Kira dan Ema sedang duduk dengan gugup. Karena gugup mereka berkeringat dingin tanpa henti. Mereka menjadi gugup karena Wine sedang memeriksa hasil yang kerja mereka. Ditambah dengan ini sudah tiga hari mereka tidak keluar dari ruangan karena hasil mereka tidak memuaskan.
Wine sudah selesai memeriksa hasil kerja Ema. Sekarang dia memeriksa hasil milik Kira. Wine tidak akan memberitahu bagaimana hasil mereka sebelum memeriksa semuanya secara menyeluruh. Jika dia melihat sedikit kesalahan saja maka mereka harus mengulang dan tetap di ruangan ini.
"Haah...." Wine menghela nafasnya dengan panjang dan menaruh kertas Kira. "Analisismu tentang harga sudah jauh lebih membaik daripada sebelumnya. Soal-soal yang aku berikan padamu sudah dapat kau jawab dengan cukup baik. Penilaian batu manamu juga jauh lebih baik. Sebelum aku memberikan penilaian lebih lanjut aku ingin kau menjawab pertanyaanku." Wine melihat ke arah Ema.
Ema menjadi semakin tegang karena pertanyaan Wine akan menentukan nasibnya dan juga Kira.
"Setelah kau menganalisa berulang-ulang batu mana pasti kau menyadari perbedaan batu mana kualitas bagus dan juga buruk. Aku ingin tahu bagaimana cara kau membedakan batu mana kualitas bagus dan buruk?"
"Aku sadar terpadat perbedaan berat dan juga mana pada batu mana kualitas yang bagus."
"Jelaskan lebih lanjut."
"Batu mana dengan kualitas yang bagus akan lebih berat dari kualitas buruk. Batu mana menjadi lebih berat karena semakin banyak mana yang dikandung di dalamnya maka akan semakin berat juga."
"Baguslah." Wine bernafas dengan lega. "Setidaknya dengan kemampuan kalian yang sekarang kalian tidak akan membuat kerajaan mengalami kerugian yang besar."
"Apakah kami sudah lolos dari semua ini?!"
"Lagi pula aku tidak bisa menahan kalian lebih lama lagi. Besok sudah dipastikan kalian akan segera berangkat."
"Akhirnya kita bisa bebas dari ini semua." Ema bersandar pada sofa dengan sangat rileks.
"Nikmatilah istirahat kalian." Wine berjalan menuju pintu.
"Wine, bagaimana dengan semua batu mana ini?" Kira bertanya pada Wine.
"Oh aku lupa memberitahumu, batu mana yang ada disana bukanlah kualitas terbaik. Jadi kau dapat menggunakan sesuka kalian, kalau kau ingin menghisapnya hisap saja." Wine kemudian meninggalkan mereka berdua.
"Apa yang akan kau lakukan dengan batu-batu itu?" Ema bertanya sambil menutup kedua matanya karena kelelahan.
"Aku akan menghisap semua batu ini."
"Dengan kekuatanmu yang sekarang bisa saja batu mana itu tidak akan memberikan perubahan yang banyak padamu."
"Aku tidak peduli jika aku hanya sedikit bertambah kuat ataupun tidak sama sekali. Yang jelas batu-batu ini bisa menjadi salah satu jalan untuk membuatku semakin kuat."
"Kalau begitu lakukan sesukamu, aku akan pergi ke kamarku. Tubuhku rasanya benar-benar butuh bertemu dengan kasur."
"Baiklah, aku juga akan segera beristirahat setelah selesai dengan semua batu ini."
Ema kemudian meninggalkan Kira dan pergi ke kamarnya. Setelah Ema pergi, Kira langsung menghisap batu mana. Karena Kira ingin menghisap batu mana dengan baik, dia mencoba menghisapnya satu persatu. Hal ini membuat Kira menghabiskan waktu yang lama, dia bahkan tidak sadar hari sudah menjadi malam ketika dia selesai dengan batu mana.
"Hoaam...." Kira menguap dengan lebar. "Tubuhku benar-benar kaku karena duduk seharian."
Kira berjalan keluar dari ruangan dan pergi menuju kamarnya. Saat Kira sedang berjalan di lorong istana dia bertemu dengan Chors. Kira terkejut dengan penampilan Chors. Kira melihat tubuh Chors kotor dan juga penuh dengan luka-luka kecil. Kira menjadi penasaran bagaimana bisa Chors menjadi seperti itu.
"Apa yang terjadi padamu?"
"Oh, aku baru saja selesai dengan latihanku."
"Latihan?"
"Benar, kami diberitahu kalau kalian mempunyai urusan yang penting. Karena itu selama tiga hari ini nona Affilia melatihku dan juga Alice. Berkat nona Affilia rasanya kemampuan berpedangku meningkat."
"Aku harap kalian tidak terlalu memaksakan diri kalian."
"Kenapa kau baru muncul? Tadi siang aku sudah sempat bertemu dengan Ema."
"Wine memberikanku beberapa batu mana. Karena aku tidak ingin menyia-nyiakannya maka aku menyerap semuanya, tapi aku tidak mengira akan selesai saat malam hari."
"Kalau begitu beristirahatlah, Ema sudah memberitahuku kalau kita semua akan berangkat besok."
"Kau sendiri jangan lupa untuk beristirahat."
Kira dan Chors kemudian berjalan menuju kamar mereka masing-masing. Ketika hari menjadi pagi, seluruh party demonhard berkumpul di halaman istana. Kereta kuda juga sudah menunggu mereka semua dari subuh. Wine kemudian datang bersama dengan para pelayan. Pelayan-pelayan yang berada di belakang Wine membawa mantel berbulu berwarna cokelat.
"Kalian sepertinya sudah siap, sebelum kalian pergi ada yang ingin aku pastikan. Ema apakah kau berasal dari wilayah Utara?"
"Benar, memangnya kenapa? Kenapa kau menanyakannya?"
"Tidak, aku hanya ingin memastikannya saja. Kalau begitu bawalah ini." Wine memberikan beberapa kertas pada Kira. "Disana sudah ada peta wilayah Utara, kau juga perlu memberikan surat itu ketika ingin pergi ke istana wilayah Utara." Dengan tangannya Wine memberi perintah para pelayan untuk memberikan mantel bulu. "Pakailah mantel itu ketika kalian tiba di wilayah Utara."
"Sebelum kami pergi, apakah kami punya batas waktu untuk di wilayah Utara?"
"Tidak, kalian bisa diam disana selama yang kalian mau. Memangnya kenapa kau bertanya?"
"Tidak aku hanya ingin memastikannya saja, lalu kapan pertemuanku dengan wilayah Utara akan diadakan?"
"Kalian bisa saja melakukannya ketika kalian baru sampai tapi aku ingin kalian menyelidiki wilayah Utara terlebih dahulu. Lalu jika kalian ingin melakukan transaksi lebih awal dari rencana beri kami kabar terlebih dahulu. Kami perlu memberitahu mereka kalau ada perubahan dari rencana awal."
"Baiklah aku mengerti kalau begitu aku berangkat." Kira menaiki kereta kuda.
Setelah semua menaiki kereta kuda, mereka langsung berangkat meninggalkan istana. Wine kemudian berjalan kembali ke istana. Dia langsung berjalan menuju ruangan Lucifer, Lucifer langsung menyambut Wine dengan senyuman.
"Jadi apa kau sudah memberikan surat yang aku buat?"
"Bukankah anda terlalu sering memainkan mereka?"
"Hei jangan pakai kata memainkan itu terkesan aku tidak peduli dengan mereka. Aku hanya ingin membuat mereka semua lebih mandiri saja."
"Kalau begitu saya berharap mereka tidak kesal dengan apa yang anda lakukan."
"Aku jadi ingin melihat reaksi Ema secara langsung." Lucifer berbicara sambil tertawa kecil.
Saat di dalam kereta kuda, Kira pensaran dengan kertas-kertas yang diberikan Wine padanya. Beberapa kertas itu adalah surat salah satu surat berisi cap kerajaan dan satu lagi tidak. Tentu Kira tahu kalau dia tidak boleh membuka surat yang berisi dengan cap kerajaan. Karena itu dia membuka surat yang tidak berisi cap.
Kira membaca surat itu dengan seksama dan sedikit terkejut dengan isinya. Reaksi Kira membuat semua penasaran. Tanpa berbicara Kira langsung memberikan surat itu pada Ema. Tentu Ema dengan kebingungan mengambil surat tersebut dan membacanya. Ketika membacanya Ema menjadi kesal dan melempar surat itu. Karena penasaran Chors memungutnya dan membaca surat tersebut bersama Alice.
"Sebenarnya kami masih sedikit kebingungan harus memberikan alasan apa pada wilayah Utara. Namun aku beruntung mengingat kalau Ema berasal dari wilayah Utara. Karena itu aku hanya bisa memakaimu sebagai alasannya. Katakanlah kau perlu mengambil sesuatu disana jika mereka menanyakan kalian kenapa kalian semua ada di wilayah Utara. Sisanya aku serahkan pada Ema aku juga tidak tahu harus mengatakan apa."
-Lucifer.
"Bajingan gila! Setelah tiga hari mereka mengurungku di ruangan bersama dengan batu mana, mereka tetep memberiku tuga!?" Ema berteriak dengan kesal.
"Haha rasanya aku sudah tidak terkejut lagi kalau Lucifer akan melakukan itu."
"Lalu apa kau tahu alasan seperti apa yang akan kau buat?"
"Mana aku tahu! Aku baru saja membaca surat konyol itu. Bagaimana mungkin aku bisa langsung tahu alasan apa yang harus aku buat!" Ema tampak sangat kesal.
"Ee Ema bolehkah aku bertamya?"
"Apa itu?" Karena Alice yang bertanya Ema mencoba untuk menahan emosinya.
"Bagaimana wilayah Utara? Kapan kita akan sampai disana?"
"Wilayah Utara tempat yang sangatlah dingin. Dengan kuda yang seperti ini seharusnya kita akan segera sampai. Tapi sayangnya dengan kuda-kuda ini,kita tidak akan bisa melintasi di dalam wilayah Utara."
"Kenapa kita tidak bisa membawa kuda-kuda ini?"
"Wilayah Utara penuh dengan salju karena itu kuda tidak cocok untuk wilayah yang datarannya hanya penuh dengan salju."
Kira dan Chors bernafas dengan lega. Mereka tampak menyadari kalau Alice bertanya untuk mengurangi rasa kesal Ema. Semakin lama Ema berbicara dengan Alice dia menjadi seperti lupa dengan rasa kesalnya. Kira yang tidka tahu harus melakuakn apa kemudian melihat keluar jendela kereta kuda. Dia menjadi tertidur karena melihat sekelilingnya. Ema sadar kalau Kira tertidur, dia yang sedang berbicara kemudian mengecilkan suaranya.
"Perjalan kita masih cukup lama kalau kau ingin tidur, tidurlah." Ema berbicara sambil menatap Alice.
"Baiklah." Karena Ema berbicara seperti itu Alicepun mencoba untuk tidur.
"Tapi tidak termasuk kau." Ema menatap dengan tajam ke arah Chors.
"Iya-iya aku tidak akan tidur. Aku tidak menyangka kita akan kembali lagi ke wilayah Utara."
"Kau benar, aku bahkan tidak menyangka kalau wilayah Utara menjadi tempat yang akan kita datangi bersama-sama."
"Kau mengatakannya seolah-olah wilayah Utara adalah tempat untuk liburan."
"Dan kau mengatakannya seolah kalau wilayah Utara bukanlah tempat yang bagus untuk liburan."
"Yah mana aku tahu kalau itu tempat yang bagus untuk liburan." Chors berbicara sambil mengangkat kedua bahunya. "Terakhir kali aku pergi kesana untuk latihan bagaimana mungkin aku bisa memikirkan tentang liburan."
Sepanjang perjalanan Chors dan Ema terus berdebat satu sama lain. Di wilayah Utara tepat di istana, seorang pelayan sedang berjalan sedang membawa surat. Pelayan sedang menuju sebuah ruangan dan menyerahkan surat itu pada seseorang yang sedang duduk di meja. Wajah orang itu tidak dapat dilihat dengan jelas karena ruangan yang begitu gelap. Orang itu kemudian membuka surat dan membacanya.
"Jadi wilayah Timur akan segera berkunjung ke tempat ini? Sepertinya mereka melakukannya tanpa alasan."