Jarak dungeon Kira dengan kota tidaklah begitu jauh, dia hanya memerlukan waktu sebentar untuk sampai disana. Ketika berada di depan dungeon, para petualang dapat merasakan hawa tidak enak dari dungeon. Kira tampak tidak peduli dengan petualang lain dan langsung berjalan ke dalam dungeon. Para petualang diam sejenak karena ragu ketika melihat dungeon, tapi Kira sudah masuk ke dalam dungeon membuat mereka tidak punya pilihan lain.
Kira berjalan paling depan dengan tenang. Sedangkan para petualang lain berjalan dengan penuh waspada. Ketika sedang berjalan Kira tiba-tiba saja berhenti melangkah. Para petualang yang bersama Kira menjadi kebingungan karena Kira berhenti berjalan. Kira kemudian melihat ke arah para petualang, ketika melihat mata Kira membuat semua menjadi takut dan juga waspada.
"Berhati-hatilah monster akan segera muncul." Kira kemudian kembali melihat ke depan.
Tentu semua petualang ragu dengan apa yang Kira katakan. Mereka tidak ada mendengar suara apapun. Gua terlalu tenang jika memang akan ada monster yang muncul. Karena itu mereka menganggap Kira hanya sedang mencoba untuk mengetes kewaspadaan mereka.
*blar, blar, blar!*
Monster kelabang muncul dari bawah dan juga dinding gua. Monster kelabang membuat beberapa petualang menjadi terluka karena kemunculannya yang tiba-tiba. Tentu saja tidak sedikit petualang yang terluka karena kemunculan mosnter. Para petualang menjadi panik karena melihat rekan-rekan mereka yang terkena serangan.
"Serang monster itu." Kira melompa ke salah satu monster.
*buk*
Kira meninju monster kelabang hingga terjatuh ke tanah. Melihat Kira dapat mengalahkan monster kelabang, membuat para petualang kembali bersemangat. Beberapa petualang kemudian mencoba untuk memotong kelabang. Akan tetapi kulit kelabang sangatlah keras dan sulit untuk ditembus. Para petualang menjadi heran dengan kekuatan Kira yang dapat menjatuhkan kelabang dengan mudah.
Kira merasa sedikit kesal dengan para petualang yang kesulitan mengalahkan monster kelabang. {Setelah semua protes yang mereka teriakan kemampuan mereka hanya segini?} Saat Kira sudah mengalahkan tiga monster, para petualang masih kesulitan menghadapi dua monster kelabang. Kira juga melihat sihir yang dikeluarkan oleh petualang yang ada di timnya tidak memberikan dampak yang besar. {Akan lebih cepat kalau aku menggunakan sihirku tapi jika aku memakainya mereka bisa terkena dampak sihirku.}
Setelah bertarung cukup lama para petualang akhirnya berhasil mengalahkan dua ekor monster kelabang. Mereka kemudian melihat ke depan dan menjadi terkejut. Mereka semua melihat Kira sedang duduk di atas tumpukan mayat monster kelabang. Mereka menjadi semakin merasakan jarak kekuatan mereka dan Kira sangatlah besar.
Di dalam dungeon Chors, Chors melakukan hal yang berbeda dari Kira. Jika Kira membiarkan semuanya melakukan secara terpisah. Chors mencoba untuk memimpin semua petualang yang dia bawa. Ketika monster kelabang muncul Chors langsung melindungi petualang yang ada di dalam kelompoknya.
*tang*
Chors menahan serangan kelabang dengan pedangnya.
"Apa kalian tidak apa-apa?" Chors bertanya pada petualang ada di belakangnya. "Jika kalian masih bisa bergerak segera bawa yang terluka!"
Chors kemudian berlari untuk memotong kelabang. Akan tetapi saat dia mencoba menebas kelabang, pedang milik Chors tidak dapat menembus kulit kelabang. {Seperti yang aku kira kulitnya memang keras. Kalau begini aku hanya bisa menggunakan tanganku saja. Tidak, aku nona Affilia sudah mengajariku cara menggunakan pedang pasti ada kelemahan pada kelabang ini.}
Chors mencoba berlari memutar untuk melihat seluruh tubuh kelabang. Saat dia berlari memutari kelabang Chors menyadari kalau tubuh kelabang berisi pola-pola bergaris. Setiap garis mempunyai jarak yang sama antara garis lainnya. {Pasti itu adalah kelemahannya!}
Chos kemudian berlari mendekati kelabang, dia mengayunkan pedangnya tepat pada garis kelabang. Pedang Chors dapat menembus kulit kelabang hingga memotong kelabang menjadi dua. Chors kemudian mencoba berlari ke kelabang lainnya. Dia mencoba menyerang kulit kelabang, tentu saja serangannya tidak dapat menembusnya. Chors kemudian mencoba menyerang pola garis kelabang dan serangan Chors berhasil menembus kulit kelabang.
"Semuanya jangan serang kulit kelabang secara langsung. Seranglah pola garis yang ada di tubuh kelabang!"
"Baik!"
Tanpa ragu para petualang langsung mengikuti kata-kata Chors. Mereka mencoba menyerang kelabang sesuai arahan Chors. Berkat arahan Chors mereka yang sebelumnya kesulitan melawan kalabang sekarang menjadi lebih mudah. Mereka dapat menghabisi kelabang dengan cukup cepat. Ditambah Chors melindungi orang-orang yang terluka membuat mereka semakin yakin untuk mengikuti Chors.
"Bagaimana dengan kondisi yang terluka?" Chors bertanya pada salah satu petualang.
"Beberapa ada yang terluka berat dan sebagian luka ringan.
"Baiklah kalau begitu yang mengalami luka berat kembalilah sedangkan yang masih dapat bergerak ikuti aku!"
"Baik!"
Kira dengan kelompoknya sedang berjalan ke dalam dungeon. Sejak mereka mendapatkan serangan kelabang, sampai sekarang mereka masih belum mendapatkan serangan lagi. Berkat serangan kelabang juga membuat para petualang menjadi semakin waspada. Mereka bahkan tidak berani untuk berbicara satu sama lain agar kewaspadaan mereka tidak menurun.
Ketika Kira berjalan dia melihat kalau gua terpisah menjadi dua. Di sisi kanan gua tampak kosong, namun di sisi kiri gua sangatlah mencurigakan untuk Kira. Dia melihat kalau sisi kiri gua berisi rantai yang menghalangi jalan. Melihat jalan yang ditutupi rantai membuat Kira menjadi semakin penasaran. Karena itu dia mencoba untuk berjalan ke arah kiri, saat dia hendak berjalan ke arah kiri seorang petualang menghentikannya dengan memegang bahu Kira.
"Kita tidak bisa pergi kesana." Dia berbicara dengan nada yang ketakutan.
"Kenapa tidak bisa?"
"Disana adalah tempat bos dungeon, jika kita pergi kesana maka kita harus menghadapi bos dungeon."
"Jadi begitu, kalau begitu kita akan ke kiri."
Petualang itu menghela nafasnya dengan lega. Ketika berbicara dengan Kira, dia takut kalau Kira akan kesal dengannya. Tapi Kira tampak tidak menghiraukan dia dan langsung berjalan ke sisi kanan gua. {Aku sangat ingin pergi ke arah kiri tadi. Aku merasa ada sesuatu yang aneh berasal dari sana.}
Ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka langsung disambut oleh sekumpulan monster kelabang. Jumlah monster kelabang di tempat ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Jumlahnya begitu banyak setidaknya jumlah yang mereka lihat bisa sampai puluhan Para petualang tentu menjadi ketakutan melihat jumlah kelabang.
"Kalian semua tetap di belakangku." Kira langsung berlari ke depan.
Kira menjentikan jarinya dan memunculkan sihir-sihirnya begitu cepat. Para petualang begitu terkejut karena Kira dapat dengan cepat memunculkan sihir. Sihir Kira membuat gua berguncang, para petualang segera mencari tempat berlindung agar tidak terkena sihir Kira. Saat Kira sedang bertarung melawan para kelabang dia melihat ke belakang.
{Sudah aku duga mereka tidak berguna. Aku harap semua monster keluar agar aku dapat menyelesaikan dengan cepat.} Saat Kira berlari ke arah para kelabang, monster kelabang berwarna merah muncul. Monster tersebut kemudian menyemburkan cairan hijau ke arah Kira. Kira dapat mengetahui kalau cairan hijau itu berbahaya dia langsung menghindari cairan tersebut. Tanah yang terkena cairan hijau menjadi meleleh.
"Sepertinya ada jenis baru muncul."
Di tempat lain Chors dan kelompoknya masih belum menemukan monster. Begitu mereka menghabisi monster kelabang dungeon menjadi begitu sepi. Mereka bahkan merasa kalau hanya mereka yang ada di dalam dungeon. Saat mereka sedang berjalan, mereka melihat seekor monster sedang duduk di tanah membelakangi mereka.
Dari siluet tubuh monster, Chors menyadari kalau monster itu adalah minotaur. Dengan petualang yang dia bawah tentu mereka tidak akan bisa menghadapi minotaur. Sepertinya minotaur belum menyadari keberadaan Chors dan kelompoknya. Karena itu Chors berbalik dan melihat ke arah para petualang.
Saat Chors melihat ke belakang, minotaur berdiri. Minotaur kemudian berlari ke arah para petualang. Chors dapat mendengar langkah yang berat ada di belakangnya. Minotaur berlari ke arah Chors dan meninju Chors dengan sekuat tenaga. Tinju minotaur membuat Chors terpental hingga ke menabrak dinding.
"Mi-Minotau!" Para petualang berlari dengan panik.
"Kalian semua pergi dari sini! Aku akan menghadapinya." Chors mencoba melepaskan dirinya dari dinding gua.
Saat Chors melihat ke arah minotaur dia menyadari kalau ada yang aneh dari tubuh minotaur. Terdapat sebuah bola kristal berwarna hijau di dada minotaur. {Apa yang ada di dada monster itu?} Chors kemudian berlari ke arah minotaur. Dia meninju minotaur dengan [Power Up 10x].
Chors sadar tidak akan ada gunanya dia menggunakan pedangnya melawan minotaur. Akan tetapi setelah Chors memberikan tinjunya, minotaur hanya sedikit bergeser dari tempatnya. Chors kemudian mencoba meninju minotaur dengan [Power Up 20x]. Serangan Chors kali ini berhasil memberikan dampak pada minotaur, tampak dengan jelas kalau tangan minotaur yang menahan tinju Chors menjadi patah.
"Apa-apaan monster ini?!"
Tangan patah minotaur pulih kembali menjadi normal. Ini adalah kali pertama Chors melihat minotaur dapat menyembuhkan dirinya sendiri. {Aku tidak pernah mendengar minotaur mempunyai kemampuan pemulihan. Kalau begitu bagaimana jika aku serang kepalanya!} Chors langsung mengayunkan tinjunya ke arah wajah minotaur.
*buk*
Kepala minotaur jauh lebih keras dari tangannya. Chors menjadi kesakitan setelah meninju wajah minotaur. Minotaur kemudian membalas tinju Chors tepat pada dagu Chors. Tinju minotaur membuat Chors melayang ke udara dan terjatuh ke tanah.
"Sial tinju monster itu sangat sakit. Ini jauh berbeda dengan minotaur yang ada pada saat perang." Chors mencoba berdiri dengan perlahan-lahan. "Tampaknya aku akan kesulitan jika menggunakan tanganku menghadapi monster itu. Jika begini aku harus mencoba menggunakan pedangku."
Chors menarik keluar pedangnya. Dia langsung berlari ke arah minotaur, minotaur mengayunkan tinjunya ke depan. Chors membungkukkan tubuhnya dan mengayunkan pedangnya ke arah atas. Pedang Chors berhasil membuat sayatan pada tubuh minotaur. Chors terkejut karena dia berhasil membuat luka pada tubuh minotaur dengan pedang miliknya. {Benar aku harusnya mengingat apa yang dikatakan nona affilia.}
Pada saat Chors berlatih bersama Affilia dan juga Alice. Affilia menjelaskan kemampuan pedang milik Chors. Dia mengambil pedang Chors dan mencoba menunjukan kekuatan sesungguhnya dari pedang Chors.
"Apa kau sudah mengetahui kekuatan sesungguhnya dari pedang ini." Chors menggeleng-gelengkan kepalanya. "Pedang ini bisa menjadi begitu tajam dan juga menjadi sangat tumpul, kau tahu kenapa?"
"Tidak."
"Jawabannya adalah karena niat membunuh."
Affilia kemudian menunjukan niat membunuh yang begitu kuat. Dia kemudian memotong pohon yang ada di depannya dengan satu ayunan ringan. Lalu Affilia mencoba menghilangkan niat membunuhnya dan mencoba memotong pohon lainnya. Jangankan terbelah, pohon itu bahkan tidak tergores sedikitpun.
"Kau harus mengingat ini." Affilia menyerahkan kembali pedang Chors.
"Aku akan selalu mengingatnya."
"