Chereads / Demon Become Hero / Chapter 136 - Chapter 136

Chapter 136 - Chapter 136

Setelah mendapatkan petunjuk dari Wine.Mereka melakukan latihan sesuai dengan arahan Wine.Sudah berhari-hari mereka melakukan pelatihan namun mereka masih belum mendapatkan sebuah peningkatan.Chors yang sudah mencoba berkali-kali untuk menghentikan air terjun akan tetapi dia masih belum membuahkan hasil.Chors bahkan terkadang tidak pulang dan tetap berada di air terjun.

Wine yang sedang senggang memakai waktunya untuk melihat perkembangan latihan mereka.Pertama dia mendatangi Chors,saat dia datang Chors masih meninju air terjun dengan sekuat tenaga.Chors memang dapat menghentikan air terjun sesaat namun dia hanya dapat mengehentikan di sekitar area yang dia pukul.Dan Chors sudah membuat banyak lubang di dinding air terjun.

"Sepertinya kau masih belum ada peningkatan ya?"Wine berbicara dengan nada yang mengejek."

"Ini sudah menjadi lebih baik dibandingkan yang terakhir kali."Chors berhenti memukul air terjun.

"Bagiku itu tidak ada peningkatan sama sekali.Dan juga kau sepertinya tidak mengerti apa yang aku bicarakan ya?"

"Apa maksudmu?"

"Aku sudah memberitahumu untuk mencoba memindahkan sihir yang sudah kau fokuskan pada area tertentu ke area lainnya?"

"Bukankah itu tahap selanjutnya?"

"Tahap selanjutnya?Memangnya aku pernah mengatakan itu?Kau terlalu fokus pada satu area dan tidak menyebarkan dengan baik.Aku memintamu untuk melakukan itu agar dapat menyesuaikan kemampuanmu.Coba pejamkan matamu dan rasakan sihir milikmu.Aku tidak menyangka sampai harus memberikan arahan sedetail ini."

Chors kemudian mencoba untuk memejamkan kedua matanya.Dia mengalirkan sihirnya pada tangan kananya.Wine yang dapat melihat mana yang terkumpul pada tangan kanan Chors kemudian memberikan sebuah arahan.

"Sekarang kau coba pindahkan sihir itu ke kakimu."

Chors mencoba untuk memindahkannya,namun dia tidak dapat memindahkan semua sihir itu dengan cepat.Dia membutuhkan waktu untuk memindahkan sihirnya ke kakinya.

"Terlalu lama!Kau tidak akan bisa bertarung dengan baik jika selama itu!Kembalikan sihir itu ke tanganmu.Saat kau sudah mengumpulkan di tanganmu kau coba untuk tinju air terjun itu.Tapi saat tinju itu bergerak kau harus dapat menyebarkan sebagian sihirmu ke udara."

"Udara?"

"Lakukan saja!"

Chors memejamkan kedua matanya dan mengumpulkan kembali ke dalam tangannya.Dia kemudian melayangkan tinju ke arah air terjun.Dengan waktu yang sesingkat itu dia hanya dapat mengarahkan sebagian kecil dari sihirnya ke udara.

*splash*

Chors mendapatkan banyak cipratan air.Dia kemudian membuka matanya,dia dapat melihat tinjunya mempunyai jangkauan yang lebih besar.Tidak hanya itu goresan yang dia timbulkan di dinding juga lebih kecil dari sebelumnya.

"Tidak perlu berterima kasih padaku.Aku akan memperbaiki dinding itu."Wine kemudian menggunakan sihirnya dan membuat dinding air terjun kembali seperti semula."Berlatihlah dengan baik,sekarang aku akan melihat teman-temanmu."Wine meninggalkan Chors.

Chors masih tidak mempercayai kalau dia mendapatkan peningkatan.Dia tidak dapat berhenti tersenyum bahagia.

"Haah...haah..."

Dari kejauhan Wine dapat mendengar suara nafas Ema yang terengah-engah.Dia kemudian berjalan ke tempat latihan Ema.Ema sedang terkapar di tanah dengan kelelahan.Wine kemudian mencoba untuk melihat mana yang ada di dalam Ema.

"Sepertinya kau tidak mengalami peningkatan sama sekali."

"Darimana kau mengetahuinya?"Ema berbicara dengan nafas yang terengah-engah.

"Lihatlah sendiri,Kira bilang kau dapat melihat mana dengan matamu."

Ema kemudian mencoba melihat mana yang ada di dalam tubuhnya.Ema melihat mana miliknya masih banyak.Dia tidak menyangka dengan keadaan selelah itu,mana yang dia miliki masih sebanyak itu.

"Dengan mata yang kau miliki,kau mempunyai keuntungan lebih banyak dibandingkan orang lain.Kau dapat mengetahui jumlah manamu.Orang-orang pada umumnya hanya dapat merasakan mana mereka dan tidak dapat melihatnya."

"Sebenarnya aku perlu berapa banyak lagi harus memakai manaku?"

"Untuk saat ini kau cukup berhenti saat kau merasa lelah.Tapi dengan matamu kau dapat berhenti saat mana yang ada di dalam tubuhmu hanya sebesar kepalan tanganmu.Lanjutkanlah latihanmu sekarang."

Wine kemudian meninggalkan Ema,dia kembali ke arah mansion.Wine berjalan dengan wajah kesal.

"Sial diantara mereka berdua masih belum ada peningkatan.Aku harap Kira mempunyai peningkatan."

Di dalam hutan Kira sedang berjalan.Kira berjalan sambil menghela nafasnya.Dia sudah berhari-hari berjalan untuk mencari monster.Tapi dia tidak dapat menemukan monster apapun.Kira bahkan menjadi ragu dengan hutan yang ada di dekat mansion.

"Apa di dalam hutan ini masih tersisa monster?Kalau seperti ini terus aku tidak dapat melakukan latihan.Dan kalau memakai pohon aku tidak tahu berapa banyak pohon yang harus aku habiskan."

Saat dia sedang berjalan,Kira mendengar sebuah roda yang sedang berjalan.Kira menjadi kebingungan karena mendengar suara tersebut.{Roda?Apakah ada sebuah kereta kuda di dekat sini?Tapi kenapa mereka pergi sejauh ini?}Karena penasaran Kira mencoba untuk mencari asal-usul dari suara tersebut.

Mengikuti suara itu membawanya jauh lebih dalam.Setelah suara itu menghilang Kira kemudian berlari ke arah terakhir dari asal suara tersebut.Dia kemudian bersembunyi di semak-semak dan melihat apa yang terjadi.

"Hei apa kau yakin ini tidak apa-apa?"

"Tidak perlu takut,jika kita memakainya juga harganya sama sekali tidak akan turun.Kau awasilah keadaan aku akan memakainya terlebih dahulu."

Kira melihat dua orang pria yang sedang ingin memperkosa seorang gadis kecil.Gadis kecil itu tampak tidak memberikan perlawanan sedikitpun.Melihat itu membuatnya teringat pada Ema.Kira menjadi sangat kesal melihat kelakuan dari kedua orang itu.

"Hentikan itu sekarang juga."Kira berjalan keluar dari semak-semak.

Pria yang sedang membuka baju milik gadis itu menghentikan tangannya.Mereka kemudian melihat ke arah Kira.Mereka menunjukan wajah kesalnya pada Kira.

"Hei bocah sebaiknya kau kembali dan tidak anggap saja ini tidak pernah terjadi."Pria itu kembali mencoba membuka baju gadis itu.

"Hentikan itu sebelum aku bertindak."

"Apa pedulimu?Lagi pula gadis ini akan segera menjadi budak.Pergilah jika kau memang menginginkannya belilah gadis ini dari tangan kami."

Mendengar kata budak membuat Kira menjadi lebih kesal.Kira berjalan ke arah mereka dengan perlahan-lahan.Salah satu dari pria itu kemudian menarik pedang miliknya.

"Berhenti disana!Kami adalah petualang peringkat C.Dan sekarang aku sedang tidak ingin membunuh siapapun sekarang."

"Memangnya aku peduli?"Kira berlari ke arah pria itu.

Saat Kira mendekat pria itu langsung mengayunkan pedangnya.Dengan ayunan selambat itu membuatnya dapat dihindari dengan mudah.Setelah menghindar Kira menaruh tangannya pada tubuh orang itu.

"[Fire Spear]."

*duar*

Melihat temannya yang terkena ledakan,pria lainnya pergi dari gadis itu.Dia kemudian mengarahkan tangannya ke depan.

"[Fire Ball]."Pria itu membuat sebuah bola api di tangannya.

Kira hanya menatap dengan remeh pada bola api itu,dia tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Bagaimana apa kau ketakutan sekarang?!"Pria itu melemparkan bola api ke arah Kira.

Kira hanya menjentikkan jarinya.Kemudian muncul lima buah [Fire Spear].Sihir milik pria itu bukanlah apa-apa dibandingkan milik Kira.Sihir Kira menghancurkan [Fire Ball] milik orang itu dan melesat dengan cepat ke arah pria itu.

"TIDAK!"

Pria itu kemudian menjadi hangus.Kira langsung menghampiri gadis itu.Dia melihat gadis itu dengan tatapan yang aneh.Dia tidak pernah melihat orang dengan telinga yang panjang dan juga runcing.Tidak hanya itu warna rambut dari gadis itu sangatlah unik.Gadis itu mempunyai rambut berwarna perak.

"Kau sudah bebas sekarang."Kira kemudian mengarah ke mayat-mayat petualang tadi.

Kira kemudian menyerap kedua orang itu dengan aura hitam miliknya.Kira kemudian berbalik dan melihat gadis itu berada di belakangnya.Kira menjadi kebingungan.

"Apa yang kau lakukan?Kau sudah bebas,kau dapat kembali ke rumahmu."Gadis itu tidak menjawab Kira sama sekali.

Kira kemudian berjalan meninggalkan gadis kecil itu.Kira berjalan kembali ke mansionnya dan hari sudah menjadi sore.Kira melihat ke belakang dan dia masih melihat gadis kecil itu mengikutinya.Kira berjalan mendekati gadis kecil itu.

"Kau sudah bisa pulang sekarang,"Kira berbicara sambil jongkok."Kenapa kau tidak pulang?Apa kau tidak mempunyai rumah?"

Gadis itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.Kira kemudian melihat kembali gadis itu dengan seksama.Gadis itu mempunyai mata yang tampak kosong.Tubuh gadis itu juga tampak sangat kurus.

"Haah...."Kira menghela nafasnya,dia kemudian kembali berdiri."Ikutlah denganku."Kira mengulurkan tangannya pada gadis itu.

Gadis itu kemudian memegang tangan Kira.Kira membawa gadis itu ke mansionnya.Saat dia masuk ke dalam,Chors juga baru saja kembali dari latihannya.Mendengar pintu terbuka,dia melihat ke arah Kira.Melihat Kira yang membawa anak kecil membuatnya membatu.

"Aku pulang."Ema juga kembali.

Ema yang baru saja pulang juga ikut membatu melihat Kira membawa gadis kecil itu.

"KIRA DARIMANA KAU MENDAPATKAN GADIS KECIL ITU!"Ema berteriak dengan kencang.

"Aku menemukannya di jalan."

"Kira kau tidak mengambil anak itu dari orang tuanya bukan?"Chors bertanya dengan tatapan yang tajam.

"Tentu saja bukan."

"Kalau begitu jelaskan sekarang juga."Chors dan Ema menunjukan tatapan yang tajam.

Kira kemudian mencoba untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Chors dan Ema.Ema yang mendengar cerita itu membuatnya merasa kasihan.Ema kemudian mencoba untuk mendekati gadis kecil itu.Saat Ema mendekat tangannya,gadis itu langsung bersembunyi di belakang Kira.Ema kemudian mengelus kepala gadis itu dan menunjukan senyuman.

"Apa kau benar-benar tidak memiliki rumah?"

Gadis itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.Ema kemudian memanggil salah satu dayang dan memintannya untuk membersihkan gadis itu.Pada awalnya gadis itu tidak ingin pergi,dia memeluk Kira dengan erat.Kira kemudian mencoba untuk meyakinkan gadis itu.

"Tidak perlu khawatir.Mereka tidak akan menyakitimu."

Mendengar Kira,gadis itu kemudian melepaskan pelukannya dan pergi mengikuti dayang.

"Aku tidak menyangka kau akan menemukan elf."Chors berbicara dengan heran.

"Elf?"

"Elf adalah salah satu ras agung,walau tidak seagung malaikat tapi mereka tetap dianggap sebagai ras agung karena melindungi hutan.Mereka juga mempunyai mana yang sangat banyak dan juga umur panjang.Dilihat dari tubuhnya sepertinya gadis itu baru berumur empatbelas atau limabelas tahun.Apa kau tahu nama gadis itu?"

"Tidak,sejak aku menemukannya dia tidak berbicara sedikitpun."

Setelah gadis itu selesai mandi,dia langsung berlari ke arah Kira.Dia kembali bersembunyi di balik Kira.Ema mencoba untuk mendekati gadis itu.

"Apakah kau mempunyai nama?"Gadis itu tidak menjawab Ema.

Kira kemudian menunduk dan bertanya pada gadis itu.

"Apa kau mempunyai sebuah nama."Gadis itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ema sedikit kesal karena gadis itu hanya menjawab Kira.

"Apakah kita akan memberikannya nama?"Chors bertanya pada Ema dan Kira.

"Sepertinya kita memerlukan nama untuknya."

Ema kemudian mencoba untuk berpikir.

"Bagaimana dengan Alice?"Ema memberikan usulan.

Karena terdengar bagus,Kira mencoba bertanya pada gadis itu.

"Apa kau menyukai nama itu?"Gadis itu kemudian mengangguk-anggukan kepalanya."Kalau begitu Alice,kau dapat tinggal disini selama yang kau mau."

Sejak saat itu Alice tinggal di mansion,karena ingin berguna untuk Kira.Alice mencoba untuk menjadi seorang dayang.