Serangan manticore begitu kuat hingga membuat Alice menjadi pingsan sesaat. Ketika Alice membuka matanya, pandangan dia masih buram dan juga telinga masih berdengung. Alice tidak dapat mendengar dengan jelas tapi dia dapat mendengar suara pertempuran di depan dia. Pandangan Alice mulai kembali normal.
Dia begitu terkejut dengan apa yang dia lihat. Kelompok Alice memberanikan diri untuk melawan manticore. Dari kejauhan Alice dapat melihat dengan jelas wajah ketakutan dari kelompoknya. Saat Alice sedang melihat sekitar, dia melihat beberapa mayat dari kelompoknya tergeletak di tanah.
Alice semakin tidak mengerti kenapa mereka berusaha begitu keras untuk dirinya. Di saat yang sama Alice juga merasa begitu bersalah karena dia merasa dialah yang membuat mereka semua terlibat dalam pertempuran. Alice melompat turun dari dinding gua dan berlari ke arah manticore. Sengat manticore bergerak untuk salah satu petualang yang masih hidup.
*tang*
Alice menahan sengat manticore dengan kedua pedangnya. Alice mamanfaatkan kesempatan tersebut untuk memotong sengat manticore. Dia membuat pedangnya menjadi sangat dingin dan pada saat itu Alice langsung mengayunkan pedang apinya. Dengan kedua suhu yang saling bertolak belakang Alice berharap dapat memberikan dampak serangan yang kuat. Hanya saja manticore tampak menyadari serangan Alice, dia menarik kembali sengatnya. Manticore cukup beruntung untuk menarik kembali sengatnya, Alice hanya berhasil memotong ujung sengat manticore.
Begitu sengatnya terpotong manticore menjadi begitu kesal. Manticore mengaum untuk menunjukan kekesalannya. Auman manticore begitu keras hingga membuat telinga orang-orang seperti tertusuk. Manticore langsung bergerak untuk menyerang Alice. Dalam sekejap manticore muncul di depan Alice, manticore kemudian mengayunkan kakinya untuk menyerang Alice.
Alice menahan serangan tersebut dengan kedua pedangnya. Serangan kali ini tidak dapat dibandingkan dengan serangan sebelumnya. Kekuatan manticore jauh lebih kuat dari sebelumnya, Alice bahkan berasa kalau beberapa tulangnya ada yang retak. Dia mencoba untuk memanaskan dan mendinginkan kaki manticore pada saat bersamaan, tapi itu sama sekali tidak bekerja. Manticore menekan Alice dengan semakin kuat, Alice bahkan menyadarinya jika seperti ini terus dia pasti akan segera mati.
*duar, slash...*
Kelompok Alice mencoba melindungi Alice, karena itu mereka semua mencoba menyerang manticore. Karena merasa banyak yang menganggunya, Manticore mengangkat kakinya dari Alice. Dia kemudian bergerak dan menyerang ke arah kelompok Alice. Semua orang yang ada di kelompok Alice melihat ke arah Alice. Mereka menatap Alice dengan seolah-olah mengatakan kalau 'Sekarang giliranmu, kau pasti bisa'
Alice mencoba untuk menghentikan manticore tapi gerakan manticore begitu cepat. Berapa kalipun Alice mencoba mengejar manticore dia selalu gagal. Dia hanya bisa melihat mayat rekannya tergeletak di depannya. Pada akhirnya Alice menyadari dia tidak akan bisa mengejar manticore. Alicepun memilih untuk menyerah mengikuti manticore dan membiarkan rekan-rekannya tewas.
*bump*
Alice memanggil sebuah pedang yang begitu besar, pedang tersebut mempunyai ukuran yang dua kali lebih besar dari Alice. Sebuah pedang besar yang mempunyai sisi tajam di kedua sisinya dan mempunyai pegangan pedang tepat berada di tengah-tengah antara kedua sisi tersebut. Alice kemudian mengangkat pedang tersebut ke atas kepalanya. Alice kemudian menarik kedua sisi pedang, pedang terbelah menjadi dua. Pedang tersebut dihubungkan dengan rantai yang ada di dalam pedang.
"Aku pasti akan memebalaskan kalian semua!" Alice berteriak sambil mengangkat pedangnya ke arah manticore.
Dengan teriakan Alice membuat manticore merasa terpancing. Manticore langsung terbang ke arah Alice. Begitu manticore mendekati Alice, Alice langsung melemparkan pedangnya ke arah manticore. Manticore menangkis pedang tersebut dengan kakinya. Alice kembali menarik pedangnya dengan rantainya, pada saat pedang itu kembali Alice melemparkan pedang lainnya ke arah manticore.
Manticore menghindari serangan dari pedang Alice. Alice menjadi tersenyum karena melihat manticore menghindar.
"Benar seperti apa yang dikatakan guru pedang ini sangat kuat, tapi guru juga mengatakan aku tidak akan bisa bergerak dengan leluasa."
Pedang yang saat ini Alice pakai mempunyai daya hancur yang begitu kuat. Hanya saja dengan ukuran yang begitu besar dan juga berat membuatnya tidak dapat bergerak dengan leluasa. Karena itulah Alice lebih memlih untuk melempar pedangnya dibandingkan mengayunkannya.
Melempar pedang tentu mempunyai kelemahan sangat besar dibandingkan mengayunkannya. Serangan Alice menjadi monoton karena serangan yang monoton manticore dapat menghindari serangan Alice. Berkali-kali Alice menyerang manticore tidak ada satupun yang mengenainya. Manticore malah menjadi semakin dekat dengan Alice. Dengan pedang yang begitu berat dia tidak akan dapat menghindari serangan manticore seperti sebelumnya.
Alice mencegah manticore semakin mendekatinya dengan menyatukan kedua pedangnya kembali. Dia kemudian mengangkat kedua pedang tersebut setinggi mungkin. Dia kemudian memutar perlahan-lahan pedangnya semakin lama putaran Alice menjadi semakin kecang. Alice memisahkan kembali kedua pedang tersebut dan putaran yang Alice buat menjadi seperti baling-baling.
Manticore mencoba menghentikan putaran pedang Alice dengan kakinya. Dia mencoba mengayunkan kakinya dan menghantam Alice. Berkat pedang yang begitu tajam dan juga besar membuat Alice tidak terkena serangan manticore, malah tangan manticore menjadi terluka. Di saat manticore kesakitan, Alice memanfaatkan kesempatan tersebut, ketika pedangnya masih berputar dia melempar pedangnya ke arah kepala manticore.
Karena Alice memutar pedangnya, membuat daya hancur dari pedangnya menjadi semakin kuat. Manticore menghindari serangan tersebut agar tidak terkena kepalanya, hanya saja sayapnya terkena serangan langsung dari pedangnya. Sayap manticore menjadi mempunyai lubang besar dan manticore tidak akan dapat menggunakan sayapnya.
Alice berhasil membuat serangan yang cukup telak manticore. Akan tetapi menggunakan pedang sebesar dan seberat itu membuatnya kelelahan. Alice sudah tidak dapat menggunakan pedang itu lagi dengan stamina yang dia punya. Dia memilih untuk menghilangkan pedang tersebut. Begitu pedang tersebut menghilang, kedua tangan Alice menjadi gemetar. Dia tidak menyangka kalau pedang itu masih terlalu berat untuknya.
Maticore berlari ke arah Alice dengan kencang. Sebelum manticore semakin dekat denganya, Alice memanggil pedang miliknya. Sebuah pedang dengan bilang pedang yang tajam dan juga tipis. Manticore melompat untuk menerkam Alice, dengan tubuh yang kelelahan Alice hanya dapat berguling ke samping untuk menghindar. Alice berhenti tepat di samping salah satu mayat rekannya.
Manticore sadar kalau serangannya tidak mengenai apapun. Dia berbalik dan melihat Alice. Manticore kembali mendekati Alice, ketika Alice melihat ke manticore dia mengangkat pedangnya dengan kedua tangannya. Alice melihat manticore dengan wajah yang nampak sangat sedih.
"Maafkan aku!"
Alice kemudain menusuk mayat tubuh rekannya. Setelah menusuknya Alice langsung mengangkat pedangnya. Bilah pedang yang sebelumnya berwarna perak sekarang mempunyai corak hitam. Alice terkejut dengan munculnya corak hitam pada bilah pedangnya.
"Masih kurang, guru bilang saat katana ini menjadi hitam pekat maka katana ini menjadi pedang tertajam."
Ema ingin membuat katana yang dia pegang menjadi hitam, hanya saja dia menjadi ragu. Karena keraguannya dia tidak menyadari kalau manticore sudah ada di depannya. Begitu manticore mengayunkan kakinya, Emapun juga mengayunkan katana miliknya.
*slash*
Karena katana begitu ringan dibandingkan pedang besar sebelumnya membuat gerakan Alice menjadi lebih cepat. Beberapa jari dari manticore menjadi terpotong. Begitu bercak darah mengenai bilah katana, darah yang ada di bilah tampak terserap. Bercak hitam pada katana juga menjadi semakin bertambah banyak. Alice kemudian mengangkat katananya lurus ke depan sambil menatap manticore dengan tajam.
Alice melompat ke atas untuk mengincar kepala manticore. Dengan sengat yang sudah tidak ada ujungnya, manticore mencoba menghantam Alice dengan sengatnya. Alicepun mengubah haluan pedangnya dan membuatnya memotong ekor yang menempel pada tubuh manticore. Begitu ekor tersebut terpotong bukanlah darah yang muncul melainkan cairan berwarna ungu.
Cairan ungu tersebut menyiram sebagian tubuh milik Alice. Begitu cairan ungu tersebut mengenai kulit Alice tubuh Alice menjadi dipenuhi bintik-bintik. Hanya dalam waktu yang singkat sebagian tubuh Alice penuh dengan bintik merah, bintik merah itu sangat terasa sakit. Alice merasa tubuhnya seperti sedang dibakar, tapi dia menahan rasa sakit yang dia rasakan.
Manticore mengayunkan kakinya kembali untuk menyerang Alice. Alice mencoba melompat untuk menghindari serangan tersebut akan tetapi karena bintik-bintik yang ada di tubuhnya membuatnya tidak dapat banyak bergerak. Alice kemudian membiarkan pedangnya mengarah ke arah kaki manticore. Dia hanya mencoba menunggu serangan manticore.
Begitu serangan tersebut mendekati Alice, dia langsung mengayunkan pedangnya dan memotong kaki manticore. Manticore menjadi terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Melihat manticore terjatuh, Alice berjalan dengan perlahan untuk mendekati manticore. Setelah dia berada di depan manticore, Alice mangayunkan pedangnya untuk membunuh manticore.
Alice tidak membiarkan manticore mati begitu saja, dia membunuh manticore dengan perlahan-lahan. Alice menyayat-nyata kepala manticore hingga katana Alice menjadi berwarna hitam pekat. Begitu katana Alice menjadi hitam pekat dia mengangkat tinggi pedangnya dan memenggal kepala manticore.
"HAAAA!" Alice berteriak dengan kencang begitu dia menang.
Pada saat yang sama dia juga merasa sangat bersalah dengan apa yang terjadi pada teman-temannya. Alice menangis melihat mayat-mayat yang ada di sekelilingnya. Jika saja Alice menjadi lebih kuat pasti tidak akan ada korban, jika dia dapat memimpin seperti Kira tidak mungkin akan ada korban.
Dia tidak tega untuk meninggalkan mayat-mayat temannya. Alice mencoba untuk menarik mereka semua dan membawanya keluar. Tapi dengan tubuh yang dipenuhi dengan racun membuat Alice tidak berdaya. Tidak hanya kesakitan Alice juga kehilangan kesadarannya dan terjatuh diantara mayat-mayat teman-temannya.
Di sisa lain jenderal Jura baru saja menyelesaikan dungeon miliknya. Dia sedang berlari kembali ke titik kumpulnya bersama dengan kelompoknya. Kelompok jenderal Jura hanya mengalami luka-luka saja dan tidak ada yang sampai tewas. Jenderal Jura merasa percaya diri kalau mereka adalah kelompok pertama yang menyelesaikan dungeon.
Ketika mereka sampai di titik kumpul, jenderal Jura terkejut dengan Kira dan kelompoknya sudah ada disana. Kira duduk di atas pohon sambil menunggu yang lainnya. Yang paling mengejutkan bagi jenderal Jura adalah kelompok Kira tidak mengalami luka sedikitpun.
"Sejak kapan kau disini?" Jenderal Jura bertanya pada Kira.
"Entahlah, mungkin sudah tiga atau dua jam aku menunggu."