Chereads / Demon Become Hero / Chapter 171 - Chapter 171

Chapter 171 - Chapter 171

Horus sedang melayang di udara sambil melihat wajah putus asa para pemegang simbol. Dia menunjukan senyum yang menunjukan kepercayaan dirinya. Dengan perlahan-lahan dia mulai turun ke tanah.

"Apa hanya ini saja kemampuan dari para pemegang simbol? Ternyata kalian sangat menyedihkan."

Jenderal dan para pemegang simbol tidak tahu harus melakukan apa. Mereka hanya bisa berdiri sambil memikirkan cara untuk menyerang Horus. Ema dan Alice saling melihat satu sama lain. Mereka tahu, mereka harus segera mengambil tindakan.

"HORUSS!" Teriakan Chors terdengar dengan lantang dari kejauhan.

Semua perhatian tertuju pada teriakan Chors. Chors datang dengan cepat kembali ke medang perang dengan membekukan tanah yang ada di depannya. Es-es yang ada di bawah kakinya membuatnya dapat berseluncur dan bergerak dengan leluasa. Sammbil bergerak mendekati Horus, Chors mengangkat pedangnya dan bersiap untuk mengayunkannya.

Ema dan Alice saling melihat satu sama lain dan mengerti apa yang harus dilakukan. Alice memunculkan pedang-pedangnya dan menggerakannya langsung ke arah Horus. Ema mencoba untuk membuat pedang pendek yang jauh lebih panjang dan juga tajam. Setelah menurutnya cukup, dia segera menggunakan sihirnya untuk bergerak ke arah Horus. Chors membuat lintasan es yang lebih tinggi sehingga membuatnya dapat menyerang Horus dari atas.

"Berapa kalipun kalian mencobanya kalian tidak akan dapat melawanku." Horus hanya berdiri seperti tidak menghiraukan apapun.

Chors mengayunkan pedangnya dengan semua kekuatan yang dia miliki. Menggunakan [Power Up] dalam jumlah yang sangat tinggi membuat tubuhnya menjadi berwarna merah. Sedangkan Ema mencoba menyerang Horus secara langsung dari depan. Pedang-pedang milik Alice sudah disebarkan agar menyerang Horus dari setiap sisi yang ada.

"Percuma saja." Horus mengeluarkan kembali gelembung air untuk melindungi dirinya.

Gelumbang air yang melapisi dirinya sangatlah elastis sehingga membuat serangan mereka seolah terserap ke dalam. Mereka bertiga menjadi terkejut karena serangan mereka tidak memberikan dampak apapun. Horus menunjukan senyum kecilnya. Gelembung air itu kemudian seperti mengembalikan kembali serangan yang sudah dia terima. Chors dan Ema dibuat terpental ke belakang.

"Alice tangkap ini!" Ema yang sedang terlempar melemparkan sebuah pedang.

Alice menangkap pedang tersebut, pedang tersebut adalah pedang milik jenderal. Saat sedang terpental Ema mengambil kesempatan untuk mengambil pedang jenderal. Pedang jenderal terasa berat untuk Alice. Alice membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dirinya dengan berat pedang jenderal.

Alice mengalirkan mana pada pedang jenderal. Dengan memakai tenaga lebih Alice mengayunkan pedang jenderal untuk membuat serangan seperti Horus. Serangan milik Alice sangatlah besar namun tidak sebesar seperti milik Horus. Setidaknya serangan Alice hampir setengah dari milik Horus. Horus menjadi bersemangat ketika melihat serangan Alice.

"Benar! Seharusnya ini bisa lebih menghiburku!" Horus mengayunkan tangannya ke atas.

Gerakan tangan Horus memunculkan ombak yang sangat besar. Hanya dengan melihatnya saja semua orang tahu ombak milik Horus dapat melenyapkan sebuah desa kecil. Namun karena artefak milik Kardia serangan Alice dapat membelah ombak-ombak tersebut. Serangan Alice mengarah pada Horus dengan langsung.

"Artefak sialan." Horus menyilangkan kedua tangannya untuk melindungi dirinya.

*bam*

Serangan Alice membuat Horus terpental jauh ke belakang. Semua orang terkejut karena Alice dapat membuat Horus bergeser dari tempatnya. Chors dan Ema berlari mendekati Alice dengan wajah gembira mereka. Semua orang dapat melihat secercah harapan dalam perang ini.

"Apa yang kalian lakukan?!" Chors berteriak pada para pemegang simbol. "Sampai kapan kalian hanya akan berdiri seperti orang bodoh?"

Para pemegang simbol yang sebelumnya hanya diam seperti patung mulai kembali seperti biasa. Horus terpental sangat jauh hingga dia kembali ke tempat tebing dia berdiri. Horus menabrak tebing tersebut hingga hancur. Dia kembali berdiri sambil membersihkan debu-debu yang menempel pada tubuhnya. Saat sedang membersihkan debu, salah satu mata biru miliknya berubah menjadi warna merah.

"Tidak jangan sekarang ini belum waktunya." Horus berbicara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku perlu fokus untuk menghadapi mereka semua dengan cepat." Horus tebang kembali ke medang peperangan.

Mereka dapat kembali merasakan Horus mendekat ke arah mereka. Wajah mereka seketika kembali menjadi panik. Wiliam langsung menyatukan kedua tangannya di depan dadanya.

"Kalian semua tolong tahan dia selama mungkin."

Ema yang melihat Wiliam tahu kalau dia sedang mencoba sesuatu. Karena itu dia mencoba untuk melihat Wiliam dengan mata mananya. Dia dapat melihat Wiliam sedang memfokuskan mananya ke tanah. Ema terkejut dengan arah aliran mana tersebut, dia tidak menyangka akan mengarah ke tanah.

"Kalau begitu berikan aku waktu juga." Luce mengangkat kedua tangannya ke atas dengan tangan yang tengadah.

{Seperti mereka akan melakukan sihir-sihir besar. Semoga saja sihir-sihir yang mereka keluarkan dapat membantu.} Horus kemudian tiba di medan perang kembali. {Kalau begitu aku akan memberikan waktu sebisa mungkin.}

"Apa yang kalian lakukan? Cepat bantu aku." Ema pergi ke atas untuk menghadang Horus.

"Jangan mencoba untuk memberiku perintah!" Edward berlari ke arah samping.

Melihat Edward yang berlari ke arah samping. Catarina juga mengambil arah samping agar dapat menyerang Horus dari dua arah. Alice menggenggam pedangnya dengan erat, dia kemudian mengayunkan pedangnya untuk menyerang Horus. Horus yang sudah terkena serangan Alice sebelumnya, tidak ingin menahannya secara langsung karena itu dia mencoba menghindarinya.

"Mau kemana kau?" Ema datang dari belakang Horus dengan pisaunya.

Mendengar suara Ema dengan reflek dia mengayunkan tangannya ke belakang. Ema langsung bergerak untuk kembali ke belakang Horus. Edward yang berada di bawah melemparkan bola-bola api ke arah Horus. Bola api milik Edward tidak menimbulkan dampak yang fatal, bola-bola api itu hanya membuat Horus merasa terganggu saja.

"Kena kau!" Ema mencoba menusuk tengkuk milik Horus.

Dengan sigap Horus langsung melindungi lehernya dengan tangan kanannya. Karena Horus sudah melindungi lehernya, pisau Ema tidak dapat bergerak hingga mengenai leher Horus. Horus kemudian melihat ke arah Ema dengan mata yang sangat tajam. Ema menjadi berkeringat dingin saat melihat tatapan tersebut.

"Kalian sangat mengganggu! Akan aku bunuh kalian!" Horus mencabut tangannya dari pisau Ema dan memegang wajah Ema dengan tangannya.

Dia kemudian membawa terbang Ema ke sebuah tebing. Horus melempar Ema ke arah tebing hingga tebing hancur. Horus tidak berenti sampai disana saja, dia terbang ke arah Ema lagi. Horus memberikan tendangan lutut pada Ema.

"Ema!" Chors bergerak untuk melindungi Ema.

{Sampai saat ini aku hanya bisa sampai 20x saja. Aku perlu memberikan kekuatan yang lebih. Bahkan jika tubuhku akan hancur sekalipun!} Chors mencoba untuk mengeluarkan [Power Up 30x]. Akan tetapi hanya dengan mencoba saja, tubuhnya dapat merasakan beban yang sangat kuat.

Namun Chors tetap mencoba untuk mencapai [Power Up 30x]. Setiap dia mencoba tubuhnya terasa sangat sakit. Seluruh tubuh Chors tidak hanya mengeluarkan aura merah tapi bahkan juga memerah. {Dengan ini setidaknya aku dapat memberikan perlawanan yang lebih!}

"HOORUSS!" Chors bergerak melompat ke arah Horus.

Horus yang sedang memukuli Ema menjadi terhenti dan melihat ke arah Chors. Karena Horus yang terkejut Chors dapat tiba dengan cepat membuatnya tidak dapat menghindar. Horus mendapatkan tinju tepat pada pipi kirinya. Dia bahkan dibuat sampai terpental karena tinju Chors.

Chors terkejut dengan tinjunya yang dapat membuat Horus terlempar. {Ini benar-benar bekerja! Aku tidak akan membiarkan ini berakhir begitu saja!} Chors melanjutkan serangannya dan mengejar Horus. Chors meninju Horus dan melanjutkan meninju dagu Horus. Horus dibuat melayang ke atas karena tinju Chors.

"ALICE!"

"Baik!"

Alice menggunakan semua mana yang dia punya untuk serangan ini. Dia membuat sebuah tebasan yang mempunyai ukuran menyamai dengan milik Horus. Horus dibuat terdorong semakin jauh karena serangan Alice. Chors yang mendengar suara di belakang segara melihatnya. Dengan tubuh yang kesakitan Ema mencoba untuk berdiri.

"Jangan harap kau dapat keluar dengan selamat setelah membuatku seperti ini." Ema mengarahkan tangan kanannya pada Horus. "[Tornado]!"

Ema membuat angin puting beliung di belakang Horus. Horus yang sedang terlempar menjadi masuk ke dalam puting beliung tersebut. Angin puting beliung milik Ema membuat luka goresan kecil.

"Hei diaman apinya!" Ema berteriak pada Edward.

"Jangan mencoba memerintahku! [Burning Flame]!" Edward mengarahkan sihirnya pada angin puting beliung Ema.

Hal ini membuat sebuah Tornado api. Catarina juga ikut mengambil andil dalam serangan ini. Dia menerbangkan ratusan jarumnya ke dalam tornado api. Jarum-jarum miliknya menjadi terbakar karena api milik Edward. Dia membuat jarum miliknya berputar secepat mungkin untuk membuat jarumnya semakin panas.

Horus yang berada di dalam tornado api sempat kehilangan kesadarannya sesaat. Dia kemudian membuka kedua matanya dengan mata kanannya berwarna merah. Dalam sekejap tangan kiri Horus menutup mata kanannya. Tidak hanya menutup dia bahkan sampai memukul-mukul matanya.

"Jangan sekarang!"

Setelah itu Horus kemudian membuat dirinya berdiri dengan tegap. Horus merasakan ada yang mengganjal pada mulutnya. Dia kemudian membuangnya dan melihat gigi dan darah terjatuh ke bawah. Dia merasa kesal dan juga bersemangat. Dia tidak menyangka kalau mereka dapat membuatnya terluka.

"Lumayan juga tapi kali ini aku sudah tidak bisa bermain-main lagi. HAAAA!"

Horus membuat sebuah tornado air yang sangat besar. Tornado air miliknya mempunyai 2x ukuran milik Ema. Dalam sekejap Tornado milik Ema menjadi lenyap begitu saja. Di ujung tornado yang menjulang ke langit, Horus menampakkan setengah badannya. Chors yang melihat itu menyadari hanya dia yang bisa menghentikannya sebelum Horus mendekat ke medan perang.

{Bajingan ini benar-benar monster!} Chors mencoba untuk bergerak ke depan, namun tubuhnya merasakan dampak dari [Power Up 30x]. Untuk tetap berdiri saja sudah sangat kesulitan. {Aku tidak bisa bergerak terlalu jauh dengan kondisi seperti ini!} Chors kemudian menundukan dirinya untuk menaruh tangannya pada tanah.

"Aku harap manaku cukup, [Freeze]!"

Chors mencoba untuk membekukan apapun yang ada di depannya hingga mengenai Horus. Namun karena jarak yang sangat jauh membuatnya sangat kesulitan. Chors hampir tidak dapat membekukan tornado Horus, namun karena dia bergerak ke depan Chors dapat membekukannya. Karena air membuat Chors dapat membekukannya dengan mudah.

"Jangan harap ini bisa menghentikkanku!"

Horus menghancurkan es yang ada di bawahnya dan terbang ke arah Chors. Horus sudah siap untuk meninju Chors tepat di wajahnya. Chors yang tidak dapat bergerak hanya dapat pasrah untuk menunggu dan menerima tinju Horus.

*buk*

Sebelum Horus dapat meninju Chors, sebuah tangan tanah meninju Horus dan membuatnya terpental.

"Maaf karena aku terlambat."

Wiliam datang dengan sebuah golem tanah, di atas golem tanah juga ada Luce yang masih mempersiapkan sihirnya.