Chereads / Demon Become Hero / Chapter 167 - Chapter 167

Chapter 167 - Chapter 167

Sejak hari kedua menuju perang, pihak Kardia sudah membuat perkemahan yang berisi seluruh pasukan yang mereka bawa. Kardia membawa pasukan sebanyak mungkin, Kardia membawa 30.000 pasukan yang terdiri dari 20.000 kesatria, 8000 penyihir dan 2000 tenaga medis. Jenderal Kardia adalah pemegang otoritas tertinggi dalam perang ini.

Jenderal bersama pemegang simbol kegelapan sedang di dalam tenda untuk membahas rencana lebih lanjut. Sejak mereka berangkat, jenderal masih merasa terkejut dengan jumlah pasukan yang diberikan Raja. {Sebenarnya aku merasa dengan jumlah sebanyak ini sepertinya kami membawa terlalu banyak. Tapi sepertinya Raja sangat mempertimbangkan lawan. Aku harap pasukan lawan jauh lebih sedikit dari pasukan ini.}

Catarina kemudian masuk ke dalam tenda. Wiliam kemudian membuka peta yang sudah mereka siapkan. Catarina kemudian mengambil pena dan membuat lingkaran yang cukup lebar di daerah perkemahan mereka. Tentu semua kebingungan karena Catarina datang tanpa memberikan informasi sedikitpun dan hanya melingkari peta.

"Aku sudah memeriksa sekeliling perkemahan setidaknya dua kilometer dari tempat ini tidak ada keberadaan musuh. Seharusnya mereka tidak akan melakukan penyergapan di dalam perkemahan."

"Sejak awal aku juga sudah menduga seperti itu, mendengar kata-katanya pada saat itu sepertinya dia adalah orang yang menjunjung tinggi perang."

"Jika seperti ini setidaknya kita dapat beristirahat dengan tenang bukan." Wiliam mencoba membuat semua optimis.

"Tetap saja ini masih belum membuatku tenang. Lawan kita adalah Iblis Timur bagaimana bisa aku tertidur dengan tenang?"

"Untuk apa kau berpikir sekeras itu jenderal? Iblis Timur sudah pernah dikalahkan, sekarang mereka hanya mencoba untuk terlihat kuat saja."

"Aku akan sangat senang jika itu benar. Tapi kalian tidak pernah melihat secara langsung bagaimana mengerikannya mereka. Ditambah yang membuat mereka kalah adalah malaikat bukanlah manusia seperti kita."

"Lalu apa kau melupakan aku jenderal? Sekarang kita juga punya aku pemegang simbol cahaya. Aku akan menunjukan seberapa kuatku pada mereka."

"Aku tahu kalian semua adalah orang yang kuat. Tapi untuk besok aku ingin kalian untuk menyimpan kekuatan kalian untuk jenderal mereka."

"Aku mengerti maksudmu jenderal, kau ingin kami mempunyai tenaga yang cukup untuk melawan jenderal Iblis Timur bukan? Tapi jika kita menyimpan tenaga dan membiarkan para prajurit yang melawan terlebih dahulu, maka bisa saja moral mereka turun." Wiliam membuat jenderal ragu dengan rencananya sendiri.

"Aku setuju dengan Wiliam, setelah mengintai sekitar aku dapat melihat banyak prajurit yang masih sangat tegang. Jika mereka tetap tegang seperti saat ini maka perang besok tidak akan berjalan dengan baik. Karena itu setidaknya kita harus dapat meningkatkan moral mereka."

"Aku mengerti maksud kalian berdua tapi tetap saja kita tidak dapat menyia-nyiakan tenaga kalian. Daripada menggunakan mereka bagaimana jika kita meminta para perwakilan Iblis Barat?" Edward tampak tidak terima dengan apa yang jenderal katakan.

"Jenderal jika kita melakukan seperti itu maka secara tidak langsung bisa saja para prajurit tidak percaya dengan kami. Sudah seharusnya kamilah yang membuat moral mereka dapat kembali seperti biasa."

"Kali ini aku setuju dengannya, jika memang ingin menghemat tenaga kami masih banyak ada cara lain. Mungkin kami bisa menyerang dengan bergantian. Maksudku seperti setiap lima menit sekali kami akan bertukar tempat. Dengan kata lain kami dapat memberikan dukungan moral dan juga menghemat energi satu sama lain." Luce memberikan masukan yang sangat bagus.

"Rencana yang tidak buruk." Jenderal memuji Luce.

"Yah itu lebih baik daripada meminta perwakilan Iblis Barat untuk ikut campur. Kita biarkan saja mereka bertiga menjaga tebing sesuai rencana."

Diantara tebing-tebing yang mengelilingi medan perang. Chors, Ema dan Alice berada di salah satu tebing untuk berjaga. Kardia memberikan mereka tenda untuk tidur dan juga persediaan makanan. Sejak berada di atas tebing Ema tidak berhenti mengeluh.

"Mereka mengatakan akan membuat unit untuk menjaga tebing. TAPI APA-APAAN INI! HANYA ADA KITA SAJA DI ANTARA SEMUA TEBING INI!"

"Kecilkan suaramu, Alice sedang tertidur."

"Maafkan aku, aku sedikit terbawa suasana."

"Sejak awal aku sudah menduga ini, mereka memang ingin memisahkan kita dari medan perang."

"Jika tahu seperti ini kenapa kau tidak mencegahnya? Kenapa kau malah menerimanya begitu saja?"

"Sejak awal aku sudah tahu posisi kita. Apapun yang akan kita lakukan, kita hanya akan dipojokan. Lagi pula jika seperti ini kita dapat menghemat energi kita. Aku juga menerima ini karena kita mempunyai dirimu. Dengan sihirmu setidaknya kita punya orang untuk bergerak dengan cepat di udara."

"Tapi aku tidak mau seperti ini, jika seperti ini aku merasa kita tidak akan dapat menunjukan kemampuan kita. Aku tidak ingin Kira semakin diremehkan."

"Aku mengerti tapi lebih bagus kita tidak terlibat sejak awal. Jika kita memang tidak bisa menunjukan kemampuan kita anggap saja kita mendapat uang hanya dengan duduk saja."

"Lalu bagaimana jika Kira tidak akan datang? Sampai sekarang Lucifer tidak ada memberikan kita kabar lebih lanjut mengenai Kira. Bagaimana jika dia tidak datang?"

"Jika dia tidak datang memangnya aku punya pilihan lain? Aku hanya perlu memotong tanganku saja bukan?" Chors berbicara dengan tawa kecil.

"Bagaimana bisa kau tertawa dengan hal itu?!"

"Tentu saja aku tertawa aku sangat yakin kalau Kira akan datang. Tidak perlu ada yang kita khawatirkan. Kita hanya perlu memikirkan bagaimana cara menyambut Kira nanti."

Hari menjadi malam dan suasana menjadi semakin tegang. Banyak prajurit yang tidak bisa tidur karena rasa tegang yang mereka rasakan. Untuk meningkatkan moral para prajurit jenderal hanya dapat menunggu hari esok dan berharap rencana dapat berjalan lancar. Chors sedang berjaga jika saja sergapan musuh muncul. Sedangkan Ema dan Alice sudah tertidur di dalam tenda. Saat Chors sedang berjaga, Ema berjalan keluar dari tenda.

"Untuk apa kau keluar? Sekarang bukan giliranmu untuk berjaga."

"Aku tahu, aku hanya tidak bisa tidur saja."

"Aku yakin kau pasti merasa gugup untuk perang besok. Bagaimana dengan Alice apa dia bisa tidur?"

"Tentu saja dia merasa gugup juga, tapi beruntungnya aku bisa membuat menjadi lebih tenang."

"Semoga saja dia tidak terkejut saat perang nanti."

"Aku harap juga begitu, lalu bagaimana dengan kau sendiri apa kau tidak tegang?"

"Untuk apa tegang? Orang-orang tegang pada saat ini karena mereka tidak terbiasa dengan apa yang akan dialami mereka. Kita sendiri sudah banyak melalui hal seperti ini. Jangan lupa kita pernah berhadapan langsung dengan Raja Iblis Timur."

"Kau benar tapi aku merasa lebih gugup karena Kira tidak bersama kita."

"Aku mengerti, aku juga merasa ada sesuatu yang hilang karena dia tidak ada disini."

Saat sedang berbicara dengan Ema, Chors melihat seseorang mengenakan jubah melompat dari satu tebing ke tebing lainnya. Pada awalnya dia merasa kalau dia hanya salah melihat saja, namun semakin lama orang tersebut mengarah ke arah perkemahan. Chors berdiri dengan tiba-tiba dan membuat Ema terkejut.

"Ada apa?" Ema bertanya dengan kebingungan.

"Kau tunggu disini, aku ada urusan sebentar." Chors langsung melompat dengan [Power Up].

Chors mencoba untuk mengejar orang dengan jubah tersebut. Namun semakin dia mengejar, semakin cepat juga orang itu. {Siapa dia sebenarnya? Padahal dia hanya melangkah biasa tapi kenapa bisa secepat itu? Sial semoga dia bukan musuh.} Chors meningkatkan sihirnya dan menggunakan [Power Up 10x].

Orang dengan jubah tersebut adalah jenderal Iblis Timur. Karena tidak dapat menahan rasa penasarannya dia ingin melihat langsung pemegang simbol kegelapan. {Dimana dia? Kenapa aku tidak merasakan mana seseorang yang kuat?} Jenderal Iblis menyadari kalau ada orang yang berusaha mengikutinya.

"Hmm menarik aku kira tidak akan ada yang sadar denganku." Jenderal Iblis kemudian berhenti di tebing.

"Siapa kau?!" Chors bertanya dengan nafas yang sudah terengah-engah.

"Entalah."

"Jika kau menjawab seperti itu aku akan menganggapmu sebagai musuh!" Chors berlari dengan kencang dan mengeluarkan pedangnya.

Chors menghunuskan pedangnya ke depan. Jenderal Iblis tampak hanya menunggu, saat Chors datang jenderal menghindari pedang dengan mudah. Pada saat yang sama jenderal memukul pergelangan tangan Chors dan membuat pedang terlepas dan tehempas. Chors terkejut dengan kekuatan tinju orang yang dia lawan. {Siapa sebenarnya dia? Padahal hanya tinju biasa kenapa bisa terasa sangat berat?}

Dengan tangan kiri jenderal meninju perut Chors hingga dia terdorong ke belakang. Chors terdorong jauh ke belakang hingga melewati tebing. Dia beruntung karena sebelum melewati tebing dia dapat memegang ujung tebing. Berkat hal itu Chors tidak terjatuh ke bawah.

"Dia pasti bukan pengintai biasa, aku harus melawannya dengan sekuat tenaga." Chors kemudian memanjat tebing.

"Apa hanya itu saja kemampuanmu?"

"Tentu saja tidak!" Chors berlari dengan tangan kiri yang sudah siap dengan [Power Up 10x].

Jenderal Iblis yang penasaran mencoba menahan tinju Chors secara langsung dengan kedua tangannya. Tinju Chors cukup untuk membuat jenderal Iblis terdorong. {Sihir penguatan? Lumayan, sepertinya dia dapat menguasainya dengan baik.} Chors dibuat tidak dapat berkata-kata karena tinju miliknya hanya dapat sedikit mendorong orang yang ada di depannya. {Monster macam apa sebenarnya dia?}

"Kau mempunyai kemampuan pertarungan jarak dekat yang lumayan. Tapi dengan kemampuan seperti itu tidak akan dapat mengalahkanku. Cepat beritahu pemegang simbol kegelapan untuk keluar!"

{Kenapa dia mencari Kira?}

"Dia tidak akan muncul hanya untuk menghadapi orang sepertimu." Chors melompat ke atas tepat ke arah jenderal Iblis dan mengarahkan tinjunya.

*grab*

Jenderal Iblis menangkap tinju Chors dengan mudah. Dia kemudian menggenggam tangan Chors dengan erat hingga Chors merasa kesakitan. {Sebenarnya seberapa kuat bajingan ini?} Chors mengeluarkan sihir es miliknya dan membuat tangan jenderal iblis mulai membeku dengan perlahan. Tentu jenderal terkejut dan langsung melepaskan tinju Chors.

"Kau punya sihir yang menarik, aku menjadi penasaran seberapa jauh kau bisa menggunakan sihir itu." Jenderal kemudian melihat langit "Sepertinya aku sudah terlalu lama di sini dan pemegang simbol kegelapan juga tidak ada disini. Jadi aku sudah tidak ada tujuan lagi, sampai jumpa." Jenderal Iblis mencoba pergi dari tebing.

"Tidak akan aku biarkan kau pergi dari sini!" Chors mencoba mengejar. "Aku masih belum terbiasa tapi aku akan mencobanya! [Power Up 20x]!" Tangan Chors menjadi menyala.

Chors dapat berhasil mengejar jenderal Iblis Timur dan dia juga tepat berada di atas. Dia langsung mengayunkan tinjunya dengan sekuat tenaga hingga jenderal Iblis Timur terlempar ke bawah dan menaberak tebing. Tebing menjadi hancur berkeping-keping karena tinju Chors. Walau tebing hancur, jenderal masih dapat berdiri dengan tubuh tanpa luka.

"Jangan harap dapat berdiri kembali!" Chors melanjutkan tinjunya.

*duar*

Namun tinju Chors tidak mengenai jenderal dan hanya mengenai tanah secara langsung. Chors dengan kebingungan melihat sekitar untuk mencari jenderal. {Kemana dia pergi? Bagaimana bisa dia gerak secepat itu?!} Chors mencari dengan kesal.

"Anak kecil sepertimu seharusnya tidur." Jenderal muncul di belakang Chors dan memukul tengkuk Chors.

Pukulan itu membuat Chors pingsan dan tidak sadarkan diri. Jenderal kemudian pergi meninggalkan Chors.