Chereads / Demon Become Hero / Chapter 189 - Chapter 189

Chapter 189 - Chapter 189

Kereta kuda sudah semakin dekat dengan wilayah Utara. Mereka sudah dapat merasakan dinginnya wilayah Utara. Alice bahkan sampai menggigil saat sedang tertidur. Karena tidak ingin melihat Alice kedinginan Ema menutupi tubuh Alice dengan mantel.

"Kira kalau kau juga sudah merasa dingin pakailah mantelmu dari sekarang. Karena ketika kita akan sampai akan jauh lebih dingin."

"Tidak perlu, aku masih belum kedinginan sampai sekarang."

Hanya sebentar saja kereta kuda sudah berhenti. Kira sedikit kebingungan ketika melihat kereta kuda berhenti. Dia melihat dari jendela kereta kuda dan dia masih hanya melihat rumput dan pepohonan. Kira yang tidak pernah melihat salju menjadi kebingungan. {Apakah salju memang tidak dapat dilihat?}

Kira kemudian berjalan keluar dari kereta kuda. Ketika dia menapakan kakinya di tanah hawa dingin langsung menusuk tulangnya. Dia tidak pernah merasakan hawa dingin sedingin ini. Dengan reflek Kira langsung memakai mantel bulu agar tidak kedinginan. Kira yang merasakan hawa dingin datang dari kanan langsung melihat ke arah kanan.

Kedua bola mata Kira menjadi lebar. Kira melihat seluruh tempat ditutupi dengan sesuatu yang putih. Dia menjadi semakin bingung dengan apa yang dilihat. Satu persatu dari party juga berjalan turun. Ketika Ema turun, dia dapat melihat wajah Kira yang nampak dengan jelas sedang terkejut.

"Itu adalah salju."

"Semua yang berwarna putih itu salju?"

"Benar sekali." Ema menjawab sambil memakai mantel bulunya.

"Semua sudah turun karena sepertinya salju sangat lebat kuda tidak bisa lebih dari ini."

"Kalau begitu ayo kita lanjutkan perjalanan kita." Saat Kira berbicara dia terkejut dengan Chors yang tidak mengenakan mantel bulunya. "Chors apa kau tidak pakai mantelmu?"

"Tidak, Wine mengatakan kalau cara terbaik untuk memaksimalkan sihir adalah dengan menjadi sihir itu sendiri. Karena itu aku ingin merasakan dingin wilayah Utara dengan baik."

Kira yang tidak tahu harus merespon apa langsung berjalan ke depan. Ketika dia menapakan kaki di atas salju dia sangat bingung dengan tekstur salju. Sesuatu yang mudah hancur namun juga dingin sangat berbeda dengan es. Selain itu Kira juga terkejut dengan perbedaan wilayah Utara dan juga Iblis Barat.

Kedua wilayah ini benar-benar dipisahkan oleh tempat bersalju dan tidak. Perbatasan pada kedua wilayah ini dapat dilihat dengan jelas karena benar-benar seperti ada garis yang memisahkan mereka. Saat dia sedang berjalan di atas salju angin dingin mulai datang. Angin dingin itu begitu dingin hingga terasa seperti menusuk hingga tulang Kira.

"Apakah istana masih jauh?"

"Kita beruntung karena wilayah Utara kecil, jadi kita seharusnya tidak akan begitu lama disini." Chors menjawab Kira. "Apa kau sudah merasa kedinginan?"

"Ya disini benar-benar dingin, kalian sudah mengatakan kalau tempat ini akan dingin tapi aku tidak menyangka akan sedingin ini."

"Kau benar ini benar-benar dingin." Ema menjawab sambil menggigil. "Aku tidak ingat kalau tempat ini akan sedingin ini."

"Kalau seperti ini kita perlu lebih dekat dengan satu sama lain." Chors memberikan saran karena semua tampak kedinginan.

Karena saran dari Chors mereka semua berjalan seperti menempel dengan satu sama lain. Mereka membiarkan Alice berada di tengah-tengah mereka agar dia merasa lebih hangat. Selain itu Chors juga memberikan mantel bulunya pada Alice. Situasi ini jauh berbeda dengan mereka berjalan di dataran biasa.

Tempat yang begitu dingin membuat setiap langkah mereka menjadi semakin berat. Tidak hanya itu karena salju yang begitu tebal dan tinggi membuat salju masuk ke dalam sepatu mereka setiap mereka melangkah. Hal ini membuat kaki mereka menjadi lebih dingin. Alicepun tampak sudah mencapai batasnya, bisa dilihat dari langkah Alice sudah semakin lambat.

Chors yang menyadari kalau mereka tidak akan bisa pergi lebih jauh mencoba melihat sekitar. Chors berniat untuk menemukan gua agar mereka dapat beristirahat. Hanya saja Chors tidak dapat menemukan satupun gua. Mereka tidak punya pilihan lain selain beristirahat disini.

"Kira, sepertinya kita perlu berhenti dan beristirahat."

"Jadi kau memikirkannya juga, aku juga tidak menemukan tempat yang cocok untuk beristirahat lagi. Kalau begitu aku akan membuatkan api."

"Kalian tunggu disini aku akan mencari kayu terlebih dahulu."

Chors kemudian menebang pohon yang ada di sekitar mereka. Dia datang kembali dengan beberapa kayu bakar. Kira kemudian langsung menggunakan sihirnya untuk membuat api. Mereka langsung duduk melingkari api unggun yang Kira buat. Ema duduk dekat dengan Alice sambil memeluknya agar Alice lebih merasa hangat, mereka juga membersihkan salju dari sepatu mereka.

"Maafkan aku karena aku kita jadi diam disini."

"Tidak ini bukan salahmu." Kira menjawab Alice. "Apakah ini memang selalu sedingin ini?"

"Tidak, ini kebetulan sedang ada badai salju saja."

"Badai salju?" Ema bertanya dengan kebingungan.

"Apa kau tidak mengetahuinya? Ini memang terkadang terjadi seharusnya tidak lama."

"Tidak, apa mungkin aku lupa?"

"Daripada itu bagaimana jika aku membuat semua salju-salju ini meleleh?" Kira berdiri.

"Tentu tidak mungkin kau melakukan itu, itu terlalu mencolok untuk dilakukan. Selain itu yang membuat kita sangat kedinginan adalah angin-angin ini."

"Jadi sekalipun aku melelehkan salju tetap tidak ada gunanya ya. Bagaimana menurutmu? Apa yang akan kita lakukan? Kita lanjutkan perjalanan atau diam disini?"

"Jika badai ini tidak terlalu lama kita akan menunggu terlebih dahulu tapi jika terlalu lama kita akan melanjutkan perjalanan kita."

Kirapun mendengarkan Chors dan kembali duduk di tempatnya. Seperti yang Chors katakan badai salju tidak berlansung begitu lama. Mereka dapat kembali berjalan ketika badai reda. Tapi walau badai reda tidak mengubah fakta bahwa wilayah Utara masihlah dingin.

Karena Kira tahu kalau Alice tidak kuat dengan dingin. Selama berjalan Kira mencoba untuk sedekat mungkin dengan Alice. Dia juga membuat api di tangannya agar Alice tidak merasa kedinginan. Berkat api yang Kira buat Alice bisa menjadi lebih hangat dan berjalan lebih jauh. Karena menunggu badai salju cukup memakan waktu hari sudah menjadi gelap. Di malam yang gelap ini mereka masih belum bertemu dengan kota wilayah Utara.

"Chors berapa lama lagi kita akan berjalan?"

"Aku juga tidak tahu, kalau mengikuti peta seharusnya sebentar lagi."

"Kalau kita tidak menemukan kota, kita terpaksa untuk beristirahat disini."

"Apa Alice masih bisa berjalan?"

"Aku masih bisa berjalan." Alice menjawab sambil menggigil.

Saat sedang berjalan Chors yang memimpin jalan dapat melihat cahaya dari kejauhan. Pada awalnya dia ragu dengan apa yang dia lihat. Namun semakin lama dia berjalan dia melihat cahaya menjadi semakin jelas. Chors menjadi yakin kalau di depan mereka sudah ada kota.

"Sebentar lagi kita akan menemukan kota. Aku sudah melihat cahaya di depan sini."

"Benarkah? Kalau begitu aku akan membawa Alice." Kira mengangkat Alice dan terbang ke udara. "Kalian segeralah menysulku aku akan mencari penginapan."

Kira terbang ke depan agar dapat sampai di kota jauh lebih cepat. Hanya saja ketika dia terbang membuatnya melawan arah angin malam yang dingin. Kira membuatnya dan Alice menjadi lebih dingin daripada di bawah. Tapi dia juga tidak mempunyai pilihan lain, karena itu dia terbang secepat mungkin dan meninggalkan yang lain.

"Sepertinya kita juga perlu berlari." Chors berbicara pada Ema.

"Aku juga tidak mau lebih lama disini." Ema langsung melangkah dengan sihirnya.

Chors kemudian berlari mengejar Ema. Setelah berlari sebentar Chors akhirnya dapat melihat kota. Akan tetapi dia melihat kota itu begitu kecil untuk disebut kota. Apa yang dia lihat lebih cocok untuk disebut dengan desa. Dia dapat melihat Kira dan Ema sedang berdiri di depan penginapan menunggunya.

"Dimana Alice?"

"Aku sudah membawanya ke kamar untuk beristirahat. Hanya saja kita belum sampai kota ini hanyalah desa kecil." Kira menjawab dengan kecewa.

"Kita tidak punya pilihan lain selain beristirahat disini terlebih dahulu." Ema berjalan masuk ke dalam penginapan.

Kira dan Chors juga ikut berjalan masuk ke dalam. Ema sedang duduk di meja, Kira dan Chorspun juga ikut bergabung. Mereka kemudian disambut oleh pemilik penginapan. Pemilik penginapan seorang pria tua dengan uban di rambut dan juga janggutnya.

"Jadi ini teman terkahir kalian? Jadi apa kalian menginginkan sesuatu untuk dimakan?"

"Bisakah kau memberi sesuatu yang spesial disini?" Kira menjawab pemilik penginapan.

"Sesuatu yang spesial ya kalau begitu aku akan melihatnya apakah masih ada yang tersisa."

Pemilik penginapan kemudian berjalan ke dapur. Tidak lama kemudian dia kembali datang dengan membawa tiga mangkuk. Ketiga mangkuk itu kemudian diletakan di meja. Mereka semua melihat mangkuk dengan kebingungan. Di atas mangkuk itu berisi seperti salju yang dibentuk dengan bulat. Tentu mereka menjadi ragu setelah melihatnya.

"Cobalah itu adalah es krim makanan khas wilayah Utara. Dari reaksi kalian aku tahu kalian bukanlah orang wilayah ini."

Karena sudah dihidangkan mereka tidak dapat menolaknya. Dengan berat hati mereka menyendok es krim. Karena ragu mereka hanya menyendok sedikit saja. Dengan perlahan-lahan mereka memasukan es krim ke mulut mereka. Ketika es krim menyentuh lidah mereka, kedua mata mereka menjadi lebar. Mereka terkejut dengan rasa yang mereka rasakan.

Tekstur yang sangat halus dan juga lembut. Selain itu tekstur halus itu menjadi meleleh ketika mengenai lidah mereka. Rasa manis dari es krim juga memenuhi lidah mereka. Setelah menelan sendok pertama mereka langsung menyendok lagi hingga es krim habis.

"Sudah aku bilang kalian harus mencobanya. Kalau boleh tahu apa yang kalian lakukan kemari?"

"Kami adalah petualang kami hanya berkeliling untuk mencari pekerjaan." Kira menajawab pemilik penginapan.

"Seharusnya kalian tidak pergi kemari jika ingin mencari pekerjaan. Kardia adalah tempat terbaik jika kalian ingin mencari uang."

"Kebetulan kami hanya sedang mencari suasana baru."

"Tapi karena kalian adalah petualang kalian cukup beruntung."

"Beruntung?"

"Aku mendengar dari beberapa orang yang menginap disini kalau dungeon akan segera dibersihkan. Karena itu sepertinya kerajaan sedang mengumpulkan orang untuk membersihkan dungeon."Kira kemudian melihat ke arah Ema dan Chors.

"Kami sangat berterima kasih karena anda sudah memberitahu kami."

"Haha tidak perlu berterima kasih anggap saja ini layanan tambahan."

Kira dan teman-temannya kemudian berdiri dan naik ke kamar mereka masing-masing.