Kira kemudian tiba di desa tempat Chors bertugas,dia membutuhkan waktu lebih cepat karena hanya menggunakan kuda saja.Sampainya mereka di tempat itu,mereka melihat para ksatria tergeletak pingsan di tanah.Ksatria yang Kira bawa menjadi bingung karena melihat itu semua.
"Apa..Apa yang sebenarnya terjadi disini?"
"Aku juga tidak tahu,tapi mungkin saja penculiknya sudah bereaksi."
"Penculik?"
"Kita bangunkan saja mereka terlebih dahulu dan tanyakan pada mereka apa yang sebenarnya terjadi."
Ksatria itu berlari ke temannya,dia kemudian mencoba untuk membangunkan temannya.Namun ksatria yang pingsan itu tidak dapat sadar juga,dia sudah mencoba dengan memanggil-manggil sambil menepuk pipinya.Kira kemudian berjalan mendekati mereka.
"Apa dia tidak bangun juga?"
"Tidak,aku sudah mencoba membangunkannya tapi dia tidak bangun juga."
"Apa mungkin dia sudah mati?"
"Tidak nafasnya masih terdengar dengan jelas."
"Coba tampar lebih keras."
Dengan berat hati ksatria itu menampar pipi temannya lebih keras.Bahkan dengan tamparan keras itupun juga tidak membuatnya bangun.Kira menjadi kesal karena dia sedang terburu-buru.
"Apa temanmu kuat?"
"Tentu saja kuat,dia adalah ksatria."
"Baguslah,aku akan menendangnya dengan sedikit keras.Lepaskan tanganmu dari sana."Kira sudah bersiap untuk menendang.
"Tunggu,tunggu!Bukan berarti kau bisa menendangnya begitu saja!Heh?"Ksatria yang pingsan itu kemudian berdiri dengan tegak seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Dia kemudian berjalan menjauhi Kira,dia berdiri dengan tegak seperti sedang menjaga desa.
"Hei apa yang terjadi disini sebenarnya?"Kira berteriak dengan kencang.
Namun pria itu tampak tidak mendengarkan Kira.Karena kesal Kirapun kemudian berjalan mendekati pria itu.Dia kemudian menepuk bahu pria itu dan mencoba untuk berbicara di depan pria itu.Namun saat dia melihat pria itu dia menjadi terkejut.Kedua bola mata pria itu tampak kosong,bahkan tidak ada pupil di mata pria itu.
"Apa-apaan ini?!Hei...'tidak lama kemudian ksatria yang lain juga terbangun,mereka juga berjalan seperti ksatria sebelumnya."Coba kau periksa temanmu yang lain.Beritahu jika mata mereka juga berubah."
"B-Baik!"Ksatria yang Kira bawapun bergegas berlari mendekati ksatria lainnya.
Dia kemudian melihat kedua bola mata temannya.Dia terkejut karena mereka tampak tidak mempunyai pupil.Diapun mencoba untuk memeriksa ksatria yang lain.Namun mereka semua sama saja tidak ada sedikitpun yang berbeda.Diapun bergegas berlari ke arah Kira untuk melapor.
"Mata mereka semua berubah.Bagaimana dengan yang ini?"
"Dia juga berubah,dia tampak kosong sekarang."Kira kemudian membuat jarak dengan kesatria itu.
"Tuan apa yang kau lakukan?"
"Aku hanya mencoba untuk sedikit kasar pada mereka."Kira kemudian mengayunkan tinju ke wajah kesatria yang ada di depannya.Namun Kira tidak melayangkan semua tinjunya.Dia menghentikan tinjunya tepat di wajah kesatria itu.Namun kesatria itu tidak bergeming sedikitpun."Jadi ini bukanlah akting,ikuti aku kita coba lihat penduduk."
Mereka kemudian berjalan ke setiap rumah penduduk.Mereka mencoba memeriksa satu-persatu setiap orang.Dan semua mengalami hal yang sama.Kira mencoba untuk melambai-lambaikan tangannya di depan wajah mereka.Namun juga tidak memberikan respon apapun.Karena tidak menemukan apapun dia keluar dari rumah tersebut.{Tadi itu adalah yang terakhir,semua juga mengalami hal yang sama.}
"Bagaimana disana?!"Kira berteriak pada ksatria yang baru saja keluar dari rumah warga.
"Mereka juga sama!"
"Sial,aku juga tidak menemukan Chors dimanapun.Jadi dia benar-benar diculik ya?Aku harus tunggu Ema saja terlebih dahulu."
Di tempat lain,Ema melihat elang terbang diatasnya.Dia kemudian mengulurkan tangannya pada elang tersebut.Saat elang itu bertengger di tempatnya,Ema mengambil surat yang ada di kaki elang itu.Dia kemudian membaca surat tersebut.Ema terkejut karena membaca surat itu.
Ema kemudian berlari ke dalam desa dengan tergesa-gesa.Para kesatria kebingungan karena melihat Ema yang berlari dengan tergesa-gesa.
"Ada apa nona?!"Mendengar kesatria yang berbicara padanya,Ema menghentikan larinya dan berlari ke arah kesatria.
"Kalian membawa kuda bukan kemari?"
"Benar,ada apa memangnya?"
"Bawa aku ke kuda kalian."
"Ada apa nona?"
"Cepat!"Karena teriakan Ema membuat kesatria itu berlari ke arah kudanya.
Kesatria membawa Ema ke tempat mereka menaruh kudanya.Tanpa basa-basi Ema langsung naik ke atas kuda itu.Kesatria masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Ada apa sebenarnya nona?"
"Sepertinya temanku menemukan penculiknya."
"Benarkah,kalau begitu kami ikut."
"Tidak."Ema kemudian pergi dengan kudanya."Jaga desa ini dengan baik!Kita tidak tahu apakah mereka akan berhenti disana saja atau tidak!"
Ema sudah pergi dengan kudanya selama tiga puluh menit lebih.Dia merasa dengan kecepatan seperti ini dia tidak akan sampai tepat waktu.
"Aku tidak punya pilihan lain lagi.Jika aku terlalu lama membuat mereka menunggu bisa-bisa penculik itu menghilang."
Ema kemudian menghentikan kudanya.Dia kemudian mengikatkan kudanya pada sebuah pohon.Ema melihat ke arah langit dan menarik nafasnya dengan panjang.
"Semoga kau baik-baik saja disini kawan."Ema kemudian melangkah dengan [Hurricane Steps]."Aku harap aku dapat bertahan hingga sampai sana."
Dengan menggunakan sihirnya Ema dapat mempersingkat waktunya.Hanya dalam satu jam Ema sudah dapat melihat desa tempat Chors bertugas.Namun menggunakan sihir tentu saja ada kekurangannya.Ema harus menggunakan hampir semua mana yang dia miliki untuk sampai.Dan saat ini Ema sudah sangat kelelahan.
Ema sudah dapat melihat Kira yang menunggunya namun Ema sudah hampir pada batasnya.{Sedikit lagi,sedikit lagi aku akan sampai.Kumohon bertahanlah!}Satu langkah lagi Ema dapat sampai di tempat Kira.Tapi dengan mana yang dia punya,dia hanya akan bunuh diri jika memaksakannya.Karena itu Ema membiarkan dirinya terjatuh ke tanah.
*bruk!*
Kira yang masih menunggu kedatangan Ema mendengar suara seperti ada yang jatuh.Diapun melihat ke arah asal suara,Kira terkejut karena melihat Ema tergeletak di tanah.
"EMA!"Kira segera berlari ke arah Ema.
Kira langsung mengangkat kepala Ema.Mata Ema sudah menjadi sedikit berkunang-kunang karena kelelahan.Telinganya berdengung sesaat,dia dapat melihat Kira dengan buram.Kira tampak berbicara padanya namun dia tidak dapat mendengar apa-apa.Beruntungnya itu semua hanya terjadi sesaat.Ema kemudian dapat melihat dengan jelas wajah Kira yang tampak khawatir.
"EMA,EMA!"
"Diam bodoh aku dapat mendengarmu."Ema berbicara dengan suara yang pelan.
"EMA!"Kira langsung menunjukannya senyumnya karena melihat Ema dapat berbicara.
"Bantu aku berdiri terlebih dahulu."Kirapun membangunkan Ema.
"Apa kau tidak apa-apa?"
"Tenang,aku baik-baik saja.Aku hanya kelelahan,bagaimana situasinya sekarang?"
"Tiba-tiba orang-orang yang ada di desa ini tampak aneh."
"Aneh?"
Kirapun membawa Ema ke tempat penduduk desa.Dia memperlihatkan apa yang terjadi pada mereka semua.Kira juga menceritakan bagaimana mereka tiba-tiba bisa menjadi seperti itu.Ema kebingungan karena dia tidak pernah melihat ini sebelumnya.Dia kemudian mencoba melambai-lambai namun mereka tampak tidak meresponnya.
"Jadi kau bilang mereka tiba-tiba bangun dan langsung dalam keadaan seperti ini?"
"Iya."
"Aku belum pernah melihat seperti ini sebelumnya aku akan coba untuk melihatnya dengan mataku."
Ema kemudian melihat para penduduk dengan mata mana.Dia melihat ada sesuatu yang aneh pada para penduduk.Walau samar-samar,tapi Ema yakin melihat seperti ada sebuah kabut ungu yang berputar di atas kepala mereka.
"Ada yang aneh dengan mereka."
"Apa kau menemukan sesuatu?"
"Aku melihat ada sebuah kabut ungu di kepala mereka."
"Benarkah?Lalu apa kau tahu cara menghilangkannya?"
"Tidak."Ema menggeleng-gelengkan kepalanya."Omong-omong apa kau melihat Chors?Aku tidak melihatnya sejak disini."
"Aku juga tidak ada melihatnya,mungkin saja dia sudah di culik."
"Begitukah?Dia yang membuat rencana dan dia juga yang diculik.Coba bantu aku berjalan sekitar,aku akan mencoba melihatnya dengan mataku.Mungkin saja aku dapat menemukan sesuatu."
Kira dan Ema mencoba untuk berkeliling di dekat desa,tidak ingin tertinggal kesatria yang Kira bawapun mengikuti mereka.Ema mencoba melihat hutan itu dengan seksama.Dengan memakai mata mananya terus menerus membuatnya semakin kelelahan.
Saat mereka berjalan ke sudut lainnya,Ema melihat sesuatu yang berbeda.Dia melihat salah satu pepohonan di depannya tampak seperti sedang bergetar sebentar.Ema menjadi semakin penasaran.Ema mencoba melihatnya lagi dan dia melihat pepohonan yang ada di depannya bergetar.Ema kemudian mencoba melihatnya dengan mata biasa.Saat dia melihat dengan mata biasa,pepohonan di depannya tampak tidak bergetar.
"Kira coba kita berjalan lurus ke depan dari sekarang."
"Memangnya ada apa?"
"Sepertinya aku menemukan sesuatu."
Mereka berjalan terus lurus ke depan.Semakin lama mereka berjalan,semakin bergetar juga lingkungan di sekeliling Ema.Hingga akhirnya Ema melihat getaran itu seperti membentuk sebuah lingkaran di depan mereka.
"Kira bisakah kau coba untuk arahkan sihirmu ke depan?"
"Tentu."
Kira mengarahkan tangannya ke depan.Dia kemudian mengeluarkan [Fire Spear].Saat [Fire Spear] mengenai tempat yang Ema tunjuk,udara di sekitarnya tampak bergetar dengan keras.Emapun ingin Kira mencoba sesuatu.
"Kira bisakah kau keluarkan sihir yang jauh lebih kuat?"
"Tentu saja,hei tolong pegangi dia."Kira meminta kesatria yang dia bawa untuk membawa Ema.
Kira kemudian memfokuskan mananya.Dia kemudian membuat [Sky Thunder Spear] hanya dengan sekali lihat,Ema dapat yakin kalau sihir Kira sudah mengalami peningkatan.Kira kemudian melemparkan sihir miliknya ke depan.
*duar*
Tepat di depan mereka terjadi sebuah ledakan.Kesatria yang melihat itu terkejut,dia mengetahui kalau Kira pastilah orang yang kuat.Tapi dia tidak menyangka Kira sekuat itu.Namun saat asap dari ledakan itu menghilang,tidak ada yang terjadi pada pepohonan yang di depan mereka.Malahan muncul sebuah rumah kecil di tengah pepohonan itu.Kira dan kesatriapun melihat ke arah Ema.
"Jangan tanya aku,aku juga tidak tahu kenapa bisa ada rumah disana.Tapi sejak tadi memang terasa aneh disana.Sekarang kita coba masuk ke dalam.Aku harap kau mengerti keadaanku Kira.Dengan mana yang aku punya,aku tidak dapat bertarung."
"Baiklah."Mereka kemudian masuk ke dalam rumah tersebut.