Chereads / Demon Become Hero / Chapter 175 - Chapter 175

Chapter 175 - Chapter 175

*buk, bak*

Suara tinju terus terdengar dari langit. Kira dan Seth sedang adu pukul satu sama lain. Mereka terus memukul tanpa henti. Suara tinju yang mereka timbulkan semakin lama semakin keras. Bahkan orang-orang yang berada di bawah mereka bisa mendengar dengan jelas.

"Apa itu benar-benar suara pukulan dari tangan kosong?" Ema bertanya dengan wajah yang mematung sambil menatap langit.

"Siapapun yang tidak melihat bagaimana mereka bertarung sebelumnya pasti tidak akan percaya."

Semakin lama para pemegang simbol melihat kemampuan Kira, mereka merasa semakin jarak mereka sangat jauh. Mereka dapat menyadari kalau mereka tidak akan dapat mendekati level seperti Kira pada saat ini. Hal ini membuat mereka tidak bisa berkata-kata sedikitpun. Namun diantara semua para pemegang simbol, Luce lah yang paling merasakan terpukul.

Luce sebagai pemegang simbol cahaya merasa dia adalah orang yang paling spesial. Dengan kemampuan yang dia miliki dia merasa dapat menggenggam dunia. Namun semua itu berbeda karena keberadaan Kira, dia merasa Kira adalah orang yang merebut panggungnya. {Sebenarnya bagaimana bisa kau sekuat itu?! Apa yang sebenarnya yang salah padaku!}

Kira dan Seth yang sedang bertukar tinju menyadari kalau tinju mereka berdua semakin berat setiap waktunya. Hal ini membuat mereka menyadari kalau mereka menerima langsung tinju seperti sekarang hanya akan membuat kerugian. Seth yang akan segera menerima serangan Kira segera mundur dan membuat jarak. Kira tidak mengejar Seth dan diam di tempatnya.

Seth mengelap darah yang ada di bibirnya dengan tangannya. Dia juga meludahkan darah yang ada di mulutnya, dia kemudian melihat Kira dengan tajam. {Saat ini tubuhku sudah hampir menyatu dengan sempurna. Dengan kata lain kondisi primaku sudah ada di depan mata. Tapi tidak hanya aku yang bertambah kuat tapi anak ini juga menjadi semakin kuat juga. Jangan bilang! Dia tidak mengeluarkan semua kemampuannya!}

"Hei,apa kau sudah bertarung serius denganku?"

"Entahlah."

"Sepertinya kau belum mengeluarkan seluruh kemampuanmu ya? Kalau begitu aku akan memaksamu!"

Seth terbang ke depan Kira, Kira bersiap untuk menerima tinju Seth. Tepat saat di depan Kira, Seth mengubah haluan terbangnya dan mengarah ke bawah. Tentu saja dengan refleknya Kira melihat ke bawah. Saat dia melihat ke bawah dia tidak melihat apapun.

*buk*

Kira terkena serangan telak pada punggungnya. Seth terbang dengan arah yang tidak dapat diprediksi. Hal ini membuat Kira harus fokus pada Seth dengan kedua matanya. Namun dia terus mencoba untuk mengikuti Seth, tetap saja tidak dapat mengikutinya. Seth bergerak dengan cepat dan tidak menentu, begitu Kira kehilangan Seth dari pandangannya. Seth kembali memberikan serangan telak pada perut Kira.

Seth kemudain memegang bahu Kira dan membantingnya ke bawah. Kira yang masih kesakitan membuatnya kehilangan fokus dengan sihir terbangnya. {Bagaimana bisa dia bergerak seperti itu? Menggunakan sihir terbang membuat fokusku terbagi menjadi dua. Jika seperti ini terus aku hanya akan diserang secara sepihak olehnya.

"Hei, hei jangan bilang kau tidak berdaya dengan kemampuan terbangku?" Seth tiba-tiba tertawa dengan keras dan juga terbahak-bahak. "Aku mengerti sekarang kau pasti masih belum terbiasa dengan sihir terbangmu." Seth langsung terbang dengan lurus ke arah Kira.

Kira yang melihat Seth terbang lurus ke arahnya segera menyilangkan kedua tangannya untuk melindungi tubuhnya. Namun tepat saat Kira mencoba melindungi dirinya, Seth mengubah haluannya. Dia segera terbang keatas Kira, Kira menyadari harus melindungi punggunya. Dia berusaha untuk berbalik, tepat saat Kira berbalik Seth tidak berada disana.

*bak*

"Siapa yang bilang aku akan menyerang dari belakang?" Seth memukul Kira tepat dari samping.

"Sejak kapan?"

"Entahlah." Seth kemudian menendang Kira dan menghempaskannya.

Seth yang dapat bergerak dengan leluasa membuat Kira tidak dapat bergerak kemana-mana. Kira seperti berada di sebuah ruangan yang terus dilempar ke setiap sudut yang ada. Dia bagaikan bola yang dilempar kesana kemari. Orang-orang yang berada di bawah menyaksikan Kira terpukul secara sepihak.

"Catarina apa kau dapat melihat pergerakan Seth?" Edward bertanya karena dia tidak dapat melihat apapun.

"Aku masih dapat melihatanya, namun ini semua karena aku berada di bawah sini. Jika aku berada diatas sana kondisiku pasti jauh lebih mengenaskan dari pemegang simbol kegelapan."

Chors dan Ema yang melihat kira seperti itu merasa kesal. Mereka ingin membantu Kira, namun mereka tahu mendekati saja tidak mungkin. Karena itu sejak tadi mereka mencoba memikirkan cara untuk membantu Kira. Chors terus melihat sekeliling dengan seksama, menurutnya mungkin saja dia akan menemukan suatu cara. Chors kemudian melihat pedang jenderal berada di tangan Edward.

"Ema coba lihat dengan matamu. Siapa diantara kita bertiga yang mempunyai mana terbanyak saat ini?"

Ema tidak tahu kenapa Chors menanyakan ini. Tapi dia tahu cara ini akan dipakai untuk menyelamatkan Kira. Karena itu dia segera mencoba untuk melihat mereka bertiga. Sejak awal Ema sudah tahu mana miliknya sudah berada di ambang batas. Dia hanya melihat ke arah Alice dan Chors.

"Alice saat ini Alice mempunyai mana terbanyak diantara kita semua."

"Benarkah?"

"Ya."

"Kalau begitu Alice ayo ikuti aku." Chors langsung berlari ke arah Edward bersama Alice yang mengikutinya dari belakang.

Chors langsung mengambil pedang jenderal yang ada di tangan Edward. Edward yang sedang fokus pada pertarungan di atas menjadi terkejut karena pedang jenderal direbut oleh Chors.

"Apa yang kau lakukan berengsek?!"

"Diam, aku perlu membantu temanku." Edward sempat tersentak sebentar karena tatapan Chors yang menusuk.

"Apa yang ingin kau lakukan dengan pedang itu?"

"Lihatlah sendiri, Alice ambil pedang ini." Chors memberikan pedang Alice. "Gunakanlah semua manamu dan serang dia dengan pedang ini. Aku tahu ini tidak akan melukainya tapi setidaknya ini akan membuat dia berhenti sejenak."

"Baik." Alice menggenggam dengan erat dan mencoba untuk mengikuti pergerakan Seth, namun itu terlalu cepat untuk Alice. "Tidak bisa, aku tidak dapat melihat apapun."

"Jangan khawatir aku akan membantumu."

Chors memang mengatakan seperti itu, akan tetapi dia juga kesulitan untuk melihat pergerakan Seth. Tidak hanya karena pergerakan yang cepat. Gerakan Seth sangat tidak menentu dan hal itu membuatnya menjadi lebih sulit. {Sampai kapan dia ingin bergerak seperti itu? Kenapa tidak ada pola sedikitpun!} Catarina yang melihat mereka kesulitan segera berjalan mendekati mereka berdua.

"Aku akan membantu kalian, aku memang tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi sejak tadi aku sudah mulai sedikit terbiasa dengan gerakannya. Mungkin jika kau memberi waktu lebih lama aku bisa melihat dengan lebih jelas."

"Catarina apa-apaan ini?" Luce bertanya dengan tatapan yang tajam.

"Tentu saja aku membantu mereka. Jika tidak ada yang membantu dia, dia bisa saja mati." Catarina melihat ke atas. "Makan kita semua akan mati disini. Aku lebih memintangkan nyawaku dibandingkan harga diri tidak bergunamu."

"Harga diri tidak berguna?!"

"Hentikan Luce apa yang Catarina katakan ada benarnya." Edward membela Catarina.

"Lagi pula sebagai pemegang simbol sejak awal kita memang harus membantu satu sama lain."

"Sekarang kau hanya perlu ikuti tanganku saja, saat aku mengatakan serang segeralah serang." Catarina menunjuk Kira dan Seth.

Catarina mencoba untuk melihat dengan seksama agar dapat mengikuti Seth. Namun Seth semakin lama menyerang, dia menjadi semakin cepat. Hal ini membuat Catarina membutuhkan waktu lebih banyak lagi untuk menyesuaikan diri. {Sebenarnya dia bisa secepat apa?! Kenapa dia terus bertambah cepat.}

Catarina menjadi sadar dia tidak akan bisa mengikuti kecepatan Seth. Dia menjadi gelisah karena membuat orang-orang berharap padanya. {Pasti ada suatu pola, saat dia menyerang. Tidak mungkin setelah menyerang begitu lama dia tidak membuat sebuah pola. Aku perlu menemukan pola yang cocok.}

Setelah mengamati dengan seksama, Catarina menemukan sebuah pola. Dia juga tidak begitu yakin dengan apa yang dia lihat, namun dia juga tidak punya pilihan lain. Catarina melihat Seth seperti sedang berada di sebuah ruangan. Dia hanya menyerang hingga jarak tertentu saja karena itu dia tidak berpindah jauh dari tempat dia menyerang Kira.

Saat ini Catarina hanya perlu untuk menebak kemana dia akan pergi. Dengan tangannya Catarina mencoba untuk mengikuti Seth. Beberapa kali dia gagal untuk mengikuti Seth, namun dia juga sempat berhasil menebak. {Menebak dan juga mengikuti sama-sama sulit. Tapi disaat seperti ini menebaklah yang paling cepat.}

"Sekarang! Serang!"

Alice langsung mengayunkan pedang dengan semua mana yang dia miliki. Semua orang kebingungan karena Catarina menunjuk tempat yang jauh dari Seth. Saat serangan Alice mendekati tinggi yang hampir sama dengan mereka berdua, tepat pada saat itu Seth berada di tempat yang Catarina tunjuk. Seth terkena serangan telak, namun serangan tersebut tidak memberikan luka yang berat. Dibandingkan luka Seth lebih merasa terkejut.

"Bagaimana bisa mereka menyerangku dari bawah sana?" Seth kebingungan.

Kira yang telah bertahan sangat lama dari serangan Seth segera memakai kesempatan tersebut. Kira langsung meninju wajah Seth. {Karena mereka aku hampir lupa sejenak dengan anak ini.} Kira kemudian mengepal tangan kirinya dan pada saat itu [Lightning Javelin} mengenai punggung Seth.

Kira kemudian terbang ke depan Seth sambil mengayunkan tinjunya. Seth menghindari tinju tersebut dan memegang tangan Kira dengan kedua tangannya. Dia kemudian melempar Kira agar jauh darinya.

"Sepertinya aku sudah cukup untuk melakukan itu." Seth kemudian terbang ke atas hingga menembus awan.

Dia kemudian mengangkat satu tangan ke atas. Awan-awan yang berada di bawahnya bergerak dengan abnormal. Awan-awan itu bergerak dengan memutari Seth. Di tanah sendiri juga mengalami kejadian yang aneh. Pohon-pohon dan rerumputan yang ada menjadi kering. Air yang terdapat di dalam mereka terbang ke atas.

Semua orang kebingungan dengan apa yang mereka lihat. Kirapun juga merasa kebingungan dengan apa yang dia lihat. Setelah awan bergerak dengan aneh, awan-awan tersebut berubah menjadi air. Seluruh air yang terbang di langit berkumpul menjadi satu membentuk bola air.

Sebuah bola air raksasa tercipta di langit. Bola air itu sangat besar hingga dapat menutupi cahaya matahari. Seth berada tepat di bawah bola air tersebut.

"Kalian sudah membuatku bersenag-senang sekarang akan aku tunjukan bagaimana kengerianku!"

Bola air kemudian seperti bergejolak dengan aneh. Dari bola air muncul beberapa kepala naga. Seth hanya tersenyum dengan bola air yang ada di atasnya. Sedangkan orang-orang yang berada di bawah dapat merasakan bahaya akan datang.