Chereads / Demon Become Hero / Chapter 156 - Chapter 156

Chapter 156 - Chapter 156

Pada pagi hari Kira dan master sudah berada di luar rumah.Master tampak akan mengajari sesuatu yang baru lagi pada Kira.Dia sudah berdiri dengan jarak yang cukup jauh dengan Kira.

"Lucifer sudah mengatakan kalau kita hanya punya waktu dua tahun saja untuk melatihmu.Karena itu perhatikan ini dengan baik Kira."Master mengarahkan tangannya ke hutan."[Fire Ball]."

Master kemudian mengeluarkan sebuah sihir bola api.Ukuran bola api tidak begitu besar.Itu hanya berukuran sebesar kelapa saja.Kira menjadi kebingungan.Dia tidak tahu apa yang harus diperhatikan dari sihir bola api itu.Master menyadari kalau Kira sedang kebingungan.

"Kau bingung bukan?Karena itu lihatlah yang sekarang,[Fire Ball]."Master sekali lagi mengeluarkan sihirnya.

Namun sihir kali ini membuat Kira langsung terkejut.Ukuran bola api itu berkali-kali lipat lebih besar.Bahkan ukuran bola api itu hampir menyerupai rumah master.Master melihat Kira dan dia tampak senang melihat wajah kebingungan Kira.

"Kau pasti bertanya bukan kenapa sihir yang sama bisa mempunyai intensitas yang begitu berbeda."Kira menjawabnya dengan mengangguk-anggukan kepalanya"Sihir yang pertama hanyalah sebuah sihir yang aku pakai dengan manaku sendiri.Tapi berbeda dengan sihir kedua.Sihir kedua aku menggunakan mana alam."

"Mana alam?"

"Benar,mana yang kita pakai saat ini berasal dari alam.Alam adalah pemasok mana terbesar di dunia ini.Selain itu mana alam mempunyai kekuatan yang berbeda.Karena itu mana alam jauh lebih kuat dari mana kita sendiri."

"Lalu bagaimana cara kita menggunakan mana alam?"

"Sederhana yang pertama kau perlu menyatu dengan alam.Kau harus dapat merasakan mana di sekitarmu dengan baik.Menggunakan mana alam membutuhkan konsentrasi yang lebih banyak dibandingkan dengan mana biasa.Jika kau dapat menggunakan mana alam dengan baik maka sihir terbang sudah bukan masalah untukmu.Tapi jika kau terbang sambil bertarung maka akan jauh lebih menyulitkan.Kau pasti bertanya kenapa.Mana alam membutuhkan konsentrasi yang banyak.Saat kau bertarung sambil terbang itu sama saja dengan kau sedang menulis dengan tangan kanan dan juga menggambar dengan tangan kiri.Jika kau terlalu banyak menaruh konsentrasimu pada satu bidang saja.Maka bidang lainnya tidak akan berjalan dengan baik."

"Lalu bagaimana cara agar aku dapat merasakan mana alam?"

"Pertama duduklah."Kira langsung duduk."Lalu pejamkan kedua matamu,dengan mata yang tertutup coba kau rasakan mana yang ada di sekitarmu.Sebisa mungkin cobalah untuk kosongkan pikiranmu."

Kira langsung memejamkan kedua matanya.Dia langsung mencoba merasakan apa yang ada di sekitarnya.Dia mencoba dengan mendengar angin yang berhembus.Dia juga mencoba untuk merasakan pohon-pohon yang ada di sekitarnya.{Aku dapat merasakannya alam tapi dimana mana yang master maksud?}Kirapun langsung membuka matanya.

"Aku tidak dapat merasakan mana yang master maksud."

*buk*

Master memukul kepala Kira.

"Merasakan mana alam tidak semudah itu.Hanya dengan menutup kedua matamu bukan berarti kau bisa langsung merasakannya.Ulangi lagi,aku akan menunggu di dalam."

Kira terus melakukannya memejamkan kedua matanya.Dia mencoba untuk merasakan alam yang ada di sekitarnya.Hingga dia dapat merasakan sebuah rasa hangat yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.Sensasi yang hangat dia rasakan sebelumnya seperti berada di sekujur tubuhnya.Kira kemudian mencoba untuk memasukkan sensasi hangat itu ke dalam dirinya.Namun sensasi hangat itu tidak bergerak sedikitpun.Kira kemudian langsung membuka matanya.

"Sensasi hangat tadi jangan-jangan mana alam!Master!,Master!"

Master yang mendengar suara teriakan Kira langsung berjalan turun.{Jangan bilang dia sudah dapat merasakan mana alam?!}Master keluar dengan nafas yang terengah-engah.

"Ada apa?!"

"Mana alam yang master sebutkan tadi.Apa dia mempunyai sebuah sensasi yang hangat?Dan apa itu juga tidak dapat dimasukan ke dalam tubuh kita?"Master langsung tersenyum.

"Benar,mana alam hanya dapat kita gunakan dan tidak dapat kita serap.Aku terkejut karena kau dapat merasakannya dengan cepat.Sekarang kau coba rasakan mana alam itu lagi."

Kira langsung memejamkan kedua matanya.Dia mencoba untuk merasakan mana alam.Namun dia tidak dapat merasakan sensasi hangat itu lagi.

"Aku tidak dapat merasakannya lagi."

"Begitukah?Tidak apa-apa namun itu saja sudah cukup."Master kemudian berjalan masuk ke dalam.

Dia berada di rumah cukup lama.Dia kemudian keluar dengan empat gelang besi.Dia langsung melempar gelang besi itu pada Kira.

"Pakai gelang besi itu pada tangan dan kakimu."

Tanpa berpikir panjang Kira langsung memakai gelang besi itu.Gelang besi itu tidak begitu berat namun cukup untuk menghambat pergerakan Kira.

"Latihan apa yang akan aku lakukan dengan gelang besi ini?"

"Gelang besi itu adalah gelang besi spesial.Dengan gelang besi itu akan membuatmu tidak dapat menggunakan mana yang ada di dalam dirimu.Kau hanya dapat menggunakan mana alam saja.Dan satu lagi gelang besi itu hanya bisa terbuka dengan kunci milikku."Master kemudian mengarahkan tangannya ke depan."Kau akan berlatih dengan bertahan hidup.Jika kau tidak dapat menggunakan mana alam maka gunakan tinjumu.Setiap satu bulan sekali aku akan mengganti gelang besi itu menjadi yang lebih berat.Berat gelang besi itu saat ini adalah 2,5kg."

"Bertahan hidup?"

*puff,wosh*

Master menggunakan sihir angin dan membuat Kira terlempar dari tempatnya.Kira dihempaskan ke dalam hutan.Kira beruntung karena dia mendarat di sebuah pohon dan tidak langsung ke tanah.Kira kemudian melompat ke bawah.

"Apa aku benar-benar tidak bisa memakai manaku?"

Kira mencoba untuk mengeluarkan sihir namun dia tidak berhasil.Dia kemudian melihat sekitarnya.Dia merasa hutan ini jauh lebih menyeramkan pada malam hari.Ditambah dengan dia tidak dapat menggunakan mananya membuatnya semakin tidak berdaya.Latihan bertahan hidup Kirapun dimulai.

Chors dan Ema sudah pergi dari istana sejak lima hari yang lalu.Dan hari kelima ini mereka sampai di perbatasan.Mereka mengambil mantel mereka dan segera turun dari kereta kuda.Chors yang baru saja turun dapat merasakan hawa dingin dari wilayah Utara.Mereka kemudian berjalan untuk masuk ke dalam wilayah Utara.

"Sepertinya Utara jauh lebih dingin dari yang aku kira."

"Ini masih bukan apa-apa jika kau masuk lebih dalam maka akan jauh lebih dingin."

"Omong-omong apa yang kau lakukan di daerah Utara?Bukankah lebih bagus berlatih di Iblis Barat?"

"Aku mencari buku milik ibuku."

"Buku?"

"Saat aku masih kecil aku melihat ibuku mencatat sesuatu di sebuah buku.Nampaknya buku-buku itu berisi sebuah sihir yang ibuku ciptakan."

Perbatasan rupanya lebih dekat dari yang mereka kira.Hanya dengan berjalan sebentar mereka dapat melihat wilayah Utara.Mereka kemudian dihadang oleh para penjaga perbatasan.Namun dengan menunjukan kartu petualang mereka.Para penjaga membiarkan mereka masuk.

Setelah mereka masuk,mereka langsung melihat sebuah hamparan salju.Seperti yang Ema katakan jauh lebih dingin saat mereka masuk ke wilayah tersebut.Chors bahkan sampai menggigil saat masuk wilayah Utara.

"Kalau begitu kita berpisah disini."Ema langsung meninggalkan Chors.

"Sepertinya dia sangat terburu-buru.Kalau begitu aku juga akan pergi."Chors mengeluarkan secarik kertas yang disiapkan Wine.

Dia kemudian berjalan ke menuju danau yang Wine maksud.Dia membutuhkan waktu dua hari untuk sampai disana.Saat sampai disana Chors dapat melihat danau yang sudah membeku.Dia kemudain langsung menaruh barang-barangnya di depan danau itu.

"Jadi ini akan menjadi tempat pelatihanku?Sepertinya aku membutuhkan waktu untuk berapdatasi disini."Chors mengambil buku sihirnya dan membacanya.

Sedangkan Ema membutuhkan waktu tiga hari untuk sampai di desanya.

"Kalau tidak salah seharusnya ini."

Desa Ema sudah menjadi puing-puing.Bahkan puing-puing itu sudah tertutup oleh salju.Ema kemudian mencoba untuk menyingkirkan salju yang menutup puing-puing desa.Dia menggunakan sihir anginnya untuk menerbangkan salju.Saat salju itu dia terbangkan dia langsung menghela nafasnya.

"Sudah sangat lama ya.Apa yang aku harapkan tidak mungkin ada sesuatu disini."

Ema melihat puing-puing desa miliknya.Dia kemudian berjalan masuk dan mencoba mencari rumahnya.Saat dia menemukan rumahnya,Ema langsung memindahkan puing-puing rumahnya.Usai dia menyingkirkan puing-puing rumahnya.Dia melihat sebuah pintu yang berada di tanah.

Ema yang penasaran mencoba membuka pintu tersebut.Pintu itu menuju bawah tanah.Dia kemudian langsung melompat ke dalam.Tempat itu sangatlah berdebu.Dan di dalam itu Ema dapat melihat ada sebuah lemari yang berisi beberapa buku dan juga meja.Di atas meja itu berisi sebuah buku.Ema mengambil buku itu dan meniup debu-debu yang menghalanginya.Dia kemudian membuka buku tersebut.

"Ema ini adalah salah satu buku yang ibu tulis.Buku ini berisi sihir dan juga kisah petualangan ibu.Ibu tidak tahu ini akan berguna atau tidak tapi ibu sebenarnya menulis ini karena ibu suka saja."Melihat kalimat itu Ema langsung bisa membayangkan wajah ibunya,air matanya juga menetes ke halaman buku itu.

"Terima kasih ibu,aku akan menggunakan buku ini sebaik mungkin."

Ema kemudian duduk di meja dan membaca buku yang sudah ibunya tuliskan untuknya.Dia berniat untuk mempelajari semua sihir yang sudah ibunya siapkan.

Sedangkan Alice sedang mengayunkan pedangnya di halaman mansion.

"Berhenti Alice."

Affilia meminta Alice untuk berhenti.Setelah Alice berhenti,Affilia menunjukan sesuatu pada Alice.Affilia yang sebelumnya tidak memegang pedang tiba-tiba saja muncul pedang di tangannya.Alice terkejut dengan kedatangan pedang yang entah dari mana itu.

"Alice apa kau ingin bisa memunculkan pedang sepertiku?"

"Iya aku ingin!"

"Aku akan mengajarimu,lihatlah ini."Affilia menunjukan ujung gagang pedangnya,di pedangnya berisi sebuah cap."Bisa kau lihat bukan cap itu?Cap itulah yang menghubungkan pedangku dengan diriku.Aku akan mengajarimu bagaimana membuat sebuah cap.Jika kau dapat menguasai sihirku ini dalam dua tahun.Aku akan memberikan salah satu gudang senjataku."

"Benarkah?"

"Benar,karena itu kita akan menambah latihan sekarang."

"Baik!"

Begitulah mereka semua memulai latihan dua tahun mereka.Mereka mempersiapkan diri mereka untuk Iblis Timur.