Chereads / Demon Become Hero / Chapter 173 - Chapter 173

Chapter 173 - Chapter 173

Di dalam hutan perbatasan Selatan. Kira baru saja selesai bertarung melawan masternya. Dia membasuh dirinya setelah dua tahun tidak mandi dengan benar. Ketika Kira keluar dari ruangan, master sedang menyiapkan makan untuk mereka beruda. Master yang melihat Kira sudah dapat melihat perubahan besar padanya.

"Kau benar-benar seperti orang baru." Master mencoba untuk bergurau dengan Kira.

"Tentu saja sudah dua tahun aku di dalam hutan itu. Lalu bagaimana menurutmu? Apakah pelatihanku sudah selesai?"

"Sebenarnya aku ingin mengatakan kalau itu masih kurang. Tapi dengan situasi darurat seperti ini?"

"Situasi genting?" Kira menjadi bingung.

"Aku sengaja diam dan tidak memberitahumu hingga menurutku kau pantas untuk pergi dari tempat ini."

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi!" Kira berteriak dengan dahi yang berkerut.

"Kardia dan Iblis Timur sekarang sedang dalam perang. Teman-temanmu menjadi tentara bayaran untuk Kardia."

"Apa?! Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal hal sepenting ini?!"

"Lalu apa jika aku memberitahumu lebih awal?!" Kira diam dan tidak dapat menjawab masternya. "Bahkan jika aku memberitahumu lebih awal kau tidak akan dapat melakukan apapun! Kau tidak cukup kuat untuk melawan jenderal, tapi itu dulu."

Kepala Kira yang sudah menunduk kebawah kembali melihat ke depan. Master melihat dia dengan tatapan bangga.

"Apakah sekarang aku sudah cukup kuat untuk melawan jenderal?"

"Aku tidak dapat mengatakan kalau kau benar-benar cukup kuat untuk melawannya. Akan tetapi aku bisa mengatakan dengan jelas kau tidak akan mati dengan mudah." Wajah Kira menjadi tersenyum lebar dan tampak gembira. "Aku sudah tidak dapat menahanmu lagi, tidak ada yang bisa aku ajari lagi. Walau kau mash lebih lemah dariku tapi aku yakin kau sekarang bisa bertarung dengan lebih baik."

"Terima kasih master." Kira menundukkan kepalanya untuk menunjukan hormatnya.

"Sebelum kau pergi pakailah ini." Master memberikan karet hitam pada Kira. "Ikatlah rambutmu dengan rambut seperti itu akan membuat hambatan untuk dirimu."

Master kemudian berjalan keluar dari rumahnya. Dia kemudian melihat ke dalam ruamhnya karena Kira masih belum bergerak sedikitpun.

"Apa yang kau tunggu? Kemarilah." Kira berlari menghampiri master. "Pergilah ke arah sana." Master menunjuk arah perbatasan Kardia dan Iblis Timur. "Kau pasti dapat menemukan medan perang dengan mudah karena wilayah itu bukanlah wilayah yang biasanya ditinggali."

"Bagaimana cara aku pergi kesana master?"

"APA YANG KAU BICARAKAN?! APA KAU BODOH! Sekarang kau sudah bisa terbang, kau tidak perlu hal lain lagi." Kira tampak baru ingat kalau sekarang dia sudah dapat terbang.

"Aku tidak pernah menggunakan sihir terbang ini untuk pergi jauh karena itu aku sempat lupa dengan sihir ini."

"Sihir itu sangat boros, gunakanlah mana alam agar kau tidak kehabisan mana."

"Baik master kalau begitu aku berangkat." Kira kemudian melayang ke langit dan terbang dengan cepat ke arah medan perang.

"Sepertinya sekarang tempat ini akan kembali sepi." Master melihat ke arah langit.

Di medan perang semua orang masih kebingungan dengan kedatngan Seth. Mereka masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Seth hanya tersenyum dan memberikan tekanan dengan mana miliknya. Para pemegang simbol menjadi berkeringat dingin dan tidak bergerak.

Tekanan yang diberikan Seth jauh berbeda dengan milik Horus. Perbedaan mereka sangat jauh, hal ini membuat semakin jelas kalau mereka adalah orang yang berbeda. Seth sangat senang dengan orang-orang yang memandangnya dengan ketakutan. Seth mengayunkan tangannya ke atas untuk membuat ombak yang sangat besar.

"Terima lah ini!"

Ombak yang sangat besar muncul. Besar ombak yang dibuat Seth tidak dapat dibandingkan dengan Horus. Perbedaan mereka sangat besar, dengan ombak milik Seth ini seluruh medan perang dapat disapu habis oleh ombak tersebut. Beberapa prajurit Kardia berlarian untuk menghindari ombak Seth.

Chors dan Ema yang berada jauh dari tempat Seth menjadi bingung karena munculnya ombak lagi. Ema melihat dengan bingung, dia kemudian mencoba untuk melihat dengan mata mananya. Dalam sekejap Ema menjadi pucat pasi, dia dapat melihat jumlah mana yang sangat banyak. Mana yang dia lihat juga terasa seperti sedang mencekiknya. Melihat mana tersebut membuatnya kesulitan bernafas.

"Ada apa Ema? Kenapa kau?"

"Monster, aku melihat monster."

"Monster? Apakah maksudmu Horus?"

"Tidak, ini jauh berbeda dari dirinya."

"Tunggu jika kau bilang seperti itu lalu siapa yang dapat membuat ombak sebesar itu."

"Aku juga tidak tahu."

Para pemegang simbol tidak dapat bergerak ketika melihat ombak yang akan mernerpa mereka. Tidak hanya karena sudah mencapai batasnya, mereka juga masih merasakan tekanan yang ditimbulkan Seth. Catarina tampak sudah pasrah dengan keadaannya dan hanya menutup kedua matanya. Satu persatu orang-orang Kardia juga menyadari kalau mereka tidak dapat menghindari ombak besar itu. Mereka hanya dapat menutup kedua mata dan menerimanya dengan pasrah. Tanpa harus melihat mereka dapat mendengar suara desis ombak yang mengarah pada mereka.

*shhhhh*

Semua orang merasakan panas yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Suara desis ombakpun juga ikut berhenti ketika panas itu tiba. Jenderal yang kebingungan dengan apa yang terjadi membuka matanya. Saat membuka matanya dia hanya melihat uap dan tidak ada melihat ombak sedikitpun.

Jenderal sadar hanya api saja yang mungkin melakukan hal ini. Jenderal melihat ke arah Edward, namun kedua mata Edward tertutup. {Tidak mungkin Edward yang melakukan hal ini. Lalu siapa yang mungkin bisa melawan ombak sebesar itu?!} Satu persatu orang-orang membuka kedua mata mereka dan sama kebingungannya dengan jenderal.

*clap*

Seth menepuk kedua tangannya dan membuat semua uap yang ada di depannya menghilang. Ketika uap itu menghilang, Seth melihat seseorang berdiri di depan semua pasukan Kardia. Seth melihat pasukan Kardia kebingungan dengan munculnya orang tersebut. Nampaknya pasukan Kardia tidak mengenali orang tersebut.

"Ema apa kau lihat api yang baru saja muncul tadi?" Chors bertanya dengan gemetar.

"Aku melihatnya api itu sangat besar hingg dapat membuat semua ombak itu menguap. Apakah itu mungkin dilakukan oleh pemegang simbol api?"

"Sepertinya tidak mungkin, jika dia punya kekuatan sebesar itu sejak awal kita tidak akan kesulitan seperti ini."

"Aku akan mencoba melihat dengan mataku." Ema menggunakan mata mananya.

Ema terkejut ketika menggunakan mata mananya. Dia tidak melihat jumlah mana yang menggebu-gebu seperti Seth. Mana yang dia lihat jauh lebih tenang dan juga nampak familiar untuknya. Alice yang melihat siluet orang tersebut nampak familiar untuknya. Diapun segera berlari mendekati orang tersebut dengan air mata mengalir di matanya.

"Kira, aku tau kau pasti akan datang." Kira merasa sedikit asing dengan suara yang dia dengar dari belakangnya.

Kira kemudian melepaskan pelukan tersebut dan melihat ke belakang. Rambut perak yang tidak akan dimiliki oleh orang-orang biasa dan juga telinga yang lancip. Kira dapat mengenali kalau itu adalah Alice. Dia tidak menyangka Alice akan tumbuh sebesar seperti yang ada di depannya.

"Kau tumbuh sangat besar." Kira mengelus-elus kepala Alice.

Melihat Alice dapat mengenali orang tersebut, para pemegang simbol menyadari kalau dia adalah pemegang simbol kegelapan. Chors dan Ema yang sudah dapat berjalan mendekati tempat Kira dan Alice. Saat mereka mendekat, mereka langsung memaksakan diri untuk mendekati Kira dan memeluknya.

"Aku tau kau pasti akan datang." Ema memeluk dengan sangat erat.

"Kau terlambat."

"Haha maafkan aku."

"Reuni yang sangat indah, tapi kalian sebaiknya tidak lupa jika aku masih disini." Seth berbicara dengan senyumannya.

"Sebaiknya kalian berdiri di belakangku."

"Kau tahu aku baru saja muncul dan aku masih belum dapat mengeluarkan kekuatanku secara penuh. Tapi sekarang aku ingin mencoba kekuatan fisikku." Seth berlari ke arah Kira.

"Kebetulan aku juga sama ingin mencoba kekuatan fisikku." Kira juga berlari ke arah Seth

Luce yang melihat Kira mencoba untuk beradu fisik dengan Seth dia anggap sebagai tindakan yang bodoh. {Apa kau pikir bisa melawan orang tersebut dengan tinju? Tubuh sekeras itu bagaimana bisa orang normal bisa melawan fisik dengan monster seperti itu.} Tidak hanya Luce bahkan semua orang yang melihat itu juga menganggap Kira bodoh.

Seth yang berlari ke arah Kira, mengayunkan tinju kanannya pada kepala Kira. Kira sedikit memerengkan kepalanya untuk menghindari tinju tersebut. Dia kemudian mengayunkan tinju ke arah dagu Seth. Tinju itu tepat mengenai Seth namun Seth tidak bergerak seperti yang Kira duga. Kira mengira dengan tinju akan membuat Seth terdorong ke atas namun Seth tidak bergeming sedikitpun.

Seth yang dapat menahan tinju Kira mengeluarkan senyumnya. Dia kemudian mengayunkan tinju kirinya ke arah pipi Kira. Kira tidak menghindari tinju tersebut, namun dia menangkapnya dengan tangannya. Tinju milik Seth sangatlah kuat, bahkan dia merasa sampai kebas pada tangannya.

"Ternyata kau tidak menggertak saja." Seth memuji kekuatan Kira.

"Aku juga mengira kau hanya dapat menggunakan sihir saja."

Kira kemudian menggenggam tangan Seth sekuat mungkin. Seth terkejut dengan kekuatan Kira, hal ini membuat kekuatan Seth menjadi goyah. Kira mengambil kesempatan tersebut dan mengangkat Seth setinggi mungkin. Tentu saja melihat Kira dapat mengangkat Seth membuat semua orang di medan perang terkejut. Kira kemudian membanting Seth ke tanah.

"Hei apakah Kira memang sekuat itu?" Ema bertanya pada Chors.

"Aku juga tidak tahu... Latihan seperti apa yang sudah dia lakukan hingga dia bisa sekuat itu?! Ema apakah Kira menggunakan sihir sekarang?"

Ema melihat dengan jelas kalau Kira tidak menggunakan sihir sedikitpun.

"Tidak."

"Apa?!" Chors tidak bisa berkata apapun.

Seth merasa senang dan juga terkejut karena bisa ada yang membantingnya. Dia menggerakan salah satu tangannya dan membuat pusaran air kecil. Pusaran air tersebut tepat mengenai Kira dan membuat dirinya terdorong ke belakang. Sethpun kembali berdiri setelah Kira terpental.

"Aku tidak menyangka akan ada yang membantingku seperti tadi. Seperti yang aku duga kau sangat menarik. Tapi jangan katakan kemampuanmu hanya itu saja."

"Tentu saja tidak." Kira berdiri dengan perlahan-lahan. "Masih banyak yang bisa aku tunjukkan untukmu."