah kita belum saling berkenalan. Perkenalkan aku adalah Tiaz Ankrata perdana menteri kerajaan Azure, senang bertemu dengan kalian."

"Perkenalkan aku adalah Kira pemimpin dari party Demonhard. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih karena sudah menyelamatkan Alice."

"Perkenalkan aku Chors anggota party Demonhard, terima kasih karena sudah membantu kami."

"Sudah aku bilang tidak perlu berterima kasih. Aku meminta kalian kemari karena aku ingin membicarakan sesuatu dengan kalian semua. Jenderal tolong beritahu apa yang sudah kita temukan."

"Menurut investigasi yang kami lakukan, dungeon yang dimasuki oleh nona Alice berisi manticore."

"Apa?! Manticore katamu?!" Chors sangat terkejut.

"Kenapa memangnya manticore? Apa dia sangat berbahaya."

"Tuan Kira sepertinya anda tidak mengetahui bahaya manticore." Tiaz mencoba menjelaskan pada Kira. "Manticore merupakan monster yang sangat kompleks. Apa kau tahu kenapa monster ini bisa dibilang kompleks? Ini semua karena kemampuannya diatas rata-rata, tidak hanya memiliki kekuatan dan kecepatan. Manticore juga mempunyai racun yang cukup mematikan. Bahkan jika party rank A melawannya jika party itu tidak mempunyai persiapan yang baik kemungkinan mereka dapat menang sangatlah kecil. Melihat nona Alice berhasil selamat, nona Alice pasti sangatlah hebat."

"Bisakah aku bertanya sesuatu?"

"Apa itu tuan Chors?"

"Apakah kemunculan manticore ini memang hal yang wajar?"

"Tidak ini bukanlah wajar, selama aku menjadi jenderal ini adalah kali pertama aku mendengar manticore muncul di dalam dungeon."

"Kalau begitu bagaimana dengan minotaur?"

"Apa minotaur?! Apa kau bertemu dengan minotaur di dalam dungeonmu?"

"Benar aku melawan minotaur di dalam dungeonku."

"Haah..." Tiaz meghela nafasnya dengan panjang. "Sebenarnya apa yang terjadi di dalam dungeon. Seharusnya dungeon hanya berisi monster kelabang saja. Jikapun ada monster yang kuat itu hanya kelabang merah yang dapat menyemburkan asam. Jenderal apa anda menemukan sesuatu yang aneh di luar dungeon?"

"Tidak, kami belum menemukan apapun. Saya akan memberitahu pasukan untuk menyelidiki lebih lanjut nanti."

"Kalau begitu tolong selidiki dengan lebih lanjut."

"Baik." Jenderal kemudain berjalan keluar dari ruangan.

"Sepertinya hanya dungeonku saja yang normal. Lalu apa yang sebenarnya terjadi disini?"

"Aku juga tidak mengerti jika kau bertanya padaku. Hanya saja aku mencurigai seseorang yang jika aku harus membuat kesimpulan."

"Dan apa kesimpulan itu."

"Menurutku ini semua adalah perbuatan Iblis Timur. Kami sudah mendapatkan kabar bahwa Iblis Timur sudah mulai bergerak. Mereka bahkan sampai melakukan perang dengan Kardia."

"Jika memang Iblis Timur dalangnya. Kenapa Iblis Timur melakukan ini semua?"

"Tentu saja karena sumber daya yang dimiliki kerajaan Azure. Kami mempunyai begitu banyak tambang batu mana. Batu mana merupakan sumber yang sangat berharga untuk dijadikan senjata sihir. Jadi tidak kecil kemungkinan Iblis Timur ingin membuat banyak senjata sihir, tapi tetap saja ini hanya asumsiku saja."

"Lalu apa yang akan kerajaan Azure lakukan ke depannya?"

"Aku masih belum dapat membuat sebuah keputusan. Aku perlu melihat apa yang sebenarnya terjadi terlebih dahulu. Membuat keputusan tergesa-gesa hanya akan membuat masalah baru lainnya. Alasan sebenarnya aku memanggil kalian kemari karena aku punya permintaan pada party Demonhard."

"Permintaan?"

"Aku tahu kalian adalah orang-orang yang sangat kuat. Karena itu selama jenderal menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, aku ingin menyewa kalian untuk melindungi istana. Ketika jenderal tidak berada di istana kekuatan tempur kami sangat menurun. Karena itu tolong lindungi kami."

Kira terdiam dan tidak memberikan jawaban apapun. Kira kemudian melihat ke arah Chors. Chors tampak kebingungan dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

"Aku masih belum dapat memberikan jawaban untuk saat ini. Masalah saat ini tampak terlalu rumit untuk party kecil seperti kami. Berilah kami waktu untuk memikirkannya lebih dahulu."

"Aku menghargai keputusanmu, aku akan menunggu jawaban kalian."

"Kalau begitu kami akan kembali." Kira berdiri dan berjalan ke arah pintu.

"Tunggu dulu, sebelum kalian pergi bawalah ini." Perdana menteri memberikan sebuah kantung. "Begitu racun yang ada di dalam tubuh Alice menghilang secara menyeluruh kalian bisa membawanya pergi dari sini. Ingat tanda racun sudah keluar dari tubuh Alice adalah selang yang aku pasangkan mengeluarkan darah bukan cairan ungu. Di dalam kantung itu berisi obat untuk Alice, aku sudah menakarnya untuk setiap harinya. Kau hanya perlu memberikannya hingga obat itu habis."

"Terima kasih."

Kira dan Chors pergi dari ruangan perdana menteri. Mereka berjalan kembali kembali ke kamar Alice.