Di dalam dungeon Alice sedang bertarung dengan kawanan monster kelabang. Alice bertarung di depan dan membiarkan kelompoknya di belakang. Sejak awal Alice tahu kalau kemampuan dia dalam memimpin sangatlah payah. Yang dia bisa andalkan saat ini hanyalah kekuatannya, karena itu Alice memilih untuk bertarung sekuat tenaga di depan.
Alice menyerang dengan pedangnya seperti sedang menari. Setiap serangan Alice membuat kelompoknya menjadi terpukau dengan gerakan Alice. Mereka tidak menyangka kalau seorang anak kecil yang sebelumnya mereka remehkan adalah orang yang kuat. Salah satu kelabang mencoba menyerang Alice dari belakang, melihat Alice akan terkena serangan salah satu petualang mencoba berlari mendekati Alice.
Sebelum serangan kelabang mengenai Alice, Alice menaruh tangan kirinya ke belakang. Kemudian sebuah pedang besar muncul dan menghalangi serangan kelabang. Alice kemudian melompat ke atas, kedua pedang yang ada di tangannya menghilang. Dia kemudian mengangkat kedua tangannya dengan tinggi seperti sedang memegang sebuah pedang.
Sebuah pedang yang lebih besar muncul diantara kedua tangan Alice. Dengan berat, Alice mengayunkan pedang tersebut ke bawah. Petualang yang sebelumnya berlari mendekati Alice menghentikan langkahnya. Ketika pedang berada di antara kaki Alice, tanah menjadi hancur.
*blar*
Tanah menjadi hancur seolah-olah seperti ada sebuah ledakan. Gelombang kejut yang begitu kuat membuat kelompok Alice sedikit terdorong ke belakang. Debupun memenuhi gua dan menghalangi pandangan orang-orang. Begitu debu menipis, mayat-mayat kelabang berserakan di tanah dan Alice berdiri di atas mayat tersebut sambil menaruh pedangnya di bahunya.
Kelompok Alice tidak dapat berkata-kata dengan apa yang mereka lihat. Mereka melihat seperti seorang dewi perang turun dari surga dan bertarung demi mereka. Pada saat itu juga mereka baru menyadari kalau Alice begitu cantik, bahkan sepertinya kecantikan Alice dapat dibandingkan dengan wanita bangsawan. Alice kemudian melompat turun dari tumpukan mayat, ketika melihat Alice melompat turun kelompoknya langsung berlari untuk menghampiri Alice.
Begitu Alice selesai bertarung dia kembali seperti sebelumnya. Takut akan banyak orang dan tidak dapat berbicara dengan orang banyak. Rasa trauma Alice tidak bisa hilang begitu saja. Alice begitu ingin menanyakan bagaimana keadaan kelompoknya tapi dia tidak bisa. Begitu dia ingin membuka mulutnya, kenangan bagaimana dia disakiti oleh orang-orang muncul dan membuat mulutnya berhenti.
Kelompok Alice tidak mengerti dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Alice. Hanya saja melihat tatapan Alice siapapun pasti dapat mengerti apa yang dimaksud. Hanya dari wajah Alice saja sudah menunjukan seperti Alice sedang berkata 'Apakah kalian baik-baik saja?' Salah satu dari petualang berjalan mendekati Alice.
"Terima kasih karena berkatmu kami semua dapat selamat tanpa ada yang terluka sedikitpun."
Mendengar kata tersebut membuat Alice menjadi sangat senang. Kepala Alice yang sudah mulai tertunduk kembali terangkat. Pada saat itu juga Alice merasa kalau dirinya sudah berhasil menjadi seorang pemimpin. Alice menjadi begitu ingin cepat menyelesaikan misi ini dan segera menemui Kira untuk menceritakan apa yang sudah dia lakukan.
"Ayo kita pergi." Dengan suara yang kecil dia mengajak kelompoknya untuk pergi.
Kelompok Ema menjadi khawatir dengan keadaan Alice. Setelah bertarung dengan banyak monster kelabang mereka menjadi ragu kalau Alice baik-baik saja. Hal itu membuat mereka juga menjadi ragu untuk melanjutkan perjalanan.
"Apa kau yakin? Tidakkah kau perlu beristirahat dulu?" Alice hanya menjawab sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku tidak apa-apa, ayo pergi."
Mendengar Alice membuat hati mereka seperti sedang ditusuk. Tidak ada satupun dari mereka yang dapat menolak. Karena itu mereka langsung bergerak untuk berjalan lebih dalam. Mereka baru saja mulai berjalan dari tempat Alice bertarung, tapi mereka sudah dapat mendengar suara yang aneh.
Mereka tidak dapat mengenali suara apa yang mereka dengar. Semakin mereka berjalan ke dalam gua suara aneh itu terdengar semakin jelas. Suara tersebut membuat semua orang waspada dengan apa yang akan muncul. Semua orang bersiap untuk serangan yang akan datang, Ema sudah bersiap untuk memunculkan pedangnya.
Saat mereka sedang berjalan untuk mendekati suara tersebut, di depan mereka terlihat mayat seekor kelabang. Mereka langsung bergegas untuk mendekati mayat kelabang. Saat mereka melihat mayat kelabang, tubuh kelabang tampak seperti baru saja dikoyak-koyak. Mereka menjadi semakin bingung apa yang mungkin untuk mengoyak tubuh kelabang yang cukup keras?
Alice menjadi yakin apapun yang ada di depannya bukanlah sesuatu yang baik. Karena itu Alice mengeluarkan pedangnya untuk berjaga-jaga. Mereka kemudian kembali berjalan untuk mencari asal suara tersebut. Semakin mereka berjalan, semakin banyak mayat kelabang yang mereka lihat. Sekarang tidak hanya terkoyak, mereka melihat beberapa dari tubuh kelabang mempunyai lubang yang begitu besar. Sangat jelas kalau kelabang baru saja ditusuk sesuatu.
Suara aneh tersebut terdengar semakin jelas, hingga akhirnya mereka dapat melihat seekor monster yang sedang mengoyak tubuh kelabang. Monster tersebut mempunyai tubuh singa dengan sayap kelalawar dan juga sengat ekor kalajengking. Melihat itu, Alice jadi ingin mendekati monster tersebut. Tapi saat Alice hendak berjalan dia langsung dihentikan oleh salah satu petualang.
Alice kemudian berbalik dan melihat ke arah petualang. Petualang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memegang lengan Alice. Petualang tersebut kemudian menunjuk di sekitar monster tersebut. Mayat kelabang benar-benar berserakan di sekitar monster tesebut. Nampaknya monster kelabang bukanlah apa-apa bagi monster tersebut.
"Jangan kesana, itu adalah manticore." Petualang memberitahu Alice sambil berbisik-bisik. "Itu adalah manticore."
Maticore merupakan monster peringkat A dengan kemampuan fisik yang sangat unggul. Mampu bergerak dengan sangat cepat dan juga mempunyai kekuatan yang melebihi minotaur. Tidak hanya itu manticore juga dapat terbang di udara ditambah dengan sengat yang beracun, monster ini merupakan sebuah malapetaka untuk siapapun.
Mendengar penjelasan petualang membuat Alice menjadi ragu untuk melangkah. Beberapa petualang sudah mulai mengambil langkah untuk mundur. Siapapun yang tahu mengenai manticore pasti akan langsung lari hanya dengan mendengarnya, tapi mereka sekarang bahkan sampai bisa melihatnya. Tentu insting mereka langsung mengatakan untuk pergi.
Karena ketakutan beberapa dari mereka langsung berlari dengan kencang. Dengan pendengaran yang tajam, manticore dapat mendengar langkah kaki tersebut. Manticore langsung menengok ke belakang, beberapa orang yang melihat tatapan manticore langsung tidak dapat bergerak. Hanya dengan tatapannya saja manticore sudah menunjukan kekuatannya.
Sayap manticore kemudian dilebarkan dan terbang mengarah ke arah orang yang berlari. Dengan begitu cepatnya manticore dapat sampai di depan petualang tersebut. Manticore kemudian mengarahkan sengatnya pada petualang, namun Alice tiba di depan petualang dan melindunginya. Alice dapat datang di waktu yang tepat karena begitu dia melihat sayap manticore melebar, Alice langsung berlari ke arah petualang yang berlari.
Alice menahan serangan manticore dengan pedangnya. Alice sengaja membiarkannya untuk menerima serangan tersebut tapi dia terkejut dengan serangan manticore. Alice yang sudah menahan dengan kedua tangannya dibuat gemetar karena kekuatan manticore. Melihat manticore di depan mereka membuat kelompok Alice tidak dapat bergerak, setelah berdiri di depan manticore mereka dapat merasakan kengerian dari manticore.
Manticore kembali menyerang Alice dengan sengatnya. Karena dengan tubuh yang gemetar membuat Alice tidak dapat menahan serangan tersebut dengan benar, Alice hanya bisa menangkis serangan tersebut. Saat dia menangkis serangan manticore Alice dapat menyadari kalau sengat manticore sangatlah keras. Walau dengan tubuh yang gemetar Alice yakin setidaknya dia dapat membuat luka pada manticore.
Nyatanya sengat manticore tidak terdapat luka sedikitpun. Alice juga masih tidak dapat bergerak dengan baik dengan tubuh yang masih gemetar. Salah satu petualang menyadari tubuh Alice yang gemetar. Petualang tersebut mencoba untuk melawan rasa takutnya. Untuk menghadapi tekanan dari manticore sangatlah berat.
Tekanan tersebut membuat langkah petualang menjadi sangat berat. Dia bahkan merasa tidak dapat mengangkat kepalanya. Dengan tekada yang kuat dia mencoba untuk melangkah dengan perlahan-lahan. Kelompok dari Alice terkejut karena ada orang yang dapat bergerak selain Alice. Petualang tersebut kemudian menembakkan sebuah sihir api sederhana ke arah manticore.
Tentu saja serangan api kecil seperti itu hanya seperti mainan bagi manticore. Tidak sedikitpun manticore nampak terluka. Petualang tersebut kemudian melihat ke arah Alice. Begitu Alice melihat wajah petualang tersebut nampak sangat jelas kalau dia sedang ketakutan. Manticore kemudian mengalihkan pandangan dari Alice menuju petualang tersebut.
"Aku akan membantumu." Petualang tersebut berbicara sambil mengeluarkan air matanya.
Dengan satu gerakan sengat manticore tubuh petualang tersebut menjadi hancur. Hanya tersisa kaki saja pada petualang yang menolong Alice. Melihat itu di depan mata Alice membuatnya Alice begitu tersiksa. Alice tidak pernah menyangka kalau orang asing akan berbuat sejauh itu untuknya.
"Tidak!" Alice berteriak dengan kencang.
Kini Alice menjadi sangat kesal dengan manticore. Tubuh Alice juga berhenti gemetar, Alice kemudian menatap mata manticore dengan tajam. Dia memanggil kedua pedang di kedua tangannya. Alice mendatangkan pedang api dan juga pedang es miliknya. Alice melompat ke atas untuk mengincar kepala manticore.
Manticore tidak membiarkan Alice mendekatinya begitu saja, dia menggunakan sengatnya untuk menghalangi Alice. Alice menahan serangan sengat tersebut dengan kedua pedangnya, namun kekuatan manticore begitu kuat membuat Alice terlempar ke bawah. Begitu Alice berada di tanah, manticore langsung menyerang Alice lagi.
Begitu melihat serangan manticore, Alice langsung melompat ke samping untuk menghindarinya. Karena manticore menyerang dengan sekuat tenaga, membuat sengat tersangkut di dalam tanah. Alice mencoba memanfaatkan kesempatan tersebut. Dia mencoba untuk berlari di atas sengat dan mengincar kepala manticore.
Dia juga mengeluarkan kekuatan pedang tersebut semaksimal yang dia bisa. Dia membuat pedang apinya menjadi membara dan juga pedang es menjadi sangat dingin. Alice kemudian melompat ke depan untuk mengincar kepala manticore. Karena begitu terobsesi dengan kepala manticore, Alice tidak melihat sekitanya.
*swosh*
Tepat saat Alice melompat ke atas Alice tidak menyadari kalau manticore menggerakkan kaki untuk menyerang Alice. Alice menyadarinya begitu dia terkena serangan telak pada dirinya. Alice dibuat terpental hingga menabrak dinding. Hanya dengan ayunan kaki saja tapi Alice begitu merasa kesakitan.