Chereads / Demon Become Hero / Chapter 157 - Chapter 157

Chapter 157 - Chapter 157

Kabar mengenai kembalinya Raja Iblis Timur menyebar dengan begitu cepat. Kabar tersebut membuat seluruh benua Asia menjadi gempar. Baik rakyat maupun kerajaan-kerajaan yang ada. Orang-orang yang sudah merasakan penderitaan yang disebabkan Iblis Timur tentu mengerti apa yang akan mereka rasakan jika Iblis Timur kembali.

Namun di tengah kabar menakutkan yang menyebar, sebuah kabar baik juga mulai menyebar. Kabar mengenai Raja Iblis Timur yang dibuat terdesak hingga mundur oleh pemegang simbol kegelapan juga ikut tersebar. Tentu saja kabar tersebut membuat sebuah pro dan kontra. Banyak orang yang senang karena pemegang simbol kegelapan dapat melawan Raja Iblis Timur.

Tapi tentu saja banyak juga yang tidak menyukai kabar tersebut. Beberapa orang membuat rumor yang lainnya yang mengatakan kalau pemegang simbol kegelapan bekerja sama dengan Raja Iblis Timur. Kabar tersebut berasal karena tepat setelah Raja Iblis Timur menghilang, pemegang simbol kegelapan juga ikut menghilang dan tidak ada kabar lagi. Tentu saja kerajaan Iblis Barat membantah pernyataan tersebut.

Dua tahun sudah berlalu dan rumor masih tetap menyebar. Raja Kardia merasa kebingungan selama rumor-rumor ini masih berada di masyarakat. Raja Kardia yang sedang bekerja di ruangannya menjadi tidak tenang karena merasa rumor tersebut dapat mengancam dirinya. Dia meletakan penanya di atas meja dan berhenti bekerja.

"Haah." Raja Kardia menghela nafasnya dengan panjang. "Aku tidak bisa terus membiarkan seperti ini. Jika terus seperti ini Iblis Barat dapat mengancam eksistensi Kardia. Pemegang simbol yang ada di Kardia harus bisa aku gunakan dengan baik dan membuat nama Kardia menjadi semakin tenar. Tapi bagaimana caranya?!"

*brak!*

Dengan raut wajah kesal Raja Kardia menghantam mejanya dengan keras. Dia mengepal tangannya saking kesal. Raja Kardia bangun dari kursinya dan berjalan ke lemari. Dia mengambil botol wine dan juga gelas yang ada di dalam lemari.

Dia kembali duduk di mejanya dan meminum winenya. Raja Kardia mengira dengan meminum wine akan membuatnya tenang. Namun dia salah, dia masih saja merasa kesal dan juga bingung. Bahkan saking kesalnya, Raja Kardia melempar gelas wine ke lantai.

"Penjilat berengsek! Mereka mengambil alih para pemegang simbol dengan perlahan-lahan hanya untuk keuntungan mereka saja!"

Sejak kedatangan Pemegang Simbol para bangsawan mencoba untuk mendekati mereka dengan mengambil hati para pemegang simbol. Beberapa bangsawan bahkan sampai rela menghabiskan banyak uang untuk pemegang simbol. Bangsawan mencoba menggunakan pemegang simbol untuk keuntungan mereka. Dengan adanya pemegang simbol di samping mereka, nama mereka dapat dikenal lebih banyak orang. Dan tentu bisnis mereka akan mengalami peningkatan.

Tapi dengan diambilnya pemegang simbol, Raja menjadi kesal. Raja sangat tahu bagaimana liciknya pemikiran para bangsawan. Raja bahkan merasa kalau para bangsawan dapat menjatuhkannya kapan saja. Karena itulah Raja menjadi takut jika para pemegang simbol berada di tangan bangsawan.

"Sepertinya Raja sangat kebingungan."

Raja mendengar suara seseorang dari belakang. Raja menjadi terkejut dan berbalik ke arah suara tersebut. Terdapat seseorang berdiri di atas jendela mengenakan jubah. Tentu saja Raja langsung ingin berteriak dan memanggil para pengawal. Saat dia hendak membuka mulutnya tubuhnya menjadi berat dan berkeringat dingin.

Orang dengan jubah kemudian turun dari jendela dan melangkah mendekati Raja. Dia berjalan dengan perlahan-lahan sambil menunjukan senyumnya. Setelah tersenyum, dia memberikan sebuah tatapan tajam pada Raja. Tiba-tiba saja Raja merasa kepalanya baru saja terpenggal.

Karena perasaan yang mengerikan tersebut Raja sampai terjatuh ke lantai. Saat merasakan sakitnya terjatuh ke lantai Raja menyadari kalau semua itu hanyalah ilusi. Orang berjubah mendekati Raja, dan mengambil gelas wine. Dia meneguk wine tersebut dengan peralahan-lahan. Begitu melihat dari dekat Raja sadar kalau tubuh orang tersebut sangatlah besar.

Setelah puas dengan wine yang dia teguk, dia langsung duduk di sofa yang berada di hadapan Raja. Dia menaikkan kedua kakinya ke atas meja. Pria itu kemudian membuka jubahnya. Salah satu matanya mempunyai sebuah luka sayatan, nampaknya dia hanya dapat menggunakan salah satu matanya saja. Pria ini juga botak dan tidak mempunyai sehelai rambutpun.

"Berdirilah yang mulia, seorang Raja berada di lantai pasti akan terlihat memalukan."

Dengan kaki gemetar Raja mencoba untuk berdiri. Raja dapat mengetahui kalau orang yang ada di depannya adalah orang berbahaya. Karena itu dia tidak berani untuk berteriak ataupun melakukan hal lainnya. Raja takut kalau pria itu akan melukai dirinya. Dia hanya dapat bergerak sesuai dengan keinginan pria di depannya.

"Siapa kau sebenarnya dan apa tujuanmu? Raja bertanya dengan suara yang bergetar.

"Aku hanya datang untuk menyapa saja." Dia menjawab sambil mengisi gelas dan meminumnya. "HAHAHAHA!"

Dia menjadi tertawa dengan sangat keras. Hanya dengan tawanya Raja menjadi semakin takut. {Siapa dia sebenarnya? Orang gila macam apa yang berani menerobos istana?!} Setelah tertawa, dia tersenyum pada Raja.

"Tidak perlu takut seperti itu, aku datang hanya untuk satu hal. Aku ingin berperang dengan Kardia." Raja terkejut dengan pernyataan pria yang ada di depannya.

"Apa kau tahu apa yang baru saja kau katakan?"

"Tentu saja aku tahu apa yang aku katakan. Aku ingin berperang dengan Kardia bawalah semua pemegang simbol. Tunjukan padaku kekuatan Kardia yang kalian miliki. Aku sangat ingin bertarung dan menghancurkan mereka semua." Dia menunjukan wajah bersemangatnya.

"Sebenarnya siapa kau? Bagaimana bisa kau sepercaya diri itu?!"

"Sepertinya aku sudah sangat tidak sopan karena tidak memperkenalkan diriku di depan Raja. Aku adalah salah satu jenderal Iblis Timur!"

Tatapan Jenderal Iblis Timur berubah menjadi tajam. Seisi ruangan menjadi bergetar dan istana menjadi berguncang. Raja yang bukanlah seorang petarung dapat merasakan bahaya dari orang yang ada di depannya. Raja tidak dapat bergerak kemanapun karena seluruh tubuhnya gemetar ketakutan.

*brak!*

"YANG MULIA APA ANDA BAIK-BAIK SAJA?!"

Jenderal Kardia datang dengan panik setelah istana menjadi berguncang. Saat dia membuka ruangan dia melihat Raja sedang duduk ketakutan di depan Jenderal Iblis. Jenderal juga dapat merasakan mana pekat dari orang yang ada di depannya. Karena tidak mengetahui kemampuan musuh, Jenderal hanya dapat menarik pedangnya dan berjalan dengan peralahan-lahan.

"Sepertinya aku sudah berlebihan." Dia berdiri dari tempat duduk, dia kemudian melihat ke arah Jenderal Kardia.

*wosh*

Dalam satu kedipan Jenderal Iblis berpindah tempat dan berada di depan Jenderal Kardia. Jenderal Kardia terkejut karena tidak bisa bereaksi dengan kecepatan orang yang ada di depannya. {Siapa dia?! Bagaimana bisa seseorang dengan tubuh yang sangat besar bisa bergerak begitu cepat?!} Dan tanpa dia sadari pedang yang sudah dia pegang erat, sekarang sudah berada di tangan Jenderal Iblis.

"Jadi ini salah satu artefak Kardia." Dia mengangkat dan melihat pedang tersebut dari dekat. "Menarik, awalnya aku pikir pedang ini akan berat. Rupanya pedang ini sangatlah ringan untuk ukuran greatsword. Seperti yang diharapkan dari sebuah artefak."

Kemudian Jenderal Iblis Mengayunkan pedang itu dengan perlahan. Ayunan pelan itu membuat sebuah sayatan dari mana. Dan sayatan itu membelah semua yang ada di depannya. Istana menjadi hancur karena satu ayunan saja. Jenderal Iblis tersenyum lebar setelah menggunakan pedang Kardia.

"Menarik,senjata ini memang sangat kuat. Aku bahkan sepertinya ingin mengambil pedang ini. Tapi jika aku mengambil pedang ini, kalian akan menjadi lemah dan tidak menarik lagi. Karena aku orang yang baik, aku akan membiarkan pedang ini tetap disini."

Jenderal Iblis kemudian menancapkan pedang Kardia ke lantai. Jenderal Iblis membuat lantai menjadi retak karena dia menancapkan pedang tersebut. Dia kembali berjalan mendekati jendela sambil mengenakan jubahnya. Saat jenderal Iblis berada di atas jendela, dia berbalik melihat ke arah Raja dan Jenderal.

"Satu bulan dari sekarang, aku akan segera memberitahu dimana kita akan bermain. Kau harus ingat untuk membawa semua pemegang simbol. Kalau tidak kau akan menerima hadiah dariku." Dia melompat ke bawah.

Jenderal berlari dengan tergesa-gesa dan melihat ke bawah jendela. Jenderal Iblis Timur sudah menghilang tanpa jejak. Jenderal berjalan mendekati Raja dan membantunya untuk berdiri. Saat memegang Raja, Jenderal dapat merasakan Raja gemetar ketakutan.

"Yang Mulia apa yang sebenarnya terjadi?"

"P-Panggil para pemegang simbol!"

"Ada apa Yang Mulia?"

"Iblis Timur ingin memulai peperangan dengan kita!" Jenderal kebingungan dan tidak dapat merespon apapun. "Segera buat surat dan kumpulkan semua pemegang simbol kegelapan. Termasuk dengan pemegang simbol kegelapan."

"Baik Yang Mulia!"

Jenderal menuntun Raja dan membiarkannya kembali duduk di sofa. Setelah itu dengan tergesa-gesa dia segera berlari untuk membuat surat. Sedangkan Raja tampak masih terkejut dengan hal-hal yang sudah dia alami dalam satu malam. Raja juga menjadi kesal karena dia harus meminta bantuan pada Iblis Barat.

"Sial, aku tidak menyangka karena sampai harus meminta bantuan pada Iblis Barat."

Burung elang milik Kardia terbang masuk ke dalam wilayah Iblis Barat. Dengan cepat elang itu sudah masuk ke dalam istana. Wine yang sedang berada di luar melihat ke arah elang. Dia dapat menyadari kalau elang itu adalah milik salah satu kerajaan di Asia. Wine mengangkat tangannya dan membiarkannya bertengger di tangannya.

Wine dapat melihat pesan yang berada di kaki elang. Wine dapat melihat lambang kerajaan Kardia di zirah elang. Wine sedikit kebingungan karena Kardia mengirim pesan pada Iblis Barat ditambah di waktu selarut ini. {Sebenarnya apa tujuan mereka sampai mengirim surat ini?}

Wine sangat penasaran dengan isi surat yang dibawa elang. Namun dia tahu kalau Luciferlah orang yang pertama kali harus membaca surat ini. Dia segera berlari dengan tergesa-gesa ke ruangan Lucifer. Lucifer kebingungan karena Wine berlari dengan tergesa-gesa.

"Ada apa Wine kenapa kau berlari seperti itu?"

"Kardia baru saja mengirim sebuah surat pada kita Yang Mulia."

"Hmm, surat? Dari Kardia? Apa kau yakin?"

Wine berjalan mendekati Lucifer dan memberikan gulungan surat yang ada di tangannya. Lucifer membuka gulungan surat dan membacanya dengan seksama. Saat sedang membaca Lucifer sudah mulai tersenyum kecil. Wine nampak kebingungan karena Lucifer tersenyum seperti orang aneh.

"HAHAHAHAHA!" Lucifer tertawa hingga mengeluarkan air mata. "Aku tidak menyangka tua bangka itu akan meminta bantuan kita."

"Bantuan? Kenapa mereka meminta bantuan pada kita?"

"Iblis Timur sudah melakukan pergerakan. Baru saja jenderal Iblis Timur masuk ke dalam ruangan Raja dan meminta melakukan peperangan. Tua bangka ingin Kira bergabung dalam peperangan ini."

"Saya tidak menyangka kalau Iblis Timur akan memulai pergerakan secepat ini. Lalu bagaimana Yang Mulia? Apa kita akan membiarkan Kira bergabung."

"Tentu saja aku ingin mereka semua bergabung. Aku ingin melihat perkembangan mereka semua dalam dua tahun. Perang ini akan dimulai dalam satu bulan lagi. Kita punya waktu untuk mempermainkan tuang bangka yang sombong itu. Bersiaplah dan pergi ke Kardia bawakan pesanku pada tua bangka itu."

"Baik Yang Mulia."