Mereka kemudian masuk ke dalam rumah tersebut.Di dalam rumah itu tampak sudah seperti tidak ditinggali.Banyak barang-barang yang sudah usang dan tidak layak pakai.
"Rumah siapa sebenarnya ini?"Kira bertanya pada kesatria yang dia bawa.
"Aku juga tidak tahu.Seharusnya hanya ada rumah di dalam desa saja.Kami tidak pernah mendengar rumah di luar deaa."
"Aku yakin ada sesuatu disini.Tidak mungkin ini hanya rumah yang tidak ditinggali begitu saja.Aku akan coba melihatnya dengan mataku."
Ema kemudian melihat seisi ruangan dengan matanya.Di dalam ruangan itu tidak tampak ada yang aneh.Semua tampak normal,tidak ada juga udara yang bergetar seperti sebelumnya.
"Bagaimana apa kau melihat sesuatu?"
"Tidak,semuanya tampak normal.Kita coba periksa semua celah yang ada pasti ada yang aneh."
Mereka kemudian mencoba memeriksa rumah itu dengan seksama.Barang-barang yang ada di dalam rumah itu mereka lihat dengan seksama.Dengan rumah yang sekecil itu membuat mereka dapat memeriksa dengan cepat.Namun mereka tidak menemukan apapun.
"Sial!Apa rumah ini memang hanyalah rumah tua biasa?!"Kira berteriak dengan kesal.
"Tenanglah Kira,pasti ada sesuatu di tempat ini.Mungkin kita melewatkan sesuatu.Aku akan coba periksa bagian luar rumah ini.Mungkin saja ada petunjuk."
"Aku akan menemanimu."
"Akkh!"Kesatria yang mereka bawa tiba-tiba berteriak.
Mendengar teriakan itu membuat mereka menghampiri kesatria tersebut.Kesatria yang mereka bawa sebelumnya tampak memeriksa perapian.Tapi tiba-tiba saja dia menghilang dari perapian itu.Mereka kemudian melihat ke dalam perapian.
"Hei disini!"Mereka mendengar suara dari bawah.
Mereka melihat kesatria ada dibawah mereka.Perapian yang mereka periksa itu tampak adalah sebuah jalan rahasia.Kira dan Ema kemudian saling melihat satu sama lain.
"Kau turunlah Kira.Dengan mana yang aku punya aku hanya akan menjadi beban untuk kalian berdua.Lebih baik aku tinggal disini saja."
"Baiklah jaga dirimu."Kira kemudian melompat kebawah.
Kesatria itu langsung minggir untuk memberi Kira ruang.Kedalaman jalan rahasia itu jauh lebih rendah daripada yang dia kira.Selain itu di dinding juga terdapat sebuah anak tangga untuk ke atas.
"Apakah temanmu tidak ikut?"
"Tidak,hanya kita berdua."Mereka kemudian mencoba menyusuri jalan rahasia.
Di tempat lainnya,Chors membuka kedua natanya dengan perlahan-lahan.Matanya tampak masih berkunang-kunang.Dia tidak dapat melihat dengan jelas,tapi di depannya dia melihat siluet orang.Dia mendengar percakapan mereka dengan seksama.
"Hei bagaimana dengan jumlah yang orang ini miliki?"Orang itu tampak bertanya pada temannya.
"Aku sudah memeriksanya,jumlah yang dia punya cukup sedikit."
"Benarkah?"
"Aku akan coba periksa untuk memastikannya lagi."Temannya kemudian datang dengan sebuah bola di tangannya.
Bola itu kemudian dia arahkan ke depan.Bola yang dia pegang kemudian meneluarkan sinar biru yang redup.
"Benar dia hanya punya sedikit,jangan menahan diri.Lakukanlah sesukamu."
"Hahaha!"Orang itu kemudian mengeluarkan pedang di pinggangnya.
Dia kemudian menancapkan pedangnya ke depan.Kemudian sebuah darah segar muncrat ke arahnya.Chors yang melihat itu menjadi terkejut.{Tempat apa ini sebenarnya?!}.Chors mencoba untuk menggerakan tangannya dengan perlahan.Tapi tangannya tidak bisa digerakan.
Diapun melihat tangannya.Kedua tangan miliknya sedang dirantai dengan kuat.Lalu disebelahnya juga terlihat pria yang juga dirantai sama dengannya.Orang yang di depannya tampak mendengar suara rantai Chors.Diapun melihat ke arah Chors.
Chors kemudian langsung menutup matanya dan mencoba terlihat pingsan.Temannya yang melihat dia berpindahpun menanyakannya.
"Ada apa?Kenapa kau berhenti?Apa kau sudah puas?"
"Aku seperti mendengar suara dari dia."Temannyapun melangkah mendekati Chors.
"Demi human ya?Sepertinya efeknya jauh lebih lemah dari demi human.Sebelumnya saja memerlukan waktu untuk membuatnya pingsan."
*kret,tek*
Chors seperti mendengar suara sesuatu yang tampak retak.
"Ada apa?"
"Sepertinya ada yang menyadari tempat ini.Kau cobalah periksa terlebih dahulu."
Orang itu kemudian pergi untuk melihat.Sedangkan temannya melangkah mendekat ke Chors.Dia kemudian melihat Chors dengan seksama.
"Sepertinya kau perlu tidur lebih lama."
Setelah berbicara seperti itu.Chors langsung merasa lemas seperti sebelumnya.Diapun kembali pingsan begitu saja.
Kira dan kesatria berjalan menyusuri jalan rahasia itu.Jalan rahasia itu berbentuk sebuah lorong yang cukup panjang.Di ujung lorong itu ada sebuah anak tangga ke bawah.Mereka kemudian melangkah kakinya untuk turun.
Tidak seperti lorong,anak tangga yang mereka turuni cukup pendek.Di ujung lorong itu terdapat sebuah pintu kayu.Kesatria mencoba untuk membuka pintu itu,tapi pintu itu terkunci.
"Pintu ini terkunci."
"Dobrak saja."
Kesatria itu kemudian mendobrak pintu dengan tubuhnya.Tapi pintu itu lebih keras dari yang mereka kira.Kira merasa kesal karena jika terus seperti ini hanya akan membuang-buang waktu saja.
"Minggir."Kesatria itu berhenti mendobrak."Harusnya sejak tadi kita hancurkan saja pintu ini."
Kira kemudian menghancurkan pintu tersebut dengan sihirnya.Setelah pintu hancur mereka masuk ke dalam.Saat melangkah ke dalam wajah mereka langsung geram.
Di balik pintu itu berisi banyak kurungan.Dan di dalam kurungan itu berisi anak-anak kecil.Tampaknya mereka semua adalah anak yang sudah diculik.Saat kesatria sedang melihat-lihat anak-anak yang berada di kurungan.Tiba-tiba saja dia langsung berlari ke sebuah kurungan.
"Nona!"
Tampaknya di salah satu kurungan itu berisi putri Count.Putri Count juga tampak menyadari kesatrianya,dia langsung memegang jeruji dengan wajah yang senang.Karena melihat putri Count membuat kesatria menjadi panik.Diapun langsung menarik pedangnya dan mencoba memotong kurungan itu.Tapi kurungan itu lebih keras dibandingkan pedangnya.
"Bagaimana ini?Bagaimana cara kita melepaskan nona."
"Sial,sepertinya hanya pedang Chors yang bisa momotongnya.Jika aku menggunakan sihirku bisa-bisa putri Count juga terkena serangan dampaknya."
"Siapa kalian!?"
Mereka mendengar suara orang dari ujung ruangan.Orang itu membawa pedang dengan berlumuran darah.Melihat orang itu Kira yakin kalau orang itu adalah penculik yang menyebabkan ini semua terjadi.Kira berjalan ke depan untuk menghampiri orang itu.Tapi saat dia berjalan,dia dihentikan oleh kesatria.Kesatria itu menunjukan wajah seriusnya.
"Biarkan aku yang menghadapinya,akan aku tunjukkan kebanggaan kesatria Count."
Kira yang mengertipun membiarkan kesatria itu melawannya pria itu.Dia berjalan dengan memegang pedang di tangannya.Pedang yang awalnya dia pegang dengan satu tangan,dia pegang dengan dua tangan yang erat.
"Apa kau orang yang melakukan ini semua?"
"Kalau aku mengatakan iya kau akan apa?"Penculik itu menunjukan senyum yang meremehkan.
"Sepertinya kau harus aku beritahu bagaimana kemampuan kesatria Count."Kesatria kemudian berlari ke penculik.
Dia berlari lurus ke depan lalu menghunuskan pedangnya ke depan.Penculik itu hanya menunjukan senyumnya.Dengan satu tangan dia mengayunkan pedangnya ke atas.Serangan kesatria dapat di tahan oleh penculik itu.Penculik itu kemudian menendang kesatria hingga terjatuh ke tanah.
"Jadi hanya itu kemampuanmu?Aku kira kau akan menghibur."Penculik kemudian mencoba menusuk wajah kesatria.
*grap*
Dengan tangannya dia memegang bilah pedang penculik.Dia memegang dengan sangat erat hingga tidak dapat digerakkan sedikitpun.Kesatria kemudian memanfaatkan kesempatan,dia menarik penculik itu kebawah hingga ke tanah.Dengan kakinya dia kemudian mengunci tangan penculik itu.Jika penculik itu bergerak sedikit saja maka tangannya akan patah.
"Cepat serahkan kunci untuk membuka kurungan!Atau tanganmu akan patah."
"Patah?Aku tidak pernah peduli dengan itu semua!"Dia kemudian memaksa tubuhnya untuk berdiri.
Dia membuat tangannya menjadi patah.Kira dan kesatria heran karena dia melakukan sejauh itu.Penculik yang sudah dapat berdiri kemudian meraih wajah kesatria dan mencengkeram dengan kuat.Cengkeraman itu sangat kuat hingga kesatria melepaskan kunciannya.Dia kemudian melempar kesatria hingga terkena kurungan.
"Dari awal aku tidak pernah peduli apapun yang terjadi pada tubuhku.Karena aku memiliki ini."Dia mengeluarkan sebuah pil berwarna coklat dan menelannya.Tangan yang sudah patah kembali menjadi normal."Sejak awal memakai pedang seperti itu memang bukan gayaku."Dia kemudian mengeluarkan sebuah pisau pendek dengan bilah yang melengkung.
Penculik itu kemudian berlari ke arah kesatria.
*buk*
Sebelum dapat sampai di kesatria Kira melompat ke dan menendang wajah penculik itu.Kesatria terkejut dan juga kesal karena Kira ikut campur dalam pertarungannya.
"Apa yang kau lakukan?!Ini adalah pertarunganku."
"Aku tahu,tapi kalau kau lebih lama lagi bisa-bisa temanku dalam bahaya."
Kesatria kemudian menyadari pedang yang dibawa penculik itu berlumuran darah.Tapi diantara anak-anak yang di dalam kurungan itu tidak ada satupun yang terluka.{Benar,bisa saja temannya yang mempunyai darah itu.}
"Tolong jangan gunakan sihirmu.Sihirmu pasti akan memberikan dampak pada anak-anak ini."
"Aku mengerti."
Penculik itu kemudian berlari ke arah Kira.Kirapun juga ikut berlari ke arah penculik.Saat mereka bertemu penculik itu mencoba memukul Kira.Tapi Kira dapat menghindarinya.Tidak berhenti penculik meninju Kira dengan tangan lainnya.Melihat kedua tinju yang mengarah ke arahnya membuatnya bingung.{Dimana pisau yang dia bawa?}
Penculik itu kemudian tersenyum dan mengangkat tangan kanannya ke atas.Sebelum meninju Kira penculik itu melempar pisaunya.Karena itu pisau yang dia bawa berada di udara.Dia kemudian mengayunkan pisaunya ke arah Kira.
"MATI KAU!"
"Sayangnya kau salah."Tapi Kira kemudian menunjukannya senyumnya juga.
Kira sudah menaruh tangannya pada tubuh penculik itu.Dia kemudian mengeluarkan [Fire Spear].Dengan sihir yang meledak sedekat itu membuatnya tidak bisa menghindar.Kira juga terkena dampak tapi dengan aura hitamnya dia dapat menyembuhkan dirinya.Sedangkan penculik mati begitu saja.Kira kemudian mengecek tubuh penculik,dia kemudian menemukan kunci yang banyak di tubuh penculik.Dia kemudian mengangkat kunci itu dan menunjukannya pada kesatria.
Merekapun mencoba untuk membuka setiap kurungan yang ada dengan kunci itu dan berhasil.Setelah semua anak keluar dari kurungan Kira langsung berjalan ke lorong.
"Kemana kau?"Kesatria bertanya pada Kira.
"Aku akan mencari temanku.Kau bawalah anak-anak ini keluar dari sini."