Chereads / Demon Become Hero / Chapter 179 - Chapter 179

Chapter 179 - Chapter 179

Pasukan Kardia membutuhkan waktu untuk kembali ke Kardia. Karena itu jenderal memutuskan untuk bermalam di dalam hutan hingga fajar. Mereka membuat tenda untuk seluruh pasukan. Kemudian di dalam tenda jenderal sedang berkumpul jenderal dan para pemegang simbol. Mereka sedang berdiskusi dengan kondisi perang yang baru saja mereka lalui.

"Kita membawa total 30.000 pasukan, tapi sekarang jika hanya dilihat dengan sekilas saja bahkan jumlah pasukan sekarang tidak sampai dari setengah." Tentu saja semua terkejut dengan apa yang jenderal katakan.

"Tidak mungkin, apa anda serius dengan yang anda katakan?" Wiliam mencoba menyangkal jenderal.

"Tentu saja aku serius, jika kalian tidak percaya kalian hanya perlu keluar dari tenda ini. Kemudian kalian lihatlah jumlah tenda yang ada, jumlah tenda sangat jauh berkurang dari sebelumnya."

Mendengar itu membuat Wiliam terpukul. Dia bahkan tidak dapat berkata apapun dengan kondisi pasukan. Bagi Wiliam dia adalah orang yang bertanggung jawab dengan kondisi pasukan. Karena baginya dirinya adalah harapan dan juga pelindung pasukan.

"Bagaimana ini? Jika rakyat tau jumlah korban perang begitu besar maka kita bisa saja disalahkan." Edward tidak ingin harga dirinya menjadi turun karena kejadian ini.

"Itu benar jika rakyat tahu mereka pasti akan menganggap kerajaan tidak becus. Jika sampai itu terjadi tentu saja kerajaan akan menyalahkan kita semua. Kemudian rakyat akan membenci kita semua atau bahkan mereka meminta untuk mengusir kita." Catarina memberikan pendapatnya.

"Apa yang Catarina katakan kemungkinan besar akan terjadi. Tapi aku ragu kalau rakyat sampai akan menyalahkan kalian hingga meminta untuk mengusir kalian. Jika itu sampai terjadi maka akulah yang harus menanggung semua kesalahan. Aku adalah jenderal kerajaan dan sejak awal akulah yang memimpin pasukan. Ini semua terjadi karena aku tidak bisa menjadi pemimpin yang bijak."

"Tidak perlu, kita tidak perlu sampai menyalahkan satu sama lain." Luce yang sedang duduk di pojok tenda berdiri dan bergabung kedalam diskusi.

"Apa maksudmu Luce?" Tanya Edward pada Luce.

"Kalian juga seharusnya tahu tidak hanya kita saja yang terlibat dalam perang ini. Tapi terdapat pihak ketiga yang ikut juga yaitu Iblis Barat. Daripada kita menyalahkan satu sama lain lebih baik kita menyalahkan pemegang simbol kegelapan saja."

"Luce apa kau yakin dengan yang kau katakan?" Wiliam tampak ragu dengan Luce.

"Tentu saja aku yakin, memangnya apa yang perlu kita ragukan?"

"Apa kau tidak lihat kekuatannya? Bagaimana jika dia merasa kesal karena kita menyeretnya ke dalam masalah ini?!"

"Wiliam sepertinya kau tidak mendengarkan dengan baik. Sejak awal dia sudah terlibat ke dalam masalah ini. Kita hanya memberikan beberapa bumbu dramatis saja. Lagi pula banyak hal yang dapat kita salahkan ke pemegang simbol kegelapan. Pertama dia tidak ikut perang sejak awal dia hanya datang saat kita di tengah-tengah kesulitan. Hal ini membuat dia terkesan seperti sedang menunggu kita di dalam keadaan genting. Kedua dengan kekuatan yang dia miliki seharusnya dia dapat menyelesaikan perang dengan lebih awal, tapi dia nampak seperti bermain-main ketika melawan jenderal musuh. Ketiga dia mempunyai sihir dengan daya hancur yang luas seharusnya dia menghabisi pasukan lawan baru melawan jenderal lawan. Dengan tiga alasan ini saja seharusnya sudah lebih dari cukup."

Semua menjadi terdiam ketika mendengar pendapat Luce. Mereka sebenarnya merasa ragu dengan apa yang Luce katakan. Akan tetapi semua juga mengetahui kalau ini adalah satu-satunya jalan. Sebagai makhluk hidup tentu saja mereka mempunyai insting bertahan hidup dan tindakan ini mereka anggap sebagai tindakan bertahan hidup.

"Aku tidak tahu bagaimana dengan kalian tapi aku setuju dengan apa yang Luce katakan."

Karena keputusan Edward satu persatu mulai setuju dengan Luce. Bahkan Wiliampun setuju, dia merasa dia tidak mempunyai pilihan lain. Sedangkan jenderal sendiri tidak memberikan pendapat apapun mengenai ide Luce. {Tidak seharusnya aku tidak membenarkan tindakan ini. Tapi tidak ada pilihan lain saat ini mereka sudah seperti simbol kerajaan itu sendiri. Maafkan aku pemegang simbol kegelapan.}

Kira dan teman-temannya tidak bermalam bersama pasukan Kardia. Mereka memilih untuk membuat jarak antara pasukan Kardia. Sejak awal mereka memang merasa tidak nyaman dengan pasukan Kardia. Saat ini mereka sedang duduk melingkari api unggu sambil menungu makanan mereka matang.

"Kira apa saja yang sudah kau lakukan selama ini?"

"Bertahan hidup."

Jawaban singkat Kira membuat semua terdiam. Mereka sudah mengira sejak awal Kira tidak mungkin melewati latihan yang mudah. Akan tetapi jawaban Kira membuat dia seperti melewati latihan yang amat berat. Mereka menjadi semakin penasaran dengan latihan seperti apa itu.

"Memangnya latihan seperti apa yang kau lakukan?" Chors bertanya karena penasaran.

"Master menaruh ke dalam hutan yang penuh dengan monster tingkat B hingga A. Tapi hal terberatnya adalah aku harus diborgol dengan borgol yang membuatku tidak dapat menggunakan mana."

Ketika mendengar Kira mereka merasa bersalah terutama Ema dan Chors. Mereka semua tahu Kira berlatih hingga sekeras itu untuk melindungi mereka semua. Akan tetapi mereka setelah melakukan pelatihan selama dua tahun tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Mereka merasa mereka tidak berkembang sedikitpun ditambah dengan perang kali ini membuat semakin jelas kalau mereka semakin jauh dari Kira.

"Dibandingkan menanyakan diriku, aku lebih penasaran dengan kalian semau." Kira mencoba mengubah suasana. "Terutama kau Alice, kau sangat berubah dibandingkan terakhir kali kita bertemu. Terakhir kali aku melihatmu hanya seperti anak kecil tapi sekarang kau sudah menjadi seorang gadis." Pipi Alice menjadi merah merona karena pujian Kira.

"Kau sendiri juga berubah Kira, aku bahkan tidak dapat mengenalimu dengan rambut panjangmu?"

"Benarkah? Padahal aku merasa tidak ada yang aneh dengan rambut panjangku. Sepertinya aku perlu memotongnya."

"Tidak, itu tidak begitu buruk."

"Benarkah? Jika Alice yang mengatakannya maka aku akan membiarkannya." Kira mengelus-elus kepala Alice.

Mereka kemudian terus berbincang hingga api unggun mati. Ketika api unggun mati mereka memutuskan untuk beristirahat. Ema dan Alice sudah masuk ke dalam tenda mereka, namun Kira dan Chors masih berada diluar. Chors yang mulanya duduk menjadi berdiri.

"Kira apa kau merasa lelah?"

"Lelah? Tentu saja aku lelah, memangnya siapa yang tidak akan lelah setelah perang seperti itu?"

"Tidak, bukan lelah itu yang aku maksud. Apa kau tidak merasa lelah dengan semua ini? Sejak bergabung dengan Iblis Barat kita juga turut bergabung ke dalam politik mereka dan juga kau pasti merasa kalau Lucifer menganggap kita sebagai alat saja bukan?"

"Aku tidak peduli Lucifer menganggapku sebagai apa. Aku bergabung dengan dia karena dia adalah pilihan yang paling menguntungkan. Kau tahu saat aku berlatih dengan master,aku tidak hanya mendapatkan pelatihan untuk bertempur tapi master juga memberiku pengetahuan. Selain itu tujuanku adalah melindungi keluargaku dan kalian semua adalah keluargaku. Aku akan melakukan apapun untuk melindungi kalian semua." Kira kemudian berdiri dan mendekati Chors. "Lebih baik kita istirahat saja sekarang." Kira menepuk bahu Chors dan meninggalkan Chors.

Setelah Kira masuk ke dalam tenda, Chors masih berada di luar dengan tangan yang mengepal. Chors menghela nafasnya dengan panjang kemudian dia menatap langit. Dengan tangannya dia menutup kedua matanya dan air matanyapun mengalir tanpa dia sadari. {Sial jika kau berbicara seperti itu bagaimana bisa aku berhenti.}

Sejak perang tadi Chors sudah dapat merasakan kekurangan pada dirinya. Bertarung hanya dengan satu tangan saja benar-benar membuatnya kesulitan. Ditambah dia bertemu dengan musuh seperti Horus dan Seth membuatnya semakin ragu. Jangankan untuk mengalahkannya untuk melawannya saja dia sudah sangat kesulitan.

Karena itulah Chors merasa dirinya sudah tidak bisa bertarung. Tapi kata-kata Kira tadi membuat Chors tidak bisa mengatakan apa yang dia rasakan. Jika dia mengatakan apa yang dia rasakan, dia merasa akan menghancurkan semua usaha Kira. {Aku pasti akan beradaptasi, aku yakin aku hanya membutuhkan waktu saja.}

Di wilayah Iblis Timur tepat pada kastil Iblis Timur. Raja Iblis sedang berjalan di lorong, dia kemudian berhenti dan menatap ke jendela. Raja Iblis diam sejenak saat menatap keluar. Setelah menatap keluar cukup lama Raja Iblis kembali berjalan. Raja Iblis masuk ke dalam ruangan, di dalam ruangan berisi sepuluh kursi dan juga satu kursi khusus untuk Raja Iblis Timur.

Ketika Raja Iblis berjalan, semua orang yang ada di ruangan berdiri untuk menunjukan hormat mereka. Raja Iblis dapat melihat kalau ada dua kursi kosong diantara sepuluh kursi tersebut. Saat Raja Iblis duduk semua orang juga duduk. Wajah orang yang berada di ruangan tidak dapat terlihat dengan jelas karena terlalu gelap.

"Apakah Horus masih belum kembali?"

"Belum yang mulia." Salah satu perempuan disana menjawab.

"Benarkah jika dia belum kembali hingga saat ini seharusnya dia pasti sudah gagal."

"Tentu saja sejak awal kita tidak perlu berharap pada mereka." Kali ini terdengar seperti suara remaja laki-laki. "Yang satu terlalu menjunjung tinggi pertarungan. Satu lagi terlalu sombong pada kemampuannya. Sejak awal aku benci dengan mereka berdua. Seharusnya kita tidak mengirimkan mereka berdua."

"Berhenti! Apa kau baru saja mempertanyakan perintah yang mulia?!"

"Haha tidak perlu sampai seperti itu. Lagi pula aku sudah memprediksi ini akan terjadi. Jika pemegang simbol kegelapan dapat kalah hanya karena Horus bukankah akan terasa tidak menarik? Aku mengirim Horus hanya untuk mengukur seberapa kuat pemegang simbol kegelapan sekarang. Ditambah Kardia bukanlah tujuan utama kita saat ini. Kalian para jenderal Iblis Timur bersiaplah untuk ke tahap berikutnya."

"Baik yang mulia!"

Para jenderal Iblis Timur berjalan keluar dari ruangan. Sedangkan Raja Iblis masih di tempatnya sambil mengepal tangannya. {Simbol kegelapan sejak awal aku sudah mengira kau adalah orang yang akan menghambatku. Akan tetapi aku akan membiarkan dirimu untuk saat ini. Kau akan aku jadikan mainanku hingga aku merasa bosan.} Raja Iblis yang merasa senang sampai tidak sadar membuat mananya menjadi bergejolak dan membuat istana menjadi bergetar.