Chereads / Demon Become Hero / Chapter 181 - Chapter 181

Chapter 181 - Chapter 181

Sejak pesta dimulai, para bangsawan langsung mendekati putra mahkota. Hal ini terjadi karena semua orang tahu kalau putra mahkota lah yang akan memimpin Kardia nanti. Beberapa bangsawan tentu saja memanfaatkan kesempatan tersebut. Mereka akan mencoba untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas kekuasaan mereka.

Bangsawan melakukan berbagai cara agar putra mahkota mau berada di sisi mereka seperti menjilat dan juga menikahkan putri mereka dengan putra mahkota. Karena itulah putra mahkota juga dikelilingi oleh putri-putri bangsawan. Cara ini biasanya dipakai oleh para bangsawan kecil yang memiliki putri cantik. Noah tentu menikmati semua perhatian yang tertuju padanya.

Berbeda dengan Kyra yang hanya seorang putri. Kesetaraan gender di Kardia hampir tidak ada karena itu petinggi Kardia hanya berisi laki-laki. Hal itu juga yang menyebabkan Kyra tidak begitu dekat dengan bangsawan. Mereka semua tahu walau dekat dengan Kyrapun tidak akan memberikan keuntungan yang besar. Pada akhirnya Kyra hanya akan bergantung pada putra mahkota saja.

Namun hal ini tentu bukan berarti Kyra tidak populer diantara kalangan anak bangsawan. Dengan kecantikan yang dia miliki siapapun ingin menikahinya. Kyra termasuk perempuan tercantik di Kardia. Karena itulah banyak putra bangsawan yang mencoba mendekatinya, namun Kyra tidak pernah memberikan peluang pada orang-orang. Siapapun yang mencoba mendekati Kyra akan mengerti bahwa Kyra seperti sedang membentuk tembok pembatas.

Tembok pembatas yang Kyra ciptakan tentu saja tidak akan membuat orang-orang menyerah. Sebagai putri Kyra juga tidak bisa mengabaikan mereka begitu saja, karena itu dia tetap harus mencoba berbaur dengan mereka semua. Kyra yang sedang dikelilingi putra bangsawan merasa muak. Dia merasa ingin segera pergi dari aula pesta.

Saat sedang melihat Kira dan teman-temannya, Kyra langsung berjalan untuk meninggalkan para putra bangsawan. Kyra berjalan dengan cepat ke arah Kira dengan senyuman. Melihat Kyra yang mendekati Kira, tentu putra bangsawan tidak berani mendekat. Rumor buruk mengenai Kira membuat mereka untuk menjaga jarak dengan Kira.

"Apa kalian menikmati pestanya?" Kyra bertanya dengan senyuman yang lebar pada Kira.

"Haha tentu, makanan disini sangatlah lezat." Kira berbicara sambil melahap satu potong kue.

"Apakah kau juga menyukai makanan disini?"

Sejak melihat Kyra masuk ke dalam ruangan Kira membuat Alice tidak menyukai Kira. Alice merasa Kyra mencoba untuk merebut Kira darinya. Karena itu Alice menatap Kyra dengan tajam sambil memegang tangan Kira. Tentu Kyra dapat merasakan kalau Alice tidak menyukainya, dia hanya dapat tersenyum saja dengan sorot mata Alice.

"Haha tentu Alice menyukainya, dia menyukai makanan manis. Maaf saja tapi dia memang tidak bisa dekat dengan orang asing."

"Begitukah maafkan aku jika membuatmu tidak nyaman."

Lantunan musik kemudian dimulai dan memenuhi ruangan. Waktu dansapun segera akan dimulai. Para pria sudah mengulurkan tangannya kepada para wanita. Kyra yang melihat itupun juga ingin berdansa.

"Hei Kira bagaimana jika kita berdansa."

"Maaf aku tidak bisa berdansa." Kira menjawab dengan tawa canggung.

"Aku tahu kau akan berbicara seperti itu." Kyra kemudian mendekati kuping Kira dan berbisik dengan Kira. "Ayo berdansa denganku, aku akan memberikan informasi yang berhaga." Mendengar Kyra membuat Kira diam sejenak dan berpikir.

"Baiklah, aku akan membawa Alice ke teman-temanku dulu." Kira kemudian berjalan ke arah Chors dan Ema. "Tolong kalian jaga Alice sebentar."

"Sepertinya putri berbicara sesuatu padamu."

"Dia mengatakan mempunyai informasi yang penting karena itu aku sedikit penasaran."

"Baiklah aku akan menjaga Alice."

Kira berjalan kembali pada Kyra, Kyra tentu senang dengan Kira yang menyetujui permintaan dansanya.

"Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mengerti sedikitpun tentang dansa."

"Kau hanya perlu mengikuti aku saja, sekarang ulurkan tanganmu."

Kirapun mengikuti kata-kata Kyra dan mengulurkan tangannya. Kyra memegang tangan Kira dengan senang hati dan menuntun Kira ke lantai dansa. Tentu saja mereka menjadi sorotan semua orang. Terutama para putra bangsawan harga diri mereka terluka karena Kyra memilih Kira. Teman-teman Kirapun juga terkejut dengan Kira yang berada di lantai dansa.

Kyra kemudian menuntun Kira agar dapat berdansa. Kyra mengambil tangan Kira dan menaruhnya di pinggangnya. Dia juga memegang tangan Kira dengan erat, Kira melemaskan tubuhnya dan membiarkan dirinya mengikuti Kyra. Kyra memulai berdansa dengan Kira, tentu Kira tidak terbiasa dengan dansa hal itu membuat Kira beberapa kali menginjak kaki Kyra.

"Maafkan aku apakah itu sakit?"

"Tidak perlu meminta maaf, itu sangat wajar ketika kau belajar berdansa."

"Jadi informasi apa yang kau miliki?"

"Aku tidak bisa memberitahumu disini, disini terlalu ramai."

"Jadi dimana kau akan memberitahuku?"

"Ikuti aku ketika dansa ini selesai."

Musik dansapun berhenti tepat ketika Kyra berbicara. Kyra langsung berjalan menuju balkon. Sesuai intruksi Kyra, Kira mengikuti Kyra dari belakang. Saat Kira sampai balkon dia melihat Kyra yang menikmati pemandangan langit dan juga taman yang ada di bawahnya. Kyra yang mendengar suara pintu terbuka segera melihat ke belakang.

"Sekarang lompatlah ke bawah."

"Hah?"

"Kita akan berjalan di taman, disana tidak ada siapapun."

"Baiklah." Kira langsung melompat ke bawah.

"Kira tangkap aku!" Kyra melompat ke bawah.

Kira terkejut dengan Kyra yang melompat dengan tiba-tiba. Kira segera bersiap dengan kedua tangannya, Kyra beruntung karena Kira dapat menangkapnya. Kira kemudian menurukan Kyra denagn perlahan.

"Ayo ikuti aku." Kira menemani Kyra berjalan di taman.

"Jadi kenapa kau sampai membawaku kemari."

"Kerajaan ingin menjadikanmu kambing hitam, ketika aku masuk ke ruangan ayah aku mendengar itu secara tidak sengaja."

"Kambing hitam?"

"Kerajaan memang memenangkan perang saat ini akan tetapi korban yang diperlukan untuk kemenangan ini sangatlah banyak. Kerajaan tentu saja tidak ingin militer mereka tampak tidak kompeten karena itu mereka ingin menggunakanmu sebagai kambing hitam untuk disalahkan. Dalam waktu dekat aku sangat yakin berita mengenai ini akan segera tersebar."

"Haha, aku kira kau akan mengatakan apa, jika hanya ini kau tidak perlu memberitahuku."

"Apa? Kenapa kau berbicara seperti itu? Jika seperti ini jasamu akan dilupakan kau juga hanya akan disalahkan oleh masyarakat. Citramu juga akan semakin buruk."

"Bagiku jasaku tidak dilupakan karena kerajaan sudah membayarku. Jika kau mebicarakan citra sejak awal citraku memang buruk di masyarakat. Jangan lupa saat ini aku adalah jenderal Iblis Barat, aku tidak peduli dengan apa yang Kardia lakukan."

"Tapi tetap saja, kerajaan bisa menjadikan alasan ini untuk menekan Iblis Barat. Mereka bisa saja mencoba menjatuhkan Iblis Barat dengan alasan ini."

"Aku tidak peduli dengan itu, jika mereka memang ingin melakukan itu maka lakukan saja. Itupun jika mereka berani." Kira menatap dengan tajam dan membuat Kyra ketakutan.

"Haah..." Kyra menghela nafasnya. "Baiklah kita anggap saja masalah ini sudah selesai. Tapi kau mempunyai masalah lainnya, sebaiknya kau berhati-hati dengan pemegang simbol cahaya."

"Pemegang simbol cahaya? Sejak awal hubungan kami memang buruk."

"Aku tahu hanya saja sejak kau menghancurkan gereja malaikat dia semakin membencimu."

"Memangnya apa hubungan dia dengan gereja malaikat?"

"Pemegang simbol cahaya adalah seorang yatim piatu yang dibesarkan gereja malaikat. Dengan kau menghancurkan gereja malaikat sama saja seperti menghancurkan keluarganya. Aku merasa, tidak aku bahkan yakin kalau dia ingin menghancurkanmu."

"Jadi hanya itu, aku baru saja tahu mengenai hubungannya dengan gereja malaikat. Tapi jika dia memang ingin menghancurkanku maka coba saja. Asal kau tahu saja aku yang sekarang sudah bertambah kuat."

Saat Kira berada di taman, Chors, Ema dan Alice mencoba menikmati pesta dengan menikmati kudapan yang ada. Mereka menjadi sorotan semua orang. Seorang bangsawan yang melihat jenderal mendekati jenderal dengan segelas wine di tangannya.

"Bagaimana kabarmu setelah perang jenderal?"

"Senang bertemu denganmu Count Hetreel, saya merasa tersanjung karena anda menanyakan saya. Saya dalam keadaan yang baik bagaimana dengan anda?"

"Tadinya aku merasa sangat baik tapi melihat demi human di pesta ini membuatku muak."

"Saya harap anda dapat memakluminya, mereka adalah utusan bantuan dari Iblis Barat. Mereka juga adalah teman-teman dari pemegang simbol kegelapan.

"Begitukah? Tapi aku tidak peduli dengan itu, mereka seharusnya sadar dengan tempat mereka. Ini bukanlah Iblis Barat dimana para demi human dapat berjalan diamanapun. Seharusnya kau memberitahu mereka bagaimana aturan di tempat ini."

"Mohon maaf tapi saya tidak berani untuk melakukan itu. Mereka sangat berjasa di dalam perang ini."

"Aku tidak peduli dengan jasa mereka, lagi pula kita sudah mempunyai para pemegang simbol. Jika kau tidak mau memberitahu mereka maka aku sendiri yang akan memberitahu mereka." Count berjalan ke arah Chors.

Jenderal yang melihat Count berjalan ingin menghentikannya. Akan tetapi dia sadar bahkan jenderal sekalipun tidak dapat menganggu bangsawan. Jenderal hanya dapat berdoa agar mereka tidak marah dengan apa yang Count lakukan. Count berhenti di depan Chors dan melihat Chors dengan seksama.

"Kalian demi human seharusnya tahu tempat kalian dimana!" Count menuangkan wine yang ada di gelasnya tepat di atas kepala Chors.

Raja, jenderal dan para pemegang simbol menjadi khawatir dengan apa yang mereka lihat. Beberapa saat sebelum kejadian tersebut Kira masih berada di taman. Karena dia merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan Kira dan Kyra berjalan kembali ke bawah balkon. Kyra melihat ke atas balkon dengan kebingungan. Dia sekarang tidak tahu bagaimana cara untuk naik ke atas.

"Sepertinya kita perlu jalan memutar."

"Tidak perlu."

"Akhh." Kira mengangkat Kyra dengan tiba-tiba.

"Tunggu sebentar." Kira membawa Kyra terbang hingga kembali ke balkon dan menurunkannya.

"Kau bisa terbang?"

"Sedikit." Kira kemudian membuka pintu dan kembali masuk ke dalam, dia kemudian membatu dengan apa yang dia lihat.

Kyra bahkan sampai menabrak Kira karena Kira yang diam seperti patung. Kyra mencoba berbicara dengan Kira, namun ketika melihat Kira Kyra menjadi ketakutan. Apa yang Raja, jenderal, dan para pemegang simbol takutkan menjadi kenyataan. Mereka melihat dengan jelas kalau Kira sangat kesal.

Kira bahkan sampai menunjukan niat membunuhnya. Niat membunuh Kira membuat orang-orang di dalam aula menjadi tidak dapat bernafas. Niat membunuh Kira membuat mereka tercekik dan kesulitan bernafas. Count yang sebelumnya berdiri tegak dibuat bersujud di depan Chors.

"Sejak awal aku seharusnya tidak berlama-lama di tempat ini. Kalian semua memang tidak tahu terima kasih. Setelah aku berikan bantuan pada kalian semua, kalian masih bisa bertindak seperti ini pada teman-temanku. Hari ini aku akan menghapuskan Kardia dari peta benua ini!" Kira menjentikan jarinya.

Langit malam ibukota yang sebelumnya hanya diisi dengan bintang dan bulan kini berubah. Seluruh ibukota dipenuhi dengan sihir Kira, Kira memunculkan [Fire Spear], [Lightning Javelin] dan [Sky Thunder Spear]. Jenderal dan para pemegang simbol mencoba untuk berdiri dan menghentikan Kira namun mereka tidak bisa. Kaki mereka gemetar dengan hanya melihat Kira saja. Mereka melihat Kira seolah-olah malaikat pencabut nyawa yang dapat merenggut nyawa mereka kapanpun.

Ema dan Alice segera berlari ke arah Kira. Mereka memeluk Kira dengan erat, akan tetapi Kira tetap tidak merespon pelukan mereka. Kira masih terlihat sangat kesal dan dia juga tidak bercanda dengan mengatakan akan menghapuskan Kardia. Ema dan Alice mencoba untuk menghentikan Kira.

"Hentikan Kira kau tidak perlu bentindak sejauh ini."

"Berhenti Kira." Alice menangis karena takut dengan ekspresi Kira.

"Kira berhentilah aku tidak apa-apa." Chors berjalan mendekati Kira. "Tidak ada gunanya sekalipun kau menghabisi mereka semua."

"Cih." Kira menghilangkan niat membunuh dan juga sihir yang ada di langit. "Ikuti aku kita sudah tidak perlu ada di pesta ini." Kira membawa Chors terbang dan Ema membawa Alice sambil mengikuti Kira.

Semua orang yang ada di pesta tidak dapat berkata apapun. Mereka masih ketakutan dengan apa yang mereka rasakan. Mereka sangat yakin kalau mereka dapat mati karena kejadian tadi.